Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Sejarah dalam Jelaga Kedai Kopi

12 April 2019   16:14 Diperbarui: 14 April 2019   15:08 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedai Kopi Desa Rumah Kabanjahe (dokpri)

Sejarah merupakan gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami oleh manusia, disusun secara ilmiah meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis sehingga mudah dimengerti. Jejak sejarah itu bisa dilihat dari peninggalannya yang masih bertahan hingga kini.

Walaupun tidak persis dapat dikategorikan dalam definisi presisi sejarah, salah satu peninggalan masa lampau yang masih tetap bertahan hingga kini di hampir seluruh kampung-kampung di Tanah Karo Sumatera Utara adalah kedai kopi. 

Sejauh mana batasan masa lampau yang terbaca dari bangunan peninggalan sejarah kedai kopi adalah melalaui jejak jelaga coklat kehitaman yang menjadi "wall paper" nya.

Sudah barang pasti jelaga coklat kehitaman pekat yang melekat di hampir seluruh dinding dan langit-langit ruangan sebuah kedai kopi merupakan kombinasi dari asap tungku kayu bakar yang digunakan menjerang air minum dalam wadah khusus plus kepulan asap rokok beratus bahkan beribu-ribu orang yang minum sambil mengobrol dan merokok di kedai kopi itu. Mungkin dinding dan plafon itu telah diasapi selama puluhan bahkan ada yang seratus tahun.

Sudah merupakan sebuah "trade mark" tersendiri bagi para penikmat minuman kedai kopi di Tanah Karo, bahwa air yang dimasak menggunakan tungku kayu bakar, memberikan nikmat cita rasa khas yang paling diminati.

Minumannya sendiri beraneka ragam, mulai dari teh manis menggunakan bubuk teh Cap 37, kopi tubruk dan kopi instan dari peradaban masa kini, teh susu yang adalah kombinasi teh manis dan susu kental full cream kalengan, Susterpacol yang adalah singkatan dari teh susu telor pakai coklat, dua terakhir ini adalah minuman hasil eksperimental otodidak para "barista" pewaris generasi ke generasi usaha kedai kopi turun temurun. Beberapa kedai bahkan diberi label "legend" oleh petualang kedai kopi.

Apa yang menjadi sejarah terkait keberadaan kedai kopi yang sampai saat ini masih lestari?

Kedai kopi, sadar atau tidak, telah mengukuhkan eksistensinya secara informal sebagai salah satu sentral peradaban kampung-kampung di Tanah Karo. Mulai dari tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, pejabat pemerintahan, para politisi, bahkan calon kepala daerah atau calon legislatif di kampung ini paham dengan peran strategis kedai kopi dalam dialektika masyarakat lokal, yang mana segala informasi yang terbangun di dalamnya sangat menentukan pembentukan opini, persepsi, asumsi bahkan konklusi dari orang-orang kampung.

Menyadari hal itu, tokoh-tokoh sebagaimana dimaksud di atas sering kali memulai aksi dan misinya di sebuah kampung, setelah menenggak segelas minuman kesukaannya dan terlibat obrolan singkat dengan orang-orang di kedai kopi. Biasanya, setelahnya baru maksud dan tujuannya bisa lebih mudah diterima dan dipahami, atau setidaknya mendapat respons dari orang-orang kampung.

Kalau begitu, setelah bertahan sekian lama melalui waktu yang panjang, dengan orang-orang yang datang dan pergi silih berganti membawa dan menyumbangkan pikirannya di kedai kopi, maka bisa dibayangkan entah sudah berapa banyak peristiwa sejarah yang telah terjadi berawal dari kedai kopi. Setidaknya sejarah kampung-kampung, bahkan telah melahirkan manusia-manusia kampung yang mampu mencetak sejarah tidak saja di kampungnya bahkan menorehkan sejarah di sebuah negara.

Jelaga coklat kehitaman itu adalah saksi bisu jejak sejarah, yang merekam catatan segala peristiwa dari masa lampau dalam partikel-partikel pembentuknya. Di sini, kedai kopi menjadi salah satu barometer ukuran tingkat keadaban sebuah kampung dan masyarakat yang mendiaminya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun