Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lembaran-lembaran Bermunculan di Malam Lebaran

10 Juni 2018   06:54 Diperbarui: 10 Juni 2018   07:25 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Sepi. (financebuzz.com)

Cerita Minggu Pagi 77

Suara takbir dan takmid itu bersahut-sahutan, di mana-mana dan dengan suara yang satu: mengangungkan kebesaran Allah. Sesekali terdengar suara bedug ditabuh dengan irama yang tak beraturan. Lalu lenyap dan menjauh, ke kanan. Dibarengi suara khas anak-anak.

Don masih duduk di ruang putih empat dinding. Hatinya terlindih ketika beberapa lama kemudian tak ada suara apa pun. Hingga ia hanya mendengar diri sendiri. Atau mungkin tidak, sama sekali.

"Aku ingin pulang," desisnya dan melenyap.

Sepi kembali menghujam dalam. Kelam saat lampu dimatikan. Ia tak bisa melihat jari-jemarinya. Hingga kemudian ia memegang kepala sendiri. Dihembuskannya nafas dalam-dalam.

"Lebaran sebentar lagi," desisnya, dan kemudian dibantah sendiri. Ini sudah malam lebaran. Aku mestinya sudah di pendopo. Seperti tahun-tahun sebelumnya. Bahkan dengan kemeriahan yang terbaik untuk keluarganya. Dikelilingi segala macam parcel, yang di antaranya sirop-sirop manis terbaik negeri ini. Terutama yang berwana merah, konon dihasilkan dari daerah keras para warganya. Penuh perjuangan dalam kehidupan sehari-hari.

Ia tak bisa terhubungkan dengan siapa pun, dengan apa pun. Tidak juga lewat peralatan terbaik yang pernah dipunya. Yang dilapisi emas dengan suara jernih.

Dug, dug!

Ditinjunya dinding yang masih gelap. Lalu kepalanya dibenturkan. Blug!

"Setaaan ...!" serunya setelah merasakan sakit tangan dan kepalanya membentur dinding.

Ia pun terkapar. Diam. Saat siuman, ia menyadari masih dalam kesepian yang mendalam. Pelan-pelan, ia menyadari ini malam lebaran yang mesti dilewatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun