Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berbagi Pengalaman Mengemudi Lebih dari Setengah Abad

19 September 2017   21:53 Diperbarui: 19 September 2017   22:12 1101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

SIM pertama saya dapatkan pada tahun 1962 ,ketika saya berusia genap 19 tahun. Pada waktu itu,saya masih duduk dibangku kelas 3 SMA Don Bosco Padang. Jelas cuma punya SIM tapi kendaraan yang saya miliki adalah sepeda onthel . Kendaraan yang saya gunakan adalah Jeep milik kakak saya.Tentu saja,ketika sedang tidak digunakan. 

Baru pada usia 30 tahun saya mampu membeli kendaraan Plymouth tahun 57,dengan harga 500 ribu rupiah. Jadi sesungguhnya efektif saya mengemudikan kendaraan hampir setiap hari adalah sejak tahun 1973. Sudah gonta ganti kendaraan entah berapa kali,saya sungguh tidak ingat lagi,karena begitu seringnya. Dari mulai Ford,Soluna,Twincam,Holden,Volvo dan seterusnya. Bagi saya ,mengemudikan kendaraan adalah hobi. Terutama melakukan perjalanan jauh bersama keluarga.

Pernah pada tahun 1990.saya memecahkan rekord pribadi,karena mengemudikan kendaraan dari Padang ke Jakarta selama 11 kali dalam satu tahun.Bahkan dua kali melakukan perjalanan dari Padang ke Pulau Bali.

Pengalaman Menegangkan Yang Pernah Dialami adalah:

  • rem blong diperjalanan sebanyak 4 kali
  • baut roda lepas,ketika berada dipendakian
  • accu bolong entah karena apa
  • ban sobek sebanyak 3 kali dalam sekali jalan
  • lampu kendaraan tidak menyala semuanya
  • ban pecah dijalan toll
  • dihadang perampok bersenjata di Lahat

Yang kalau dilogikakan,mustahil saya bisa selamat hingga kini. Kalau dituliskan ceritanya,tak ubahnya bagaikan sedang mendongeng kepada cucu cucu. Tapi sesungguhnya semuanya benar benar terjadi. Namun ada kalimat yang mengatakan :"No Pics= Hoax " .Apakah saya harus melakukan rekontruksi agar dapat difoto? Tentu suatu hal yang tidak mungkin dilakukan

Hal Hal Yang Dilakukan Dalam Menghadapi Marabahaya

Pertama,walaupun bukan termasuk tipe orang yang agamis,tapi saya yakin,Tuhan sudah melindungi kami sekeluarga. Hal yang penting dilakukan dalam menghadapi marabahaya adalah

  • jangan panik
  • tetaplah tenang
  • berpikir cermat dan bertindak cepat

Dalam kondisi kendaraan meluncur kencang tanpa rem,tidak ada waktu untuk berunding atau pikir pikir dulu. Gerak relfeks adalah memindahkan persneiling ke satu dan bersamaan menarik rem tangan sekuat kuatnya. Jangan pikirkan tentang kendaraan yang akan rusak,karena keselamatan keluarga adalah prioritas utama dan pertama tama.

Ketika kendaraan melaju dengan kecepatan100 Km perjam dijalan toll dan tiba tiba ban sobek dan laju kendaraan menjadi oleng,maka sekali lagi gerak refleks,menyalakan lampu sign kekiri dan mengarahkan kendaraan kepinggir jalan.Jangan membiarkan kepanikan menguasai diri,walau sedetikpun

Ketika ban bocor dipinggir hutan ,jangan hentikan kendaraan dan jangan pusingkan ban akan hancur.Teruskan perjalanan dengan mengurangi kecepatan,sehingga menemukan rumah makan atau pos polisi

Setiap tiga jam mengendarai,maka dilokasi yang aman,berhentilah untuk refreshing,walaupun merasa masih sanggup mengemudi. Jangan lupa,kelelahan menyebabkan perintah otak ,akan terlambat direspon oleh kaki.Misalnya ketika otak memerintahkan :"injak rem" ,tapi kaki akan terlambat satu atau dua detik melaksanakannnya .Hal ini,berpeluang menyebabkan terjadinya kecelakaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun