Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rahasia Sang Ibu Negara

15 April 2019   20:05 Diperbarui: 16 April 2019   00:35 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Charlie Blackwell berkata kepada istrinya Alice, dalam masa-masa kampanye pencalonan dirinya sebagai calon anggota kongres dari negara bagian Wisconsin, bahwa politisi bisa dikatakan sebagai pelacur kelas atas. "Kita (politisi) meminta uang kepada semua orang yang kita kenal, dan semua yang mengenal kita meminta bantuan kepada kita."

Namun, istrinya menimpali, guna menghibur dan menyemangati suaminya, katanya ada berbagai alasan orang-orang yang mencalonkan dirinya dalam kontestasi politik selain untuk menjadi pelacur kelas atas, diantaranya: untuk memperoleh kekuatan yang besar demi kebaikan, yang lain karena merasa terpanggil untuk menjadi pemimpin, dan yang lain karena mereka merasa mampu dan bisa. Alasan yang terakhir ini kemungkinan besar didorong oleh ambisi pembuktian diri atau karena alasan balas dendam atas kekalahan politik sebelumnya.

Dengan konyol Charlie menjawab istrinya, yang mana Charlie adalah seorang yang takut akan gelap, katanya ia berkeinginan untuk terpilih sebagai seorang pejabat publik karena menurutnya sebagai pejabat publik maka ia akan mendapatkan fasilitas pengamanan yang lengkap, tidak pernah berjalan sendiri, bahkan kalau di Amerika, surgapun akan melarang seorang Presiden Amerika untuk membungkukkan badan untuk mengambil apa yang diinginkannya.

Alice yang seorang ibu rumah tangga, ternyata tidak kalah jawab mengambil jalan tengah jawaban atas pertanyaan apa yang menjadi motif yang mendasari seseorang mencalonkan diri dalam sebuah kontestasi politik, katanya sebenarnya bisa saja motif yang mendasari orang maju ke dalam politik karena gabungan atas berbagai motif, karena ia merasakan adanya kepentingan untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan publik, itu dia sebut sebagai faktor "kenapa tidak?" Seseorang bisa saja memiliki keinginan untuk merasakan percikan kebahagiaan melayani publik sekaligus untuk pembuktian diri. Adakah alasan orang lain lebih mulia dalam berpolitik?

Namun, menurut Alice, ada beberapa kontradiksi hidup yang dijalani oleh orang-orang politik, antara lain:

  • Mereka, para politisi, keluarga, simpatisan maupun pendukungnya, katanya memberikan dirinya kepada orang-orang, sebenarnya mereka memulainya dari mencari ketenaran agar orang-orang memilihnya, mereka meninggalkan selebaran di pintu rumah dan di kaca mobil, berbicara melalui iklan-iklan, mendatangi pasar-pasar, memohon konstituen untuk mendengarkan mereka, menghujani konstituen dengan berbagai janji dan rencana. Sebenarnya niat mereka untuk memberi diri, tidak ubahnya dengan menjual dirinya;
  • Mereka, para politisi, keluarga, simpatisan maupun pendukungnya, melakukan apapun yang mereka bisa untuk mendapatkan sebanyak mungkin orang memberikan perhatiannya kepada mereka. Setelah itu berhasil (mereka para politisi itu terpilih), maka mereka mulai mengeluh apabila dari mereka diminta perhatian oleh para pemilihnya. Katanya, "Jangan mengganggu, tinggalkan kami sendiri. Sama seperti kalian, kami berhak atas kebebasan pribadi."

Itu adalah sebuah fakta ironis dalam hubungan politik antara pejabat publik dengan konstituennya. Bahwa ketenaran pejabat politik terkadang melebihi negara, masyarakat yakin akan hal itu, karena itu mereka memilihnya. Pejabat politik diundang ke berbagai acara, yang sering bahkan tidak ada hubungannya dengan jabatannya. 

Kalau menolak kebanyakan untuk menghadiri undangan, maka ia akan dicap bersikap kasar. Semua hal penting terkait diri mereka, para politisi itu, sebenarnya tidak lain adalah kepentingan mereka, masyarakat itu sendiri, yang melekat dalam jabatan dan cara ia memperolehnya.

Maka masyarakatpun berusaha sekuatnya membuktikan kedekatan hubungan mereka dengan politisi itu. Semakin renggang hubungan itu, semakin mereka bersikeras membuktikan tingkat hubungannya. Maka dari itu, popularitas dalam politik adalah ketika orang-orang mulai mencari namamu dalam setiap hal dan dalam setiap kesempatan.

Selanjutnya Alice menjelaskan, bahwa ciri-ciri percakapan politik dalam hubungan politik yang ironis itu antara lain:

  • Banyak tuduhan walaupun diselipkan dalam pertanyaan-pertanyaan yang wajar;
  • Percakapannya menyiratkan bahwa ada jawaban yang benar bagi semua pertanyaan, seolah tidak ada yang tidak jelas dan seolah tidak ada subjektivitas di dalamnya; dan
  • Di tengah pemberitaan yang menyilaukan, harus tetap ada rahasia-rahasia yang hanya menjadi milikku.

Kata Alice di sebuah bagian kisahnya: "Terkadang aku punya kesan, karena seringnya aku membaca, aku jadi tidak mudah tekejut dibandingkan orang-orang lain yang ada di sekitarku. Aku jadi tahu banyak informasi faktual."

Charlie, suaminya, mengatakan sebuah mitos dalam politik tentang demokrasi : "Ketika tiba saatnya menyebarkan demokrasi, memang akan ada beberapa kerusakan yang mengikutinya dan hal-hal yang terdengar tidak berperasaan. Menjadi orang yang terlalu baik, adalah musuh demokrasi. Hal itu hanya akan menyebabkan siksaan batin dalam berdemokrasi. Karena orang-orang yang berbicara tentang hal-hal yang baik di alam demokrasipun, bukan berarti mereka benar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun