Mohon tunggu...
Tiknan Tasmaun
Tiknan Tasmaun Mohon Tunggu... Administrasi - Praktisi herbal sekaligus blogger

Praktisi herbal yang ingin bermanfaat bagi sesama. Punya website di www.tiknan.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nurani Adalah Hakim Terbaik

12 Mei 2017   04:19 Diperbarui: 12 Mei 2017   08:40 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tanpa bermaksud ikut terpengaruh meramaikan kasus vonis terhadap Bapak Basuki Tjahaja Purnama, kali ini penulis ingin mengeluarkan uneg - uneg (pemikiran) tentang suara hati. Suara hati yang terdalam atau biasa disebut hati nurani adalah diyakini sebagai 'kabel' atau instrumen penyalur suara Tuhan dalam memutuskan sesuatu yang perlu kita sikapi.

Bahkan suara hati adalah hakim terjujur yang dimiliki manusia terhadap dirinya sendiri.  Sekuat apapun anda berbohong, walau dengan ditopang alasan akal - akalan ataupun pemelintiran doktrin-doktrin tertentu maka nurani anda tetap menyangkal dan memberi tahu anda bahwa anda berbohong.

Nurani bukan hnaya menjadi hakim terjujur tetapi juga berlaku sebagai "Lembaga Pemberi Fatwa" terbaik bagi kita. Nurani tidak pernah mati walau diijnak oleh pemiliknya.Ia ibarat rumput halus di taman hati. Diinjak, dia rebah, namun akan bangun lagi untuk mengingatkan si empunya.

Kalau tidak percaya, tanyalah siapa saja. entah itu orang baik entah itu orang jahat. Tanya Pak Kiyahi, Pak Pendeta, dan sejenisnya. Juga tanya para maling dan koruptor, sekalipun nuraninya ditindas, diinjak, dipingsankan, namun percayalah bagi merekapun sayup-sayup akan tetap terdengar suara nurani itu.

Terakhir, bagi para pembenci Ahok, Pengagumnya dan juga para hakim yang telah memutus vonis atas beliau : nurani kalian jugalah yang akan berbicara menghakimi kalian, entah menyatakan anda dalam posisi salah atau benar. 

Salam, Tiknan Tasmaun

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun