Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karni Ilyas ILC Kehilangan Ruhut Sitompul

26 April 2017   15:32 Diperbarui: 27 April 2017   01:00 7153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                                                sumber : TV One

Kemana Ruhut Sitompul, kenapa  Beliau tidak hadir di acara Indonesia Lawyer Club.  Biasanya setiap ILC  Abang kita satu ini selalu hadir menyemarakkan suasana dengan berbagai celoteh. Karni Ilyas tampaknya kehilangan seorang politikus  nyentrik dalam kapasitasnya juga seorang pengacara merangkap sebagai tim penggerak kampanye.

Setelah 5 bulan vacum ILC  kembali tampil di media elektronik Selasa 25 April 2017.  Menurut host senior, ketidak  hadiran ILC selama ini bersebab ikut mendinginkan suasana politik yang sedang hangat hangatnya.  Itu alasan logis, masuk akal namun dibalik itu semua kehadiran pentas  ILC selama ini tak bisa dipungkiri menjadi referensi bagaimana situasi politik nasional pada saat itu. Karni Ilyas mengangkat tema Merajut Jakarta Kembali.  Cukup banyak tokoh yang hadir baik dari pihak  pemenang Pilkada Jakarta maupun dari pihak yang bersebrangan.

Pada kesempatan ini saya lebih menyoroti berbagai pola pikir dari berbagai pembicara. Tampaknya berbagai pendapat tersebut mengerucut pada kesimpulan bahwa  kesadaran akan pentingya Persatuan Indonesia.  Walaupun masih ada para pihak menunjukkan rasa kecewa dan juga mungkin terluka namun tetap disampaikan secara bijak di acara  ILC dengan penonton membludak pada tingkat nasional.  Para pembicara paham mereka di tonton oleh sedemikian banyak pemirsa sehingga ada ke hati hatian dalam berbicara.   Sesungguhnya apapun di sampaikan akan menjadi label tersendiri akan makna kehadiran orang orang terpilih di acara tersebut.

Buya Syafei Maarif melalui teleconference menyampaikan selamat kepada Anies dan Sandi dengan tambahan nasehat agar menjaga jarak terhadap kelompok radikal.   Saya sebenarnya tidak mau ikutan melabelkan Habieb Riziek Syihab dan Front Pembela Islam sebagai kelompok radikal dari sisi pemahaman perjuangan Islam.   Tapi sudahlah istilah radikal itu lambat laun akan menghilang seiring dengan niat tulus ikhlas Gubernur Jakarta 2017-2022 merangkul semua komunitas.

Pengamat politik Aep Syaefullah berbicara panjang tentang proses pilkada Jakarta sampai kepada moment quick count.  Eep menyoroti sikap Lembaga Survei yang tidak mau berterus terang dari mana mendapat dukungan sponsor walaupun akhirnya hasil perhitungan cepat sepertinya kompak ada perbedaan 2 digit. Anies Sandi memang dicalonkan PKS dan Gerindra, nasehat Aep setelah terpilih maka Gubernur manjadi pemimpin untuk semua warga Jakarta.   Untuk itulah perlu konsiliasi berkesinambungan guna merajut yang terbelah dan terserak.

Tokoh nasional semua sudah bicara, sayang sekali Ruhut Sitompul tidak sempat hadir.  Diantara suka atau tidak suka atau tabiat si Poltak  dari sisi budaya dan transparansi media sosial fenomena ini patut dijadikan sebagai hiburan.  Saya katakan hiburan karena sesungguhnya kahadiran Ruhut dalam pola bicara dan apa apa yang disampaikan jangan di bawa ke hati.  Anggap saja sebagai sesuatu penyegar suasana diantara pembicara yang terlalu serius menangapi gejolak politik nasional.   Soal move on saya pikir Ruhut pada satu saat akan tetap tampil special mengikuti arah angin kekuatan politik .

Luka Jakarta patut dibalut.  Peran pemimpin dengan kemampuan  merangkul segala pihak harus ditunjukkan dari pribadi yang kuat dan terpercaya.  Mudah mudah Anies Sandi mampu merajut Jakarta nan sempat terbelah melalui komunikasi public intens.  Pola kepemimpinan Para Nabi yang mensiratkan STAF (shidieq, Tabligh, Amanah dan Fatonah) patut mewarnai kepemimpinan Gubernur baru mengingat pola ini telah teruji karena datang dari langit.

Minggu depan semoga Bang Ruhut berkenan hadir di ILC. Tidak perlu dirisaukan tentang telinga, karena sesungguhnya warga Jakarta dan sekitarnya mempunyai stock maaf segudang. Uda Karni Ilyas bukan basa basi mengundang Ruhut, sejujurnya rating TV one ikut naik berkat sumbangan si Poltak. Jangan risau,  pendapat saya ini murni pendekatan budaya yang jauh dari sifat benci apalagi diskriminasi.

Salamsalaman

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun