Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hindari Hidup dalam Kepura-puraan

15 Januari 2017   10:30 Diperbarui: 16 Januari 2017   09:12 2905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto :koleksi pribadi tjiptadinata effendi

Hindari Hidup Dalam Kepura Puraan

Pura pura atau dalam bahasa Inggeris disebutkan :"Pretend", kalau dalam kontek sebuah  pementasan sandiwara adalah sah sah saja. Maupun dalam acara lawakan,dapat dikatakan Pelaku atau Pemainnya, menampilkan kepura puraan. Kalau dalam sebuah pementasan drama kepura puraan diperlukan, untuk memancing emosi para penonton,agar ikut larut dalam kisah yang dipentaskan.

Bahkan kalau penonton,ikut menangis saking haru nya,maka dapat dikatakan pementasan drama,berlangsung sukses.Tapi bilamana pementasan drama,para penonton malahan ketawa terbahak bahak, maka pementasan drama sudah menggalami kegagalan total. Karena tidak mencapai tujuannya.

Sementara itu ,dari sudut lawakan,Badut atau Pelawak,harus mampu menciptakan kepura puraan,sehingga mendorong para penonton untuk ketawa terpingkal pingkal. Kendati pada saat itu,mungkin saja, istrinya atau anaknya lagi terbaring di rumah sakit atau bahkan dirinya sendiri yang sedang menderita, tak boleh ditampilkan dalam lawakan. Karena memang seorang Pelawak atau Badut, di bayar dan dituntut, untuk dapat membuat para penonton ketawa dan terhibur.

Jangan Sampai Terbawa Dalam Kehidupan Nyata

Akan tetapi,kita menyaksikan ,lebih banyak orang yang bukan pemain sandiwara dan juga bukan pelawak ataupun badut,tapi memainkan kepura puraan dalam perjalanan hidupnya,dalam berinterkasi dalam hidup bermasyarakat. Begitu piawainya memainkan peranannya,sehingga jangankan orang lain,atau kenalan,bahkan orang orang terdekatnya pun,tidak mengenal,sesungguhnya siapa adanya dirinya yang sejati.

Hidup dalam kepura puraan adalah identik dengan hidup dalam kepalsuan. Hidup dalam kepalsuan adalah menipu diri sendiri dan menipu orang lain. Berpura pura baik,tampil menolong orang, membagikan ini dan itu,tapi sesungguhnya, apapun yang dilakukannya adalah dalam konteks memainkan perannya,yakni mencapai sesuatu yang menjadi tujuannnya. Memberi,karena mengharapkan balasan, menolong, agar mendapatkan imbalan yang menguntungkan. Tampil sebagai orang bijak dan tebar pesona,hanyalah untuk meraih popularitas diri belaka.

Suatu Waktu, Wajah Asli  Pasti Akan Tampak

Sehebat apapun seseorang memainkan peranannya,dalam menciptakan kepura puraan,suatu waktu entah karena apa,pasti akan ketahuan  siapa sesungguhnya dirinya yang sejati. Bila menonton kisah kisah Tiongkok Kuno,yang menggambarkan .bagaimana seekor siluman srigala,berhasil menipu begitu banyak orang,sehingga diangkat menjadi pemuka masyarakat, ternyata suatu waktu,ketika mencium bau daging,maka wajah aslinya sebagai srigala muncul kepermukaan .Dan  ketahuanlah bahwa ,sesungguhnya ia bukan manusia baik baik,melainkan seekor srigala yang  menyamar dalam ujud manusia.

Always Be Your Self

Hidup itu akan menjadi perjalanan yang indah, walaupun mungkin kita tidak hidup dalam tumpukan harta,selama kita mampu menjadi diri kita sendiri. Tampil apa adanya. "Inilah diri saya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun