Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kesempatan Jokowi Hanya 5 Tahun

15 Juli 2019   20:20 Diperbarui: 15 Juli 2019   20:35 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. FB Jokowi-Amin

Amien Rais menerima dan membaca surat dari Prabowo Subianto yang disebutnya sebagai orang dekat. Isinya: ini demi kebaikan bangsa, "keutuhan NKRI itu lebih saya pentingkan". Dan pentolan PAN memaklumi. Bahkan ia melunak hatinya.

"Berikan kesempatan yang utuh kepada Pak Jokowi-Ma'ruf Amin dengan nanti 5 tahun. Kita awasi dan itulah produk indah demokrasi," tandas tokoh lokomotif reformasi.

Tafsir kalimat itu, indah juga kalau dimaknai. Bahwa seorang Amien Rais yang selama ini kerap misuh-misuh kepada Jokowi, sesama wong Solo padahal, enak didengar bagi telinga anak bangsa. Tak terkecuali. Tidak selamanya, yang bersikap keras seperti orang Batak itu, tidak jujur. Amien membuktikan. Setidaknya, kita seperti diguyur air sejuk pegunungan Merapi.

Segala kekurangan Jokowi adalah "kehebatan" ia saat ini. Setidaknya, ia "dipilih" oleh Sang Maha Penentu. Garis dan bintang itu jatuh kepadanya. Kepada lelaki yang kerap tampil bersahaja itu sebagai orang nomor satu di negera keempat dengan penduduknya di kisaran 260 juta jiwa.

Kali ini Jokowi punya beban lima tahun mendatang untuk "membenahi" dapur dan serambi Indonesia sekaligus. Namun ia setidaknya punya pengalaman selama lima tahun pertama. Yang membuatnya mengerti jalan terjal untuk tak dilewati secara serampangan. Ia sudah faham kiri-kanan dinding bukit yang bisa runtuh dan mengambruki dirinya.

Soal pengawasan yang dicanangkan sesepuh politik negeri ini, sebagai sebuah dorongan. Ini jauh lebih baik daripada lontaran kata yang bak mesiu dari Si Jagur yang bisa meluluhlantakkan pohon beringin tua yang mengakar kuat. Ia juga bukan banteng ketaton yang mesti membalas dan menyeruduk membabi-buta. Itu, jika  seperti yang diucapkan berulangkali: tak punya beban masa lalu. Atau bukan penerus masa lalu yang digembar-gemborkan tersebab selama ini ngumpet dengan harta berlimpah.

Kesempatan Jokowi lima tahun mendatang menyapu dan membersihkan sekeliling Istana adalah tugas yang sudah ia lontarkan semalam dala pidato yang akan dicatat dan dicermati oleh bukan hanya Pak Tua. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun