Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Manajemen Kehidupan

19 September 2017   18:48 Diperbarui: 20 September 2017   12:12 2723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Depositphotos

Managemen Waktu,Adalah Bagian Tak Terpisahkan Dari Managemen Kehidupan

Membuat rancangan tentang apa yang akan dikerjakan atau apa yang menjadi target yang akan dicapai,tentu saja merupakan keharusan,bagi yang mau meraih kesuksesan.Karena seperti kata kata bijak mengatakan :" Gagal merencanakan kesuksesan,berarti merencanakan kegagalan" Salah satu hal yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari sebuah rencana atau rancangan adalah managemen waktu . Atau dalam bahasa sederhana adalah mengatur waktu. Setiap orang diberikan kesempatan yang sama ,yakni waktu 24 jam sehari. Kepada kitalah diserahkan sepenuhnya untuk mengatur waktu. Kapan waktu untuk belajar atau bekerja dan kapan waktu untuk bersantai ria, serta ada waktu untuk bersosialisasi dengan masyarakat dilingkungan kita berada.

Hal ini sangat penting,agar kita mampu menempatkan prioritas mana yang patut didahulukan dan mana yang dinomor duakan.Walaupun jelas kita tidak mungkin mengatur waktu sedemikian cermat ,sehingga sampai kehitungan detik,tapi minimal ada batas waktu untuk setiap kegiatan.

Waktu Untuk Bekerja

Kalau status kita sebagai karyawan, tidak menjadi masalah PNS atau swasta,tentu jam kerja bukan kita yang mengatur. Maka jam kerja ditempatkan menjadi prioritas utama,karena tidak bisa ditawar tawar. Manfaatkanlah waktu bekerja untuk fokus pada tugas yang dipercayakan kepada kita. Jangan meniru gaya kerja ,dimana orang datang ke kantor,menanda tangani absen dan kemudian duduk baca koran dan ngrumpi sana sini. Karena sebagai karyawan atau pegawai,setiap detik keberadaan kita di kantor dibayar oleh perusahaan .Tentu tidaklah etis,bila waktu yang seharusnya dimanfaatkan untuk keperluan perusahaan dimanfaatkan untuk hal hal yang bersifat pribadi.Seperti sibuk dengan chatting sana sini, menjawab email pribadi,maupun pesan pesan lewat     WA.

Waktu Untuk Bersosialisasi Dengan Teman Teman Sekantor
Waku istirahat makan siang,merupakan kesempatan emas,untuk melakukan pendekatan dengan teman teman sekantor. Apalagi bilamana dalam kesempatan tersebut, kita dapat membantu teman teman yang menghadapi kendala dalam pekerjaannya. Hubungan baik yang tercipta ditempat pekerjaan,akan menciptakan suasana yang nyaman dan membuat kita betah untuk bekerja. Walaupun mungkin kedudukan kita lebih tinggi daripada karyawan lainnya, tetaplah rendah hati dan bergaul tanpa menempatkan diri diposisi tinggi.Sebagai contoh,ketika saya masih memimpin perusahaan sendiri,ketika dalam waktu kerja,saya menerapkan disiplin kerja pada semuanya.

Tapi ketika waktu beristirahat,saya duduk makan bersama dengan karyawan saya. Karena itu,hingga kini,sudah hampir 30 tahun berlalu,mantan karyawan kami,masih tetap menghubungi kami ,baik via WA ,maupun melalui facebook. Karena kesan baik yang tertanam dalam hati mereka,tidak akan pupus oleh perjalanan waktu.

Waktu Untuk Keluarga
Walaupun kita seharian sibuk bekerja keras ,tapi perlu ada waktu untuk keluarga. Cukup banyak orang yang karena merasa sudah bekerja keras,maka setibanya dirumah ,tidak boleh lagi diganggu . Begitu anak istri mau menyampaikan sesuatu,sudah langsung dicegat:" Papa  sudah cape bekerja seharian,tolong jangan ganggu papa ya". Walaupun diucapkan dengan halus,tapi kalimat ini akan melukai hati keluarga. 

Seakan kalau suami atau kepala keluarga sudah bekerja keras mencari nafkah,maka tidak lagi perlu ada waktu untuk keluarga. Cobalah renungkan sesaat. Kita ada waktu untuk bekerja seharian. Ada waktu untuk bercanda ria dengan teman teman. Ada waktu untuk saling berkirim pesan kepada teman teman dan kerabat. Tapi untuk keluarga kita tidak mampu meluangkan waktu? Padahal tujuan awal untuk bekerja keras adalah demi keluarga.Tetapi dalam praktiknya, keluarga menempati urutan terakhir dalam prioritas kita.

Hindari Membawa Ponsel Hingga Di Kamar Tidur
Kamar tidur adalah ruang privasi bagi suami istri.Tapi kini yang banyak terjadi adalah ,suami istri secara phisik memang berada dalam satu kamar,bahkan satu tempat tidur. Tapi hingga larut malam,masing masing sibuk berchatting ria entah dengan siapa. Bayangkanlah kehidupan seperti apa yang sedang dilakoni? Seharusnya sebelum memasukki kamar tidur,semua urusan pekerjaan, urusan sosial dan lain lainnya ditinggalkan diluar kamar dan jangan pernah dibawa masuk kedalam ruang peribadi  suami istri. Tulisan ini bukan bermaksud mencampuri urusan orang lain, tapi sekedar berbagi pengalaman hidup. Dengan saling menghargai antara suami istri,kami sudah mampu melalui masa suka dan duka hidup pernikahan selama 52 tahun. Semoga ada manfaatnya

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun