Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Fenomena Alam Sebagai Bagian dari Ilmu Kehidupan

10 Juli 2018   07:51 Diperbarui: 10 Juli 2018   08:13 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: kompas.com

Pada umumnya,kalau ada pejabat membagikan nasi bungkus kepada tukang beca atau fakir miskin,maka hal ini akan menjadi headline diberbagai media sosial,bahkan tidak jarang ditayang ulangkan berkali kali diberbagai stasiun televisi.

Begitu juga bilamana ada yang memberikan bantuan kepada orang orang yang berkekurangan,pasti tidak luput menjadi perhatian media .Dan dalam hitungan detik menjadi viral. 

Tentu saja hal ini adalah sesuatu yang lumrah,karena tujuannya adalah agar contoh teladan ini menjadi inspirasi serta sekaligus menjadi motivasi agar orang lain juga tergerak hatinya untuk ikut mengaplikasikan hidup berbagi.

news.com.au/
news.com.au/
Fenomena Yang Hanya Sekedar Tontonan Menarik

Akan tetapi sesungguhnya ada begitu banyak pelajaran ilmu hidup,yang terjadi didepan mata,namun  sayangnya hanya dijadikan semacam tontonan menarik dan sama sekali  tidak mampu menggugah hati orang banyak,untuk menjadikannya bagian dari pelajaran ilmu hidup.

Sebagai salah satu contoh,adalah fenomena ,seekor anjing menyusui anak kucing atau anak anak babi, yang menurut logika manusia,adalah mustahil. Karena sejak tempo dulu sudah terpateri dalam ingatan manusia bahwa anjing dan kucing adalah musuh bebuyutan.

Begitu juga para pemburu menggunakan anjing untuk berburu babi. Tapi apa yang terjadi suka atau tidak suka,sudah membatalkan kutukan atas diri mereka,yang selama ini disematkan oleh manusia.

Anjing pasti tidak beragama  dan tidak tahu cara berdoa seperti manusia.Mereka tidak pernah  mendapatkan pendidikan tentang moral dan kasih sayang,Tapi apa yang dilakukan anjing ini,mungkin jauh lebih  berbobot dari seribu kotbah kosong yang selama ini kita dengarkan.Mereka mengajarkan kepada dunia,bahwa perbedaan bukan halangan untuk menjalin hubungan persahabatan,bahkan dengan iklas mau menyusui anak anak  kucing dan anak babi. 

Mengapa dikatakan ikhlas? Karena mustahil seekor anjing bisa dipaksa paksa menyusui bayi bayi yang bukan bangsanya Kalau dipaksa,bukan tidak mungkin anjing akan merobek robek anak kucing dan anak babi ini.

Tapi hal tersebut tidak dilakukannya. Dan yang pasti  juga ,apa yang dilakukan anjing ini,pasti jauh dari keinginan pamer kebaikan ataupun ingin pencitraan diri.Mereka tidak memiliki ambisi ini seperti dimiliki oleh manusia,khususnya para pejabat.

Apakah Kita Malu Mengakui Kelebihan Mereka?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun