Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bila Hidup Terpuruk ke Titik Nadir

27 April 2017   21:02 Diperbarui: 28 April 2017   06:00 2532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika Hidup Terpuruk keTitik Nadir

Dulu ,saya mengira,bahwa kata:" nadir" berasal dari kosa kata bahasa Arab,karena mirip mirip bunyinya dengan "takdir" .Ternyata perkiraan saya bukan hanya meleset,tapi salah total,karena kata "nadir" adalah kosa kata yang terdapat dalam kamus bahasa Inggeris. Penulisannya,persis sama,hanya saja melafazkannya,berbeda,yakni :"Neidi"

Artinya sama,yakni dimana kehidupan seseorang ,begitu terpuruknya,hingga tiba di titik nadir. Seperti terkurung dalam jurang yang dalam,dan seakan tidak ada lagi jalan untuk dapat keluar dari penderitaan hidupnya.

Orang yang mengalami hidup dititik nadir,berpotensi menjadi :

  • putus asa dan mati perlahan lahan
  • atau mengambil jalan pintas,mengakhiri deritanya dengan bunuh diri

Sebagai orang waras,tentu saja kita tidak akan memilih salah satu dari antara keduanya,karena tidak satupun yang baik. Tapi berada dalam tekanan hidup yang bertubi tubi,sudah jatuh dihimpit tangga dan masih ditimpa atap lagi,maka secara tanpa sadar ,dapat menyebabkan orang kehilangan pikiran warasnya. Hingga mengambil keputusan yang menurut kita adalah sesat,tapi menurut orang yang melakukannya,adalah cara terbaik,untuk mengakhiri deritanya.

Jangan Menunggu

Karena itu,untuk mengantisipasi agar jangan pernah kita terjebak dan terpuruk hingga ke titik nadir,perlu ada upaya dan tekad yang kuat,untuk dapat bangun dari keterpurukan.Jangan menunggu,karena menunggu,berarti membiarkan kesempatan yang ada berlalu,tanpa melakukan usaha apapun.

Menunggu berarti bersikap apatis atau masa bodoh.yang akan mengakibatkan semakin lama akan semakin terpuruk.

Temukan Titik Balik

Bila hidup kita terpuruk dan seakan segala galanya sudah berakhir, jangan pernah  menyerah.Bangun dan bangkitlah,temukan titik balik ,yang dapat mengubah hidup kita.Setiap orang memiliki cara dan gaya ,serta jalan tersendiri,dalam menemukan titik balik dalam kehidupan ini. Bagi saya pribadi,titik balik saya adalah ketika mulai berbisnis dibidang biji kopi,untuk pertama kalinya dalam hidup .Saya mulai dengan mengumpulkan sedikit demi sedikit di kampung kampung dan berhasil mengumpukan satu karung kopi,yang beratny sekita 100 Kg.Ternyata dari satu karung kopi ini saja,saya mendapatkan keuntungan sebesar tiga bulan gaji sebagai guru.pada waktu itu

Inilah yang menjadi titik balik dalam hidup saya,yang menyemangati saya untuk bekerja keras lagi ,untuk mengubah hidup kami. Dan setelah itu, kalau ketika hidup terpuruk,jam terasa sangat lambat bergerak, setelah itu ,terasa waktu bergerak sangat cepat.

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun