Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Phubbing" Merupakan Pelecehan Terselubung

4 Juni 2018   20:14 Diperbarui: 4 Juni 2018   20:28 1756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Getty Images

Bila kita sedang berbicara dengan seseorang ,tapi lawan bicara kita ,walaupun menjawab semua pertanyaan yang diajukan,namun wajahnya lebih banyak ditujukan pada smartphone ditangannya,bagaimana perasaan kita?  

Atau ketika kita jauh jauh datang bertamu kerumah sanak famili atau sahabat lama,walaupun didepan kita disuguhi minuman hangat atau secangkir kopi,tapi tuan rumah ,tampak sangat sibuk berbicara dengan telpon genggamnya dan hanya merespons pembicaraan kita dengan :" Oo ya..hmm ,O begitu ya. " tapi matanya  hampir tidak pernah menatap wajah kita sewaktu sedang berbicara dengan kita,pasti kita merasa tidak dianggap.

Nah,kalau kita tidak merasa nyaman diperlakukan secara begini,tentu orang lain juga merasakan hal yang sama. Proses kesenjangan pembicaraan ini,disebut dengan istilah:" phubbing",yang kalau di Australia,sudah sejak pertama kali saya tinggal disini,sudah memahami,sebagai salah satu hal yang tabu dilakukan. 

Kalau kita  merasa  ada hal yang sangat penting,maka minta maaf kepada lawan bicara kita dan menjawab telepon masuk dengan melangkah mundur.Begitu selesai pembicaraan,kembali kelawan bicara dan bilang :'sorry" ,karena ada telpon penting yang masuk. Tidak perlu menjelaskan kepentingan apa,kepada lawan bicara kita,karena justru ia merasakan kehadirannya,sebagai menghambat urusan kita

Bila Tetap Melanjutkan Main Ponsel 

Lawan bicara kita,akan minta maaf dan mengatakan:"Maaf,anda sibuk,lain kali saja kita ketemu lagi" Dan sekali ia sudah berbicara demikian,walaupun buru buru mematikan ponsel kita,lawan bicara kita tidak akan membatalkan kepergiannya. Karena kita dinilai tidak sopan ,karena tidak menghargai kehadirannya.

Hubungan baik yang selama ini berlangsung,akan memudar,dengan gaya dan cara penerimaan kita,yang dianggap jauh dari kesantunan. Jangan percaya mitos,bahwa :"orang bule" tidak peduli sopan santun.karena kita akan kehilangan hubungan baik,dengan seseorang. Masalah ini,secara tidak langsung merupakan pelecehan terselubung.

Saya kutip satu alinea yang dilangsir oleh daily.mail.tertanggal 28 Maret, 2018 ,sebagai berikut:"

Professor Karen Douglas and researcher Varoth Chotpitayasunondh classified phubbing as a specific type of social exclusion, which threatens people's basic human needs, such as self-esteem, belonging, control and meaningful existence (sumber : dailymail.co.uk/news)

Merembet Hingga Keruang Privasi

OraMerembet Hingga Keruang Privasing bisa kecanduan ,tidak hanya karena obat obat terlarang ataupun minum alkohol,tapi bisa juga kecanduan menggunakan smartphone.Sehingga mabuk rasanya,bila seharian tidak memegang Ponsel. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun