Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jangan Ikut Latah yang Kelak Akan Disesali Sepanjang Hayat

9 September 2018   18:32 Diperbarui: 9 September 2018   19:10 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Saat Dibutuhkan Jangankan Meraup Keuntungan Modal Saja Tidak Kembali

Setiap orang, pasti memiliki pengalaman hidup yang berbeda. Yang pasti sama adalah bahwa ada pengalaman menyenangkan,tapi ada pengalaman pahit yang membuat hati kita terluka. Karena hasil kerja keras selama bertahun tahun ,bahkan belasan tahun dan diinvestasikan, ternyata ketika saat dibutuhkan, jangankan memberikan keuntungan, malahan mau dijual juga tidak ada harganya. Dengan saling berbagi pengalaman pahit,maka kita bisa saling berlajar, agar generasi muda, jangan melakukan kesalahan yang sama Salah Satu Contoh Aktual

Gonjang ganjing  nilai tukar dolar terhadap rupiah melambung hingga menembus angka Rp.15.000 menimbulkan beberapa reaksi:

  1. bagi yang hidup dalam kondisi ekonomi yang kurang beruntung,akan bersikap apatis atau masa bodoh
  2. bagi para eksportir bagaikan mendapatkan durian runtuh
  3. bagi yang menyimpan deposito dalam USDOL.bisa senyum senyum menghitung kenaikan nilai depositonya
  4. bagi yang menyimpan rupiah,mulai ketar ketir ,karena kuatir nilai rupiah akan semakin terpuruk

Bagi masyarakat yang termasuk kategori nomor 4, menjadi cemas, karena khawatir kelak kalau nilai rupiah terus merosot, maka walaupun nilai nominal depositonya dalam rupiah angkanya tidak berubah, bahkan bertambah 2 atau 3 persen, namun nilainya menjadi merosot.

Uang 1 Miliar yang dulu dapat untuk membeli sebuah rumah permanen, bilamana rupiah terus terjun payung,mungkin kelak jumlah ini hanya dapat sebuah RSS. Bayang bayang yang menakutkan ini, menjadi penyebab, orang mulai menarik deposito atau tabungannya di bank dan dibelikan aneka ragam barang untuk dijadikan investasi. Beli saham yang kata orang berpotensi menguntungkan,beli tanah yang harganya kedengaran sangat murah, demi untuk menyelamatkan uang tabungan yang dikumpulkan selama belasan tahun dengan susah payah.

Sahabat Baik Saya Ikut Arisan Emas

Sejak awal saya sudah menceritakan bahwa banyak investasi bodong  yang menyewa kantor digedung bertingkat dan selang beberapa bulan orangnya menghilang. Namun  walaupun sahabat baik, saya hanya bisa memberikan pandangan kepadanya. Untuk melarang orang menggunakan uangnya,tentu bukan  hak saya. Ternyata tidak sampai setahun, seluruh uangnya amblas. Penanggung jawab Arisan Emasnya melarikan diri dan hingga kini tidak ada kabarnya. Saking frustuasinya,teman saya mendapatkan serangan jantung.

Ketika Saat Dibutuhkan ,Investasi Tersebut Tidak Bisa Dicairkan

Mengapa  saya menulis artikel ini? Karena saya sudah berkali kali melakukan kesalahan ,seperti yang ditulis diatas. Dan ibarat kalau kita sudah terperosok kedalam  lubang, alangkah baiknya bila kita ceritakan pada keluarga dan orang  lain sehingga orang tidak harus terperangkap masuk kelubang yang sama.

Menceritakan aib atau kebodohan kita kepada media sosial tak ada  salahnya bila hal tersebut dapat menyelamatkan orang lain.

Beli  saham dengan investasi perkebunan yang brosurnya sangat menarik dan  menjanjikan. Bayangkan dalam satu tahun bisa dapat deviden atau  pembagian keuntungan sebanyak 10 persen dan mungkin lebih. Banyak yang  beli, termasuk orang orang yang dianggap pintar dan menguasai ilmu  ekonomi. Tapi ternyata 2 tahun kemudian, perusahaanya bangkrut dan  kertas saham yang kami pegang hanya dapat dibuat bungkus kacang. Ikut latah beli saham Lippo, ternyata belakangan, nilainya tidak lebih berharga dibandingkan kertas koran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun