Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Mengatasi Home Sick

27 April 2017   19:24 Diperbarui: 28 April 2017   04:00 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ini bukti bahwa nama saya sudah terdaftar sebagai perserta Kursus Bahasa Inggeris di Worker Educational Association| Dokumentasi pribadi

Siapapun yang pertama kali keluar negeri untuk jangka waktu panjang pasti akan mengalami home sick. Pengertian home sick berbeda-beda, tergantung pada masing-masing orang. Ada yang rindu akan keluarga yang ditinggalkan, ada yang rindu kampung halalam, bahkan ada juga yang unik, yakni rindu pada anjing dan kucing kesayangannya.

Masa-masa yang paling sulit dilalui adalah selama bulan bulan pertama. Yang merasakan home sick jangan dikira cuma anak sekolah atau mahasiswa yang lagi study di luar negeri, tetapi juga merambah semua usia. Tidak membedakan pria dan wanita.

Berkali-kali, saya ditelpon oleh teman sesama orang Indonesia yang menanyakan gimana kami berdua bisa berlama-lama di Australia. Karena ada yang istrinya baru tiga minggu sudah minta pulang kembali ke Indonesia karena rindu anak-anak. Ada juga dosen dari Tafe yang ibunya baru sebulan di sini sudah tidak tahan lagi dan ingin pulang. Alasannya sama, yakni rindu akan teman-teman karena disini tidak ada siapa-siapa yang dapat diajak ngobrol.

Pengalaman Diawal Tinggal di Australia'

Sejak kami mulai menetap di Australia, kami juga mengalami home sick. Rindu rumah, rindu cucu-cucu di indonesia, rindu teman-teman, rindu sate Padang, rindu dendeng balado. Karena itu, kami mulai menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan selain dari bergabung dengan Senior Club, ikut club kegiatan sosial, berkebun, olahraga, membaca dan menulis. Selain itu, saya dan istri juga bergabung ikut kursus Bahasa Inggris di dua tempat, yakni secara resmai terdaftar di Pemerintahan Australia adalah di WEA -Worker Educationanl Association dan satu lagi di Ilawarra Multicutural Service.

Kalau di WEA, hanya bagi yang sudah mendapatkan Permanent Residence sedangkan yang di Ilawarra Multicultural Service siapapun boleh bergabung dan tidak ada kewajiban untuk membayar apapun. Hanya saja sewaktu ada morining tea, di mana seluruh yang ikut kursus boleh minum secangkir kopi atau teh dan makanan kecil maka diminta untuk menyumbangkan satu atau dua dolar, tapi bukan merupakan kewajiban.

Tidak ditanya warganegaranya apa, sudah penduduk Australia atau belum, apa lagi ditanya tentang agama bukanlah sesuatu yang lazim di sini.

Pagi jam 09.00 kami sudah keluar rumah untuk belajar dari satu tempat ketempat lainnya. Pulang kursus, ikut berbagai kegiatan sosial  dan pulang ke rumah, masih ada kegiatan berkebun. Tanpa terasa sudah sore. Dengan jalan mengisi seluruh waktu secara padat, maka tanpa sadar masa-masa sulit dari home sick sudah terlewati dengan baik.

Gambaran  tentang Kursus Bahasa Inggris

Dalam kelas bahasa inggris ini berkumpul dari berbagai suku bangsa di dunia yang datang ke Australia karena berbagai sebab.Ada yang datang kesini, karena mendampingi suami yang lagi tugas mengajar, pengungsi atau korban perang, karena alasan pribadi.

Bertemu dengan beragam suku bangsa didunia, berkenalan dan kemudian menjalin persahabatan sungguh merupakan kebahagiaan tersendiri, Sekaligus kesempatan untuk belajar tentang ilmu kehidupan dari mereka, Mendengarkan kisah-kisah sedih atau menyeramkan dari mereka yang mengungsi ke Australia karena menjadi korban perang di negerinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun