Mohon tunggu...
Thomas Beong
Thomas Beong Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok adalah Tumbal PDI-P, Kebanayakan Ahoker Tidak Mengerti

10 Mei 2017   01:12 Diperbarui: 10 Mei 2017   01:37 1410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : Tirto.id

Usai sudah drama Ahok, Vonis 2 tahun penjara dari majelis hakim menjadi antiklimaks kericuhan selama ini. Masyarakatpun terbelah menanggapi putusan majelis hakim. Bagi yang pro Ahok mereka mengatakan hakim tidak bisa berbuat adil, sedangkan bagi yang anti Ahok mereka cukup puas dengan putusan majelis hakim.

Kita keluar dari dari pro-kontra tersebut. Pro kontra hal biasa dan sangat wajar karena tidak ada yang bisa memaksakan seseorang untuk mendukung atau membenci Ahok. Masyarakat sudah memiliki standar penilaian sendiri apakah akan mendukung Ahok atau tidak. Namun satu hal yang pasti, ada yang diuntungkan dari vonis Ahok.

Bagai mendapat durian runtuh, itulah pribahasa yang tepat menggambarkan situasi yang menimpa PDIP. Masyarakat terutama yang merasa simpati dengan apa yang menimpa Ahok harusnya sadar akan hal ini. Fakta dimana kader asli PDIP Djarot Syaiful Hidayat telah resmi menjadi pengganti Ahok sebagai Gubernur DKI sampai bulan Oktober 2017. Tidakkah para pendukung Ahok menilai PDIP bahagia diatas penderitaan Ahok.

Bagi saya yang bukan warga DKI dan tidak ada kepentingan apapun mau Ahok di penjara ataupun tidak saya tidak peduli. Toh tidak ada pengaruhnya buat saya juga. Yang saya sangsikan adalah mereka yang getol mendukung Ahok kenapa polos tidak membaca kalau ini semua sudah direncanakan.

Kita semua tahu kalau hukum di negeri ini tidak bia lepas dari intervensi pemerintah. Dan pemerintahan saat ini dikuasai oleh PDIP maka sangat mustahil jika hal ini juga sudah di antisipasi oleh PDIP. Tidakkah kalian melihat kejanggalan-kejanggalan yang sangat terlihat.

Pertama ketika pendaftaran Pilkada PDIP belum menentukan pilihan mengajukan siapa calonnya. Nasdem lah yang paling keras mendukung Ahok. Setelah beredar kasus Al-Maidah PDIP menilai kalau Ahok adalah sarana yang tepat untuk menguasai DKI Jakarta. Bergabunglah PDIP dalam gerbong pendukung Ahok. Harapan sebenarnya dari awal sudah jelek, jika Ahok-Djarot menang maka Ahok harus di penjara, sehingga Djarot lah yang naik menjadi DKI 1. Strategipun disusun rapih, sebagai penguasa pemerintahan tentu bukan barang yang sulit kalau hanya mengatur masalah remeh temeh tersebut.

Tapi realita berbicara lain, Ahok-Djarot kalah. PDIP tidak kehilangan akal, mereka punya planning B, C, D sampai Z. PDIP melihat masih ada peluang menguasai DKI walaupun hanya 4 bulan.

Perlu diketahui kalau 4 bulan kedepan merupakan masa-masa penyusunan anggaran 2018, lahan yang sangat empuk yang biasa menjadi rebutan partai politik. PDIP memutuskan untuk mempercepat suksesi dari Ahok ke Djarot. Toh Ahok sudah tidak bisa diharapkan lagi bagi PDIP.

Kedua lihatlah suksesi perpindahan kepemimpinan dari Ahok ke Djarot. Butakah pendukung Ahok kalau suksesi berjalan sangat cepat. Selalu ada rentang, selalu ada jarak waktu, tidak serta merta naik langsung ada surat segala macam. Untuk salinna putusan misalnya, Pengadilan harus mengirimkan Salinan putusan ke Mendagri untuk bisa dibuatkan surat administrasinya. Lah ini kok tahu tahu Mendagri yang berinisiatif meminta surat.

Kita tahu kalau Mendagri, Tjahjo Kumolo merupakan orang PDIP sama seperti Djarot, beda dengan Ahok. Ahok bukan orang asli PDIP, sangat wajar dan sangat mungkin jika ada skeneraio menjerumuskan Ahok demi kekuasaan PDIP. Lihatlah proses peralihan kekuasaan, berjalan sangat cepat, semua surat sudah ada, semua berjalan serba kilat.

Padahal secara etika harusnya PDIP mengulur suksesi itu, supaya ada kesan kemasyarakat kalau PDIP benar-benar mendukung Ahok. Tapi yang terjadi tidak, PDIP malah mempercepat semuanya, yang penting Djarot naik, bodo amat masalah Ahok. Masih ragu kah kalian kalau Ahok tidak dijerumuskan. Satu hal yang pasti, PDIP kini tersenyum hatinya, walaupun raut muka di buat sedih. PDIP bahagia diatas derita Ahok.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun