Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Hari Jadi

9 Maret 2019   02:39 Diperbarui: 9 Maret 2019   02:54 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beranda website Pemkab. Karo (www.karokab.go.id)

Pada bagian terakhir dari buku Homo Deus, Profesor Yuval Noah Harari membahas impian dan mimpi buruk agama data atau dataisme. Menurutnya, agama data menyatakan bahwa manusia sudah merampungkan tugas kosmis mereka dan sekarang harus menyerahkan tongkat estafet ke jenis-jenis entitas yang sama sekali baru.

Jika pada abad ke-21 struktur-struktur politik tradisional tidak bisa lagi memproses data dengan cukup cepat untuk menghasilkan visi-visi yang bermakna, maka struktur-struktur baru yang lebih efisien akan berkembang untuk menggantikannya. Sebuah struktur yang akan sangat berbeda dari institusi politik sebelumnya, entah demokratis atau otoriter. Jika manusia tidak lagi mampu menangani tugas itu, mungkin sosok lain akan diserahi untuk mencobanya, yang oleh kaum datais disebut sebagai Internet untuk Segala Hal.

Bagian penutup buku ini, adalah sebuah pengantar bagi artikel yang sederhana yang dituliskan sebagai sebuah refleksi dalam memperingati hari kelahiran, atau hari jadi. Apakah itu hari kelahiran diri pribadi, hari jadi sebuah perkawinan atau hari yang disepakati sebagai hari lahirnya sebuah entitas daerah atau negara. Dalam artikel ini, khususnya dalam rangka hari jadi ke-73 Kabupaten Karo, sebuah Kabupaten dalam wilayah administrasi Provinsi Sumatera Utara, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dimana saya tinggal di dalamnya sebagai sebuah entitas pribadi yang tidak lebih sebagai riak dalam aliran data menurut pandangan datais sesuai tulisan Yuval.

Apa yang menarik dan berhubungan dengan kajian atas berbagai skenario kemungkinan yang diuraikan dalam buku Yuval, khususnya pada bagian tentang agama data ini dengan hari lahir Kabupaten Karo ke-73 ini adalah, bahwa kemungkinan yang diuraikan Yuval berasal dari hasil pelacakan atas asal-usul dari kondisi hari ini dalam rangka mengendurkan cengkramannya sehingga memungkinkan kita bertindak secara berbeda dan berpikir dalam cara yang jauh lebih imajinatif tentang masa depan kita. Singkatnya, ia berupaya memperluas horizon kita dan membuat kita menyadari spektrum pilihan yang jauh lebih luas, khususnya bagi masa depan daerah ini dan kebaikan setiap warga yang hidup di dalamnya.

Artinya, bagi kita yang tidak suka dengan sebagian dari kemungkinan-kemungkinan yang disampaikannya, dipersilakan untuk berpikir dan berperilaku dengan cara yang baru dan sama sekali lain agar dapat mencegah kemungkinan-kemungkinan tertentu yang kita anggap buruk menjadi nyata.

Yuval menjelaskan bahwa munculnya internet memberi kita perubahan selera atas berbagai hal. Ranah maya kini krusial bagi kehidupan kita sehari-hari, termasuk pada ekonomi dan keamanan kita. Namun, pilihan penting diantara berbagai hal yang dikonstruksi di dunia maya tidak diambil melalui sebuah proses politik yang demokratis, sekalipun menyangkut hal-hal yang melibatkan isu-isu politik tradisonal seperti kedaulatan, perbatasan, privasi dan kemanan. Internet adalah zona bebas dan tanpa hukum yang merontokkan kedaulatan negara, mengabaikan perbatasan, menghilangankan privasi dan memunculkan risiko keamanan global yang mungkin paling dahsyat.

Akibatnya, pemerintahan dan organisasi nonpemerintah melakukan perdebatan intensif tentang restrukturisasi internet, tetapi jauh lebih sulit mengubah sistem yang sudah ada ketimbang mengintervensi saat kelahirannya. (Harari, Yuval Noah, Homo Deus, Jakarta: PT. Pustaka Alvabet, 2018, hlm. 431).

Kotaku Sudah Cukup Tua, tetapi Bukan Kota Tua

Usia 73 tahun bukanlah sebuah usia yang bisa dibilang muda. Diawali dari rangkaian seminar yang panjang di berbagai tempat dengan melibatkan berbagai stakeholders yang dianggap mewakili kalangan yang memahami sisi historis, sosiologis, administratif dan aspek lainnya, akhirnya disepakati bahwa hari lahirnya Kabupaten Karo adalah pada tanggal 8 Maret 1946, pada sebuah seminar di Hotel Internasional Sibayak, Berastagi yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 yang lalu. Kesepakatan ini telah ditetapkan dengan mengundangkannya melalui Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 02 Tahun 2018 tentang Hari Jadi Kabupaten Karo.

Sebuah upaya mencapai kesepakatan yang tidak mudah, mungkin datang sudah sangat terlambat, karena bisa jadi kabupaten ini adalah daerah administratif terakhir di republik ini yang mendapatkan tanggal hari kelahirannya. Namun, upaya yang tidak mudah ini tentu adalah hal yang patut disyukuri dan diapresiasi, sekalipun sudah dinantikan sangat lama.

Apa pentingnya mengetahui hari kelahiran? Mungkin adalah sebuah pertanyaan yang sangat klise, sehingga dengan mudah akan mengundang beragam jawaban, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling serius, dari yang paling konyol hingga yang paling masuk akal. Itu adalah sebuah persepsi yang kemungkinannya mungkin tidak terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun