Mohon tunggu...
Haidir Aulia Reizaputra
Haidir Aulia Reizaputra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya memiliki ketertaikan yang besar terhadapa bidang ekonomi, sejarah, manajemen, keuangan, dan perbankan. Saat ini saya sedang mengikuti program double degree antara Universitas Padjadjaran dan Groupe Esc Troyess. Dapat mengikuti program double degree berkat adanya program beasiswa unggulan kemendikbud memberikan saya dalam memahami lebih dalam akan keanekaragaman budaya, pandangan, visi, dan cara kerja para mahasiswa dari negara lain..

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Penerapan Save Marketing Framework: Studi Kasus pada Implementasi Peningkatan Pelayanan Bisnis Kantorpos Gorontalo

1 November 2016   18:01 Diperbarui: 1 November 2016   18:07 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu evolusi pada dunia pemasaran adalah pendekatan SAVE marketing mix sebagai pengganti 4P yang menuntut bisnis agar lebih berfokus kepada pelanggan. SAVE marketing mixmerupakan akronim dari solution, acces, value,dan education dengan fokus pada penciptan produk yang shareable dan bernilai dimata pelanggan terutama dalam proses pembelian suatu produk atau jasa. Hal ini menjadi penting karena dengan adanya ikatan antara perusahaan dan pelanggan, akan memperkecil kemungkinan pelanggan beralih kepada pesaing lain. Urgensi perubahan pendekatan bauran pemasaran menjadi SAVE marketing mix dapat dijabarkan secara singkat sebagai berikut:

  • PRODUCT menjadi SOLUTION: Sering kita jumpai bahwa berkembangnya startup bisnis berawal dari perubahan pendekatan produk menjadi pemberian solusi atas kebutuhan pelanggan. Hal ini dapat terlihat pada Gojek atau Grab yang memberikan solusi kebutuhan pelayanan ojek secara online bagi para pelanggan. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari proses komunikasi yang baik kepada pelanggan dengan memberikan penekanan pada manfaat yang diberikan oleh produk atau jasa tersebut.
  • PLACE menjadi ACCESS: Inovasi teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan lokasi geografis pada mayoritas bisnis bukan menjadi sebuah faktor dominan dalam proses pembelian suatu produk atau jasa. Hal ini menyebabkan perubahan tantangan bisnis pada beberapa tahun ini adalah bagaimana membuat sebuah produk atau jasa yang dapat dengan mudah diakses oleh para pelanggan dimana saja dan kapan saja. Tentunya peran media layanan penjualan berbasis online merupakan salah satu pusat kekuatan dalam mengembangkan sebuah bisnis sehingga dapat diakses secara responsif dan mudah digunakan.
  • PRICE menjadi VALUE: Dampak persepsi nilai pelanggan terhadap penilaian suatu produk atau jasa berpengaruh lebih besar dibandingkan harga aktual yang dimiliki oleh produk atau jasa tersebut. Berkembangnya akses terhadap informasi yang semakin mudah dan melimpah menyebabkan tersedianya banyak pilihan bagi pelanggan dalam memenuhi kebutuhan/keingginannya.  Informasi mengenai nilai dan manfaat produk pada akhirnya merupakan sebuah kewajiban bagi perusahaan dalam melakukan identifikasi terhadap apa yang sebenarnya dianggap bernilai bagi para pelanggan. Tentunya perubahan pendekatan cost-based pricing menjadi value – basedpricing menjadi sebuah keharusan dalam menciptakan kesan Brand yang kuat dan sebagai proses pembeda dibanding para pesaing.
  • PROMOTION menjadi EDUCATION: Fokus pada edukasi dewasa ini memegang peranan penting dalam proses memposisikan produk atau jasa di mata pelanggan.  Melimpahnya informasi yang diakses menyebabkan edukasi mengenai manfaat suatu produk memegang peranan penting dalam menciptakan keterikatan antara perusahaan dan pelanggan. Edukasi berefek pada percepatan proses pelanggan dalam melakukan keputusan pembelian dan juga merekomendasikan produk atau jasa kepada pelanggan lainnya.

Salah satu kekuatan utama kantorpos pada umumnya adalah banyaknya persebaran physicalpoint ofsales. Pertanyaanya adalah ditengah pergeseran pendekatan placemenjadi accessbagaimana caranya agar physical point of salesdapat tetap berdaya saing. Hal ini ditambah lagi dengan adanya penerapan waktu kerja yang menyebabkan beberapa slot pelayanan yang tersedia masih berada dalam kondisi tutup sesuai dengan penerapan pembagian waktu kerja yang berlaku. Beberapa pertanyan seringkali timbul di benak para pelanggan ketika jam sibuk pelayanan terutama mengenai keluhan tidak dibukanya seluruh slot pelayanan yang tersedia padahal hal tersebut dikarenakan efisiensi bisnis yang dicoba dilakukan. Belum lagi banyaknya pertanyaan sama yang diajukan oleh pelanggan mengenai tarif produk yang paling sering dibutuhkan yang menyebabkan menurunnya produktivitas petugas loket bersangkutan dari jumlah transaksi.

Secara sederhana, penerapan SAVE marketing mixdapat dilakukan dengan cara pembenahan physical point ofsales menjadi sebuah pengalaman yang memberikan solusi, informatif, shareable dan mengedukasi pelanggan. Terlepas dari kendala yang mungkin terjadi, penerapan SAVE marketing mix merupakan sebuah keharusan dalam menjembatani kebutuhan dan keinginan dan pelanggan.

Hal yang pertama dilakukan adalah penentuan tema yang akan digunakan dalam proses peningkatan pelayanan. Tema klasik dipilih karena dianggap merupakan sebuah pembeda signifikan yang merupakan ciri khas perusahaan dalam hal ini PT. Pos Indonesia. Selain itu berdasarkan survey yang dilakukan mayoritas pelanggan yang melaukan transaksi secara langsung di Kantorpos Gorontalo adalah pelanggan dengan rentang umur 40 tahun keatas. Pengutan branding dengan menonjolkan kesan klasik ternyata secara tidak sadar turut meningkatkan kepercayaan pelanggan dikarenakan kesan klasik membuat mereka secara tidak sadar lebih percaya dalam menggunakan produk atau jasa seperti rasa percaya kita secara tidak sadar terhadap orangtua. Terlebih lagi dengan menonjolkan kesan klasik beberapa pelanggan pada rentang umur tersebut merasa berada dalam suasana nostalgia.

Setelah melakukan penentuan tema yang akan dilakukan maka tahap selanjutnya adalah penentuan media yang digunakan. Papan tulis dipilih sebagai media informatif dan edukasi pelanggan dikarenakan selain menimbulkan kesan klasik yang lebih kental, media ini juga dapat dengan mudah digunakan dan dicari apabila dilakukan standarisasi. Pemberian solusi pada pelanggan selanjutnya dijabarkan dalam bentuk informasi secara tertulis pada pada papan tulis tersebut dengan menggunakan tulisan yang cerah dan berwarna agar dapat lebih mudah diingat dan menjadi pusat perhatian pelanggan.

Pada tahap akhir dilakukan penyesuaian dengan kebudayaan setempat dengan penggunaan bahasa daerah agar dapat lebih mengakrabkan pelangan dalam menerima informasi yang tersedia. Menariknya pada beberapa kejadian, tidak jarang beberapa pelanggan yang berada dalam kelompok umur dibawah 40 tahun melakukan aktifitas selfie dan share hasil foto mereka melalui media sosial. Patut diakui bahwa dengan adanya pembenahan secara sederhana dan dapat diterapkan dimana saja, mampu meningkatkan pengalaman pelanggan dalam berkunjung ke Kantorpos dan tentunya meningkatkan tingkat rekomendasi untuk mengunjungi Kantorpos sebagai pilihan utama pelanggan.

Setelah penerapan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada umumnya SAVE marketing mix dapat membuat bisnis menjadi lebih kuat dalam mencengkram pangsa pasar secara lebih kokoh dan menghadapi tantangan pada bidang pemasaran. Penggunaan SAVE marketing mixsecara lebih jauh berguna dalam memperkuat kerangka pengembangan arsitektur Branddan fokus bisnis yang berorientasi kepada pelanggan. Penerapan secara sederhana pada physical point of salesterbukti menciptakan interaksi yang lebih baik dengan para pelanggan dan menciptakan momen berbagi yang lebih menarik kepada koneksi mereka terutama dengan adanya penggunaan bahasa lokal. Improvement pada dasarnya adalah KISS (keep it simple stupid) dikarenakan salah satu fungsi bisnis adalah melakukan simplifikasi permasalahan dan memberikan solusi nyata terhadap masalah tersebut.

Salah satu evolusi pada dunia pemasaran adalah pendekatan SAVE marketing mix sebagai pengganti 4P yang menuntut bisnis agar lebih berfokus kepada pelanggan. SAVE marketing mixmerupakan akronim dari solution, acces, value,dan education dengan fokus pada penciptan produk yang shareable dan bernilai dimata pelanggan terutama dalam proses pembelian suatu produk atau jasa. Hal ini menjadi penting karena dengan adanya ikatan antara perusahaan dan pelanggan, akan memperkecil kemungkinan pelanggan beralih kepada pesaing lain. Urgensi perubahan pendekatan bauran pemasaran menjadi SAVE marketing mix dapat dijabarkan secara singkat sebagai berikut:

  • PRODUCT menjadi SOLUTION: Sering kita jumpai bahwa berkembangnya startup bisnis berawal dari perubahan pendekatan produk menjadi pemberian solusi atas kebutuhan pelanggan. Hal ini dapat terlihat pada Gojek atau Grab yang memberikan solusi kebutuhan pelayanan ojek secara online bagi para pelanggan. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari proses komunikasi yang baik kepada pelanggan dengan memberikan penekanan pada manfaat yang diberikan oleh produk atau jasa tersebut.
  • PLACE menjadi ACCESS: Inovasi teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan lokasi geografis pada mayoritas bisnis bukan menjadi sebuah faktor dominan dalam proses pembelian suatu produk atau jasa. Hal ini menyebabkan perubahan tantangan bisnis pada beberapa tahun ini adalah bagaimana membuat sebuah produk atau jasa yang dapat dengan mudah diakses oleh para pelanggan dimana saja dan kapan saja. Tentunya peran media layanan penjualan berbasis online merupakan salah satu pusat kekuatan dalam mengembangkan sebuah bisnis sehingga dapat diakses secara responsif dan mudah digunakan.
  • PRICE menjadi VALUE: Dampak persepsi nilai pelanggan terhadap penilaian suatu produk atau jasa berpengaruh lebih besar dibandingkan harga aktual yang dimiliki oleh produk atau jasa tersebut. Berkembangnya akses terhadap informasi yang semakin mudah dan melimpah menyebabkan tersedianya banyak pilihan bagi pelanggan dalam memenuhi kebutuhan/keingginannya.  Informasi mengenai nilai dan manfaat produk pada akhirnya merupakan sebuah kewajiban bagi perusahaan dalam melakukan identifikasi terhadap apa yang sebenarnya dianggap bernilai bagi para pelanggan. Tentunya perubahan pendekatan cost-based pricing menjadi value – basedpricing menjadi sebuah keharusan dalam menciptakan kesan Brand yang kuat dan sebagai proses pembeda dibanding para pesaing.
  • PROMOTION menjadi EDUCATION: Fokus pada edukasi dewasa ini memegang peranan penting dalam proses memposisikan produk atau jasa di mata pelanggan.  Melimpahnya informasi yang diakses menyebabkan edukasi mengenai manfaat suatu produk memegang peranan penting dalam menciptakan keterikatan antara perusahaan dan pelanggan. Edukasi berefek pada percepatan proses pelanggan dalam melakukan keputusan pembelian dan juga merekomendasikan produk atau jasa kepada pelanggan lainnya.

Salah satu kekuatan utama kantorpos pada umumnya adalah banyaknya persebaran physicalpoint ofsales. Pertanyaanya adalah ditengah pergeseran pendekatan placemenjadi accessbagaimana caranya agar physical point of salesdapat tetap berdaya saing. Hal ini ditambah lagi dengan adanya penerapan waktu kerja yang menyebabkan beberapa slot pelayanan yang tersedia masih berada dalam kondisi tutup sesuai dengan penerapan pembagian waktu kerja yang berlaku. Beberapa pertanyan seringkali timbul di benak para pelanggan ketika jam sibuk pelayanan terutama mengenai keluhan tidak dibukanya seluruh slot pelayanan yang tersedia padahal hal tersebut dikarenakan efisiensi bisnis yang dicoba dilakukan. Belum lagi banyaknya pertanyaan sama yang diajukan oleh pelanggan mengenai tarif produk yang paling sering dibutuhkan yang menyebabkan menurunnya produktivitas petugas loket bersangkutan dari jumlah transaksi.

Secara sederhana, penerapan SAVE marketing mixdapat dilakukan dengan cara pembenahan physical point ofsales menjadi sebuah pengalaman yang memberikan solusi, informatif, shareable dan mengedukasi pelanggan. Terlepas dari kendala yang mungkin terjadi, penerapan SAVE marketing mix merupakan sebuah keharusan dalam menjembatani kebutuhan dan keinginan dan pelanggan.

Hal yang pertama dilakukan adalah penentuan tema yang akan digunakan dalam proses peningkatan pelayanan. Tema klasik dipilih karena dianggap merupakan sebuah pembeda signifikan yang merupakan ciri khas perusahaan dalam hal ini PT. Pos Indonesia. Selain itu berdasarkan survey yang dilakukan mayoritas pelanggan yang melaukan transaksi secara langsung di Kantorpos Gorontalo adalah pelanggan dengan rentang umur 40 tahun keatas. Pengutan branding dengan menonjolkan kesan klasik ternyata secara tidak sadar turut meningkatkan kepercayaan pelanggan dikarenakan kesan klasik membuat mereka secara tidak sadar lebih percaya dalam menggunakan produk atau jasa seperti rasa percaya kita secara tidak sadar terhadap orangtua. Terlebih lagi dengan menonjolkan kesan klasik beberapa pelanggan pada rentang umur tersebut merasa berada dalam suasana nostalgia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun