Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Guru - Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Sayalah Pahlawan Itu" - #HPN

2 Mei 2016   18:58 Diperbarui: 2 Mei 2016   19:09 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inilah Saya (bolawow.com)

Wajah Pendidikan Negeri - Ootimis 1
 KLU Hari Ini
 ‪#‎HPN‬ 

 H-1 pra Hari Pendidikan Nasional, kado manis dipersembahkan bagi bangsa ini. Sepuluh saudara sebangsa kita bisa dibebaskan dari kungkungan sandera. Masih tersisa empat sandera lagi. Semoga energi bangsa ini masih stabil dan konsis untuk bisa membebaskan keempatnya.

 Di hari H Hari Pendidikan Nasional, pembebasan sepuluh anak bangsa itu diperebutkan, siapa yang berjasa.

 Harusnya kita bicara tentang suka cita dan kebanggaan atas keberhasilan pembebasan ini. Atau minimal memblow up kilaunya sinergitas atas upaya pembebasan itu dari semua yang terlibat. 

 Sayangnya, poin itu telah pergi. Seharian ini, di Hari Pendidikan Nasional tahun ini, diwarnai silang sengkarut "SAYALAH PAHLAWAN" itu.

 Kembali, bangsa ini kehilangan momen indah untuk bisa menarik sebuah hikmah. Kembali, wacana bangsa hiruk pikuk oleh POTENSI kebohongan dan pembohongan, penggiringan opini, dan pencitraan.

 Hari Pendidikan Nasional dengn tema brillian "Nyalakan Pelita, Terangkan Cita-Cita", harus dikotori oleh pekat opini atas sebuah keberhasilan sebuah ihtiar seluruh elemen anak bangsa.

 Tetapii harus tetap optimis, pelita itu, di Hari Pendidikan Nasional ini, harus bisa dijaga agar tetap menyala. Siapa tahu, nyala yang ada masih mampu memanggil jiwa-jiwa bersih anak bangsa. Walau itu bukan kini, bukan hari ini.

 Artinya, pelita semangat pendidikan telah dinyalakan, menerang cita-cita anak bangsa, bukan untuk besok hari atau lusa. Tetapi untuk sepanjang perjalanan sejarah bangsa.

 Artinya, PAHLAWAN itu bukan makhluk instan. Bukan dicetak untuk diedarkan. Tidak butuh penggiringan opini, apalagi pemolesan citra-citra. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun