Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mau Tengok Gaya Pasar Rakyat di Italia? Silakan Baca Artikel Ini

17 Januari 2017   20:50 Diperbarui: 22 Januari 2017   08:56 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto; Pasar Rakyat di Italia,tampak bersih dan apik,tak ada sampah terserak dan tidak ada genangan air./foto tjiptadinata effendi

Sudah Pernah Berkunjung ke Pasar Rakyat di Italia? Kalau Belum,Silakan Baca Tulisan ini

Kompasianer yang berdomisili di Italia,setahu saya adalah Pak Gordi,yang tinggal di kota Parma. Saya dan istri, baru 3 kali berkunjung ke Italia,karena ada adik kami disana,yakni Margaretha,yang bersuamikan Sandro, orang Italia dan tinggal di Padova. Kota kecil yang hanya berjarak tempuh sekitar 30 menit berkendara ,dari Venesia,yang terkenal dengan Gondolanya.

Disamping itu,masih ada satu lagi adik kami ,Suster Anna, yang sudah 3 tahun tinggal  di asrama biarawati di Italia. Setiap kali kami berkunjung,selalu memilih musim panas,karena adik kami Margaretha dan suaminya libur musim panas. Kami di jemput di kota Roma, bersama Pastor Stradioto, yang dulu pernah tinggal beberapa tahun di kota Padang.

Dari sini,kami dibawa jalan terus,ke Italia selatan, hingga ke Pulau Sisilia,yang terkenal dengan Mafia nya .Kami singgah dan bermalam dibeberapa kota ,sambil beristirahat,sekaligus memanfaatkan waktu,untuk berkeliling disetiap kota. Dan tentunya tidak lupa berkunjung ke Pasar Rakyatnya..Apalagi secara psikologis ,saya dan istri sangat kental dengan pasar rakyat,karena pernah selama tujuh tahun memainkan peran,sebagai penjual kelapa di pasar rakyat 

jangan takut terkecoh,terbeli buahan busuk,Karena buahan yang penyok sedikit saja,sudah di keluarkan oleh penjualnya/tjiptadinata effendi
jangan takut terkecoh,terbeli buahan busuk,Karena buahan yang penyok sedikit saja,sudah di keluarkan oleh penjualnya/tjiptadinata effendi
Tinggal Dekat Pasar Rakyat

Karena kami bertepatan tinggal di Kota Calabria, yang lokasinya sangat dekat dengan pasar rakyat,maka dengan berjalan kaki beberapa menit saja, kami sudah tiba di pasar rakyat .Menurut saya ,pasar ini sangat unik ,karena :

  1. hanya buka sekali seminggu
  2. semua menggunakan kendaraan
  3. mereka bukan pedagang,melainkan warga yang berjualan

Karena mereka berjulan disini,bukan lantaran tuntutan kebutuhan dapur,melainkan sebagai refreshing dan menambah kegembiraan hidup

keju,roti dan kue ,serta kerajinan tangan,semuanya ;'home made
keju,roti dan kue ,serta kerajinan tangan,semuanya ;'home made
jadi sore hari,pasar ,kembali kefungsi awalnya,karena semua barang dagangan sudah dikemas dan dimasukkan kedalam kendaraan masing masing,serta dibawa pulang. Kalau di Australia, kata yang paling sering didengar adalah :"good morning ,how are you?' ,maka disini yang paling sering diucapkan adalah :'Buongiorno... grazie... cau ..." Kehangatan suara mereka ,menunjukkan bahwa pada umumnya orang disini,menyambut para calon pembeli dengan sangat antusias.

Hanya saja, serasa ada yang kurang,yakni ,tidak seperti di pasar pasar rakyat di Indonesia,maupun di Australia, dimana ada tawar menawar antara calon Pembeli dan Penjual,disini tidak dapat dipraktikkan. Karena semua barang yang dipajang,sudah ada label harga dan tidak dapat ditawar lagi.

italia-5-587e1ec9f77e61930b8dfc55.jpg
italia-5-587e1ec9f77e61930b8dfc55.jpg
Tapi karena harga rata rata barang barang disini,jauh lebih murah dibandingkan berbelanja di Super Market,maka tentu saja,orang lebih suka berbelanja disini. Apalagi semua buah yang dipajang adalah fresh from the garden. Buahan yang masak dibatang,tentu jauh lebih nikmat,dibandingkan buahan yang matang,karena di peram.

Barang barang yang dipajang untuk dijual disini sangat lengkap. Mulai dari buahan segar dari kebun sendiri, sayuran, keju, ham, hingga barang barang kebutuhan akan pakaian dan perhiasan imitasi .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun