Mohon tunggu...
Tanza Erlambang
Tanza Erlambang Mohon Tunggu... -

# Ever stay in several countries, and stay overseas until currently. ## Published several books, some of them are: Hurricane Damage on Coastal Infrastructures (ISBN: 978-19732-66273) dan Prahara Rupiah (ISBN: 979-95481-1-X)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Semua Murid di Denmark Pasti Naik Kelas

27 September 2017   07:16 Diperbarui: 28 September 2017   19:01 6958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi murid kelas 3 SD di Denmark (sumber: The Jackson Sun)

Ketika saya tanya kenapa anaknya pulang telat hari ini, teman Denmark saya menjawab bahwa anaknya harus "mengajari" temannya yang tak mengerti dengan "perkalian dan pembagian" dalam pelajaran matematika. Apa? "Murid kelas 3 SD sudah harus mengajari temannya?" tanya saya. "Ya," jawab si teman, dan menambahkan bahwa itu adalah "permintaan" dari gurunya.

Di Denmark, dan di negara negara Skandinavia lainnya (Swedia, Islandia, Norwegia dan Finlandia), memang semua murid SD sampai SMA yang "pintar" harus mengajar dan membimbing temannya yang "lemah." Kenapa harus mengajari atau membantu teman? Si anak bisa saja pintar di matematika, tapi belum tentu pintar di pelajaran lainnya. Di sinilah proses saling "mengajari" dan saling bantu satu sama lain.

Di samping itu, kita sudah sering mendengar istilah istilah seperti gotong royong, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, jangan hina orang lemah (miskin) dan sebagainya. Di Denmark dan Skandinavia istilah istilah itu tidak hanya teori dan dihafal dalam kepala, tapi dipraktekkan sejak dini, sejak di SD. Semua harus bantu (gotong royong) kepada teman-temannya yang tak mengerti pelajaran di kelas. Dipraktikkan bahwa "kelompok" lebih baik dari individu, kepentingan kelompok, luasnya kepentingan masyarakat atau negara harus didahulukan daripada kepentingan diri sendiri.

Karena memang sudah diajar dan dipraktikkan sejak kecil, tak heran kalau kita tanya ke orang Denmark (muda, tua, lelaki, perempuan, profesor, dosen biasa, pengusaha, pekerja kasar, karyawa swasta, pegawai negeri), semuanya serentak atau seragam menjawab, "Nggak apa apa kok kalau gajiku dipotong pajak dalam jumlah besar, bisa sampai 60%, tergantung jumlah gaji, toh duitnya dipakai untuk membantu orang yang masih belum beruntung dalam hidup."

Tak ada yang tinggal kelas
Uniknya Pendidikan di Denmark adalah semua murid (SD sampai SMA) naik kelas, tak ada istilah tinggal kelas. Kalau memang di bawah rata rata, ada kelas khusus untuk anak kelompok ini. Gurunya pun khusus. Kurikulumnya lebih pada untuk "survive" dalam kehidupan sehari hari atau persiapan kerja dalam penguasaan tehnik sederhana.

Di sinilah letak penting untuk saling menunjuk ajar satu sama lain, di mana ketika naik kelas semua sudah siap dengan pelajaran baru yang lebih "sulit" tentunya. Saat yang pintar ngajar yang "kurang paham" terhadap pelajaran atau topik tertentu, guru sudah barang tentu mengawasinya. Guru akan "intervensi" kalau si anak salah dalam mengajarkan konsep.

Aktivitas semacam ini dilakukan setelah pelajaran formal, biasanya sampai jam 4 sore. Kedua orang tua, baik murid yang pintar atau murid yang perlu bimbingan diminta izin oleh guru dan sekolah.

Selain membantu teman, sore hari adalah aktifitas "khusus" terhadap siswa yang punya minat khusus. Anak teman saya misalnya suka pelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Jerman dan catur.

Sekolah kemudian mencarikan guru Bahasa Jerman yang adalah orang Jerman. Bersama teman teman yang berminat belajar bahasa Jerman, langsung diajar dan berbicara dengan guru yang orang Jerman. Begitu juga dengan catur. Murid murid yang minat catur langsung diajar oleh pecatur profesional.

Mungkin anda bertanya, apakah "berkualitas" pendidikan yang semua murid naik kelas? Jawabnya adalah terbaik di dunia. Menurut US News tanggal 7 bulan Maret 2017 (sumber) mempublikasikan laporan yang berjudul "Best Countries for Education" menempatkan 4 negara Skandinavia (Denmark, Swedia, Norwegia dan Finlandia) sebagai negara dengan pendidikan terbaik di dunia!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun