Mohon tunggu...
Tjatur Piet
Tjatur Piet Mohon Tunggu... Swasta -

Saya biker...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

[Hari Filateli] Cerita-cerita Unik tentang Perangko

29 Maret 2016   10:43 Diperbarui: 29 Maret 2017   17:00 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Perangko GMT 2016/www.posindonesia.co.id"][/caption]Tadi pagi di acara Pagi-Pagi Net.TV ada "sandiwara" seorang "tukang pos" mengembalikan surat yang mau dikirim karena tidak berperangko. Kalau kenyataannya yang saya tahu (kalau aturan di PT Pos belum berubah), surat yang tidak berperangko, perangkonya palsu, perangkonya diganti materai, perangko bekas, perangko asli yang dipalsukan (perangko bekas tapi teraan tinta cap tanggalnya dihilangkan, hayo, siapa yang dulu pernah begini?) masih bisa diteruskan kepada alamat yang dituju namun kepada penerima akan didenda dua kali tarif surat biasa. Sekali lagi ini kata saya dan untuk jelasnya dan benarnya silakan hubungi kantor pos terdekat.

Hari ini 29 Maret adalah Hari Filateli Indonesia. Beberapa pengalaman menarik tentang perangko saya tahu dari cerita para pakar filatelis (Orang yang hobi mengumpulkan perangko), majalah tentang perangko, dan pengalaman sendiri.

Cerita 1: Surat dibayar penerimanya
Dulu sebelum ada perangko, di Inggris surat dikirim langsung kepada penerima dan nantinya penerima yang ditagih pembayarannya. Namun, ada beberapa kecurangan yang dilakukan oleh pengirim dan penerima. Caranya, di luar sampul pengirim seolah-olah menghias sampul dengan gambar atau coretan yang ternyata itu adalah kode/pesan singkat yang hanya dibaca oleh penerima. Ketika penerima sudah menerima pesan itu, dia dengan mudah bilang bahwa itu surat bukan untuknya. Itulah makanya akhirnya surat dibayar di muka dengan menempelkan perangko. Dinas perposan dunia berterima kasih atas ide dari seorang guru (Sir Rowland Hill).

Cerita 2: Anak SD beri kuliah terbuka tentang ikan paus
Seorang anak SD di Amerika mempunyai hobi mengumpulkan perangko yang berkaitan dengan ikan paus dan dia membaca segala sesuatu tentang ikan paus di perpustakaan-perpustakaan. Suatu saat, dia berdiri di depan para mahasiswa, memberikan kuliah terbuka tentang ikan paus, apa pun....

Cerita 3: Membakar perangko langka 
Dua buah perangko langka dimiliki oleh dua orang kolektor. Ketika salah satu dari dua perangko dilelang dengan harga tinggi, ternyata perangko itu dibeli oleh orang yang mempunyai perangko langka satunya dan akhirnya dia mempunyai 2 perangko langka jenis itu satu-satunya namun apa yang dilakukan oleh pemilik baru tersebut? Dengan disaksikan oleh yang berwenang, perangko langka yang dibeli itu dibakar sehingga perangko langka hanya ada satu-satunya di dunia dan hanya dia yang punya, kenapa dia melakukan itu? Perangko langkanya menjadi paling langka dan harganya menjadi lebih tinggi.

Cerita 4: Perangko bergambar keluarga saya

Koleksi perangko saya tidak banyak, tetapi beragam dari bentuk dan ukuran juga jenisnya seperti:

  1. Perangko berbentuk kotak, segiempat ukuran biasa dan ukuran besar besar, segitiga, lingkaran, trapesium, hati (cinta) dan jajaran genjang.
  2. Perangko stiker, hologram, bersambung (seperti perangko bergambar rangkaian kereta api, perangko cerita rakyat Tangkuban Perahu, Malin Kundang dll), perangko amal, perangko joint issue (kerja sama dengan negara lain di mana dalam waktu yang sama dua negara menerbitkan perangko yang bergambar sama/mirip).
  3. Perangko bergambar saya dan istri dan anak-anak (perangko prisma).
  4. Dulu gambar perangko Indonesia aturannya adalah gambar pahlawan yang sudah meninggal dan gambar presiden dan wakil presiden. Sekarang siapa pun boleh narsis di perangko, itu asli dan bisa untuk pemerangkoan.

Cerita 5: Perangko lama tidak selalu harganya tinggi
Tidak selalu perangko lama itu harganya tinggi. Di dunia filateli berlaku harga tawar-menawar. Perangko langka jelas mahal walaupun itu masih beberapa tahun lalu, atau juga keunikan atau bisa jadi karena ada orang sangat tertarik dengan koleksi kita bisa saja kita tawarkan dengan harga tinggi.

Cerita 6: Generasi muda buta tentang perangko?
Saya pernah mempertaruhkan koleksi perangko saya, dompet dan isinya (ada duitnya tentu saja) juga kendaraan yang saya naiki kepada anak-anak sekolah tingkat SD sampai SMA dalam banyak pertemuan di banyak kota ketika mengenalkan filateli dan sekali di depan mahasiswa dari perguruan tinggi ternama, dengan menjawab pertanyaan, "Siapa yang berhak menerbitkan perangko di Indonesia?" Dan sampai waktu habis (sekitar 10-an menit) tidak ada yang bisa menjawab dengan benar, saya tidak kehilangan satu buah pun. Apakah Anda tahu? Silakan jawab di komentar tetapi maaf tidak ada yang bisa saya pertaruhkan.. hehehe...

Apakah kegiatan filatelis (mengumpulkan dan mempelajari perangko dan benda-benda lain yang berhubungan dengan pemerangkoan) akan punah? 

Ketika kartu telepon sudah tidak dicetak, pengoleksi mungkin kesulitan memperoleh jenis kartu baru mereka. Mungkin mereka hanya beraktivitas dengan bertukar dengan pengoleksi kartu telepon lain. Namun, selama perangko masih dicetak oleh negara, filateli masih akan tetap menarik dan akan tetap berkembang. Yang saya tahu perangko terbaru adalah perangko tentang Gerhana Matahari akhir Februari lalu, perangko yang unik karena bisa 4D. (Silakan cari videonya di Youtube : Perangko Gerhana Matahari 2016).

Apakah Anda filatelis? Saya mengucapkan selamat Hari Filateli.

Salam sukses.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun