Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Matahari Tidak Pernah Tenggelam di Angkor Wat

29 Agustus 2015   11:23 Diperbarui: 29 Agustus 2015   11:23 2196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tujuan utama para wisatawan berkunjung ke Siem Reap, yang secara harfiah berarti Kota yang ditaklukan Siam atau Thailand ini, tentu saja untuk berkunjung ke Angkor. Ibu kota kuno kerajaan Khmer yang konon masih memiiki kesamaan darah dengan raja-raja di Jawa. Pada masa jayanya, Angkor yang memiliki luas lebih dari 200 km persegi ini memiliki penduduk lebih dari 1 juta orang di kala kota-kota besar dunia lainnya seperti London atau Paris masih merupakan kampung kecil belaka.


“Datanglah ke Angkor, dan nikmatlah misteri dan reruntuhannya”, demikian salah satu kata-kata bijak yang pernah saya baca . Dan karena itu, walau pun sudah pernah berkunjung kesini hampir 9 tahun lalu, tetap saja wajib hukumnya untuk berkunjung kembali ke Angkor. Dan sore itu, tujuan kami datang adalah untuk menikmati pemandangan matahari tenggelam dikala senja.


Setelah membeli tiket seharga 20 USD yang berlaku selama satu hari dan memliki foto langsung jadi, tuk tuk yang dikemudikan Syukri terus melalu menuju ke Angkor Wat, sebenarnya ada piiihan lain untuk melihat sunset dari Phnom Bakheng atau Bukit Bakheng yang merupakan sebuah candi replika mahameru yang ada di atas bukit. Saya pernah menulis tetang kunjungan kesini di Terpesona Reruntuhan Angkor (Bagian 1)http://www.kompasiana.com/taufikuieks/terpesona-reruntuhan-angkor-bagian-1_550906b1a333114a442e3aba


Tuk-tuk melaju santai di jalan yang mulus di antara pepohonan yang mirip hutan. Kota Angkor ini memang sebagian besar sudah berubah menjadi hutan kembali setelah ratusan tahun ditinggakan penghuninya. Jalannya tampak jauh lebih mulus dibandingankan kunjungan pertama dahulu. Dan juga jumlah turis kali ini tampak jauh lebih banyak.


Mendekati Angkor wat, terlihatlah parit selebar 200 meter yang mengelilingi komplkes istana, candi, dan juga sekaligus tepat makam raja-raja Khmer ini. Saya diturunkan tepat dipintu masuk utama, yaitu pintu depan yang terletak di sebelah barat Angkor Wat dimana terdapat petugas yang segera memeriksa tiket masuk. Wah, kalau dulu hampir tidak ada petugas yang memeriksa!

Berjalan menyeberangi jembatan batu di atas parit dan kemudian berjalan menuju timur ke arah bangunan utama Angkor Wat . Dari sini kita dapat mengagumi keindahan Angkor Wat secara utuh. Namun untuk menikmati dan menagguminya secara detail kita harus masuk ke dalamnya, melihat rinusn apsara yang ada di dalamnya, menaiki tanggak curam ke menara dan menghirup wangi asap dupa sesembahan jemaah yang berdoa di patug-patung yang banyak tersebar di dalamnya.

 


Di tembok pertama, kita juga dapat menikmati pahatan di dinding yang meceritakan kisah-kisah dari Ramayana. Namun saya tidak punya waktu untuk itu, hari sudah menunjukan pukul 17.30 dan kira-kira pukul 18 30 an matahari akan sudah tenggelam dan kita harus dapat menikmati sun set dari dalam Angkor Wat,


Memasuki halaman dalam Angkor , langkah kaki dipercepat sambil sekali-kali mengambil gambar dari sudut-sudut yang indah. Ketika selesai menapaki tangga batu yang ditutupi dengan kayu untuk melidungi tangga yang asli, seorang wanita bercerita bahwa kita tidak akan diperbolehkan lagi untuk masuk dan naik karena Angkor Wat harus bersih dari wisatawab setelah pukul 18.00.


Memasuki pintu kecil, tetap kaki melangkah masuk dan sejenak mengagmi keindahan interior Angkor Wat berupa atao batu, relung, serta sebagian apsara di dalamnya. Sedangkan menara utama masih cukup jauh di dalam. Tiba-tiba saja petugas berseragam dengan sopan meminta para pengunjung yang masih ada di dalam Angkor Wat untuk erlahan-lahan keluar kembali menuju pintu utama di arah barat.


Dengan sedikit menggerutu, terpaksalah kaki dilangahkan kembali menuju ke halaman dalam untuk kemudian melalui pintu gerbang pertama dan akhirnya tiba di halaman luar sebelum parit. Di sini, masih ratusan orang yang duduk atau pun berjalan perlahan menikmati senja di Angkor Wat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun