Ketika Hidup Terpuruk keTitik Nadir
Dulu ,saya mengira,bahwa kata:" nadir" berasal dari kosa kata bahasa Arab,karena mirip mirip bunyinya dengan "takdir" .Ternyata perkiraan saya bukan hanya meleset,tapi salah total,karena kata "nadir" adalah kosa kata yang terdapat dalam kamus bahasa Inggeris. Penulisannya,persis sama,hanya saja melafazkannya,berbeda,yakni :"Neidi"
Artinya sama,yakni dimana kehidupan seseorang ,begitu terpuruknya,hingga tiba di titik nadir. Seperti terkurung dalam jurang yang dalam,dan seakan tidak ada lagi jalan untuk dapat keluar dari penderitaan hidupnya.
Orang yang mengalami hidup dititik nadir,berpotensi menjadi :
- putus asa dan mati perlahan lahan
- atau mengambil jalan pintas,mengakhiri deritanya dengan bunuh diri
Sebagai orang waras,tentu saja kita tidak akan memilih salah satu dari antara keduanya,karena tidak satupun yang baik. Tapi berada dalam tekanan hidup yang bertubi tubi,sudah jatuh dihimpit tangga dan masih ditimpa atap lagi,maka secara tanpa sadar ,dapat menyebabkan orang kehilangan pikiran warasnya. Hingga mengambil keputusan yang menurut kita adalah sesat,tapi menurut orang yang melakukannya,adalah cara terbaik,untuk mengakhiri deritanya.
Jangan Menunggu
Karena itu,untuk mengantisipasi agar jangan pernah kita terjebak dan terpuruk hingga ke titik nadir,perlu ada upaya dan tekad yang kuat,untuk dapat bangun dari keterpurukan.Jangan menunggu,karena menunggu,berarti membiarkan kesempatan yang ada berlalu,tanpa melakukan usaha apapun.
Menunggu berarti bersikap apatis atau masa bodoh.yang akan mengakibatkan semakin lama akan semakin terpuruk.
Temukan Titik Balik
Bila hidup kita terpuruk dan seakan segala galanya sudah berakhir, jangan pernah  menyerah.Bangun dan bangkitlah,temukan titik balik ,yang dapat mengubah hidup kita.Setiap orang memiliki cara dan gaya ,serta jalan tersendiri,dalam menemukan titik balik dalam kehidupan ini. Bagi saya pribadi,titik balik saya adalah ketika mulai berbisnis dibidang biji kopi,untuk pertama kalinya dalam hidup .Saya mulai dengan mengumpulkan sedikit demi sedikit di kampung kampung dan berhasil mengumpukan satu karung kopi,yang beratny sekita 100 Kg.Ternyata dari satu karung kopi ini saja,saya mendapatkan keuntungan sebesar tiga bulan gaji sebagai guru.pada waktu itu
Inilah yang menjadi titik balik dalam hidup saya,yang menyemangati saya untuk bekerja keras lagi ,untuk mengubah hidup kami. Dan setelah itu, kalau ketika hidup terpuruk,jam terasa sangat lambat bergerak, setelah itu ,terasa waktu bergerak sangat cepat.
Tjiptadinata Effendi