Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berhentilah Melecehkan Diri

4 Juli 2017   17:02 Diperbarui: 4 Juli 2017   20:15 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: depositphotos

Kalau kita dilecehkan orang lain, baik dalam sikap, tutur kata maupun dalam tulisan ataupun komentar tentunya akan membuat kita tersinggung. Akibatnya, kita bisa marah, tapi tetap diam atau boleh jadi  memutuskan hubungan pertemanan. Yang paling jelek adalah balas melecehkan untuk membalas rasa sakit hati.

Tapi anehnya,cukup banyak orang yang meremehkan dan melecehkan dirinya sendiri. Entah sadar ataupun tidak, tapi sangat sering kita dengarkan bahkan mungkin saja diucapkan oleh salah satu orang terdekat kita.

Salah satu contoh, ketika tadi pagi komunikasi dengan salah seorang putra  teman saya di Jakarta, maka sebelum telpon ditutup, saya katakan " Kapan kapan ke Australia harap kabarkan saya ya. Akan kami jemput dan kita bisa jalan jalan. Ada kendaraan yang dikasih putra kami ." Hal ini saya ucapkan tanpa "hehehehe" artinya serius dan sungguh-sungguh. 

Kami sudah bertemu dengan pak Rudy Geron yang datang bersama istri. Kami sempat jalan-jalan selama tiga hari di kota Wollongong. Begitu juga baru baru ini, ketemu pak Giri Lumakto yang datang ke New South Wales untuk melanjutkan S2-nya. 

Tapi reaksi yang saya dapatkan dari putra  teman saya, cukup mengagetkan 

"Hmm pak Effendi meledekin saya ya. Nggak mungkinlah saya bisa ke Australia, keluar pulau jawa saja belum pernah. "

Kita Akan Menjadi Seperti Apa yang Dipikirkan

Kalau yang punya diri saja sudah memvonis bahwa dirinya tidak mungkin akan memiliki kesempatan datang ke Australia berarti ia sudah menutup jalannya sendiri. Apa yang kita ucapkan berulang-ulang kali atas diri sendiri, maka tanpa sadar hal itu akan menjadi doa bagi diri kita. Maka jadilah kita sesuai dengan apa yang kita yakini. You are what you think.

Hal ini tampak sepele, tapi sesungguhnya sangat berpotensi dalam upaya mewujudkan impian-impian hidup kita. Seperti kata peribahasa all the miracles begin in the mind yang berarti semua keajaiban di dunia ini, selalu diawali dengan pikiran kita. Karena itu Bung Karno mengingatkan kita  untuk gantunglah cita citamu setinggi bintang-bintang di langit, karena cita-citalah yang membuat manusia menjadi besar.

Hindarilah kata-kata yang berbau negatif, seperti:

  • Keluar negeri? Hahaha. meledekian saya ya?
  • Jadi pengusaha? Ah,nggak mungkinlah!
  • Saya bukan sarjana!
  • Saya sudah terlalu tua !
  • Saya tidak punya bakat
  • Memang nasib saya harus begini
  • Hidup saya mengikuti kemana air mengalir saja
  • Sukses itu untuk orang kaya,bukan untuk saya
  • dan seterusnya dan seterusnya

Subsconcious Mind

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun