Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Demam Akik Pun Melanda Sampai ke Tanzania

21 Mei 2015   20:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:44 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gila batu akik, demikianlah fenomena yang sekarang sedang melanda Tanah Air tercinta ini. Di mana-mana, di dusun dan di kota, di mal, atau di warung kaki lima, terlihat kerumunan lelaki sedang membicarakan ataupun melihat penjual batu akik. Harganya pun bermacam-macam, dari dua puluh ribu hingga ratusan ribu, jutaan, bahkan hingga miliaran rupiah.Apakah ada referensi harga? Kadang-kadang susah dinalar karena rasa sukalah yang menjadi penggerak seseorang untuk membeli dan memilikinya.

“Karibu”, Selamat datang di Kilimanjaro, demikianlah Jummane, sang pengemudi sekaligus guide, yang akan bersama saya selama 4 hari mengembara di Tanzania bagian utara ini, menyambut dengan ramah di terminal kedatangan Kilimanjaro International Airport setelah pesawat berbaling-baling ATR42 Precision Air mendarat mulus dalam penerbangan sekitar satu jam dari Bandara Julius Nyerere di Dar Es Salaam.

“Dalam kira-kira satu jam kita akan sampai di Arusha,” demikian Jummane bercerita di depan sebuah kendaraan 4 wheel drive besar dan gagah berwarna putih yang biasa digunakan bersafari di taman-taman nasional Tanzania yang sudah siap menunggu di tempat parkir.Hari sudah hampir pukul sepuluh malam. Maklum, pesawat terlambat berangkat hampir 90 menit, dan jalan raya yang mulus membentang dari bandara.

14321254261606154875
14321254261606154875

Sekitar satu kilometer dari bandara, terdapat sebuah tanda yang menunjukkan arah 14 kilometer ke kiri sebagai tempat penambangan “Tanzanite”.Tetapi waktu itu, saya belum begitu mengambil perhatian, karena masih lebih tertarik dengan cerita Jummane yang mengajarkan saya kata-kata dasar dalam bahasa Swahili seperti jambo yang berarti 'hallo', karibu yang berarti 'selamat datang' dan juga habari gani yang berarti 'apa kabar' serta tentu saja asante yang berarti 'terima kasih'.

Ketika kendaraan sampai di pertigaan jalan raya, Jummane kembali bercerita bahwa ini adalah jalan raya yang menghubungkan Dar Es Salam dan Arusha. Kalau ke kiri kita akan sampai ke Arusha sekitar 45 km lagi dan kalau ke kanan akan sampai ke Moshi sejauh 35 km saja.Kendaraan pun belok kiri dan meluncur di jalan raya yang mulus di bagian utara negeri Tanzania di mana Gunung Kilimanjaro yang menjadi atap Benua Afrika menjulang dengan gagahnya.

1432125471472778350
1432125471472778350

Sekitar 15 menit berjalan, Jummane menunjukkan sebuah kompleks yang terang-benderang bermandikan cahaya di kejauhan dan terletak di sebelah kiri jalan. “Di sinilah tempat penambangan batu mulia yang paling mahal di dunia!” jelasnya sambil kemudian bercerita bahwa batu mulia itu bernama Tanzanite karena hanya ada di Tanzania dan harganya bisa jauh lebih mahal dari berlian sekalipun. "Kalau ke Tanznia, Anda tidak akan bisa lepas dari Tanzanite ini," katanya dengan bangga.

14321255031347526036
14321255031347526036

Selama beberapa hari kemudian, ketika bersafari baik di “Lake Manyara National Park” maupun “Ngorongoro Crater Conservation Area” dan berkejar-kejaran dengan berjenis-jenis hewan liar Afrika di habitatnya serta berinteraksi langsung dengan suku Masaai yang terkenal itu, dapatlah saya sejenak melupakan batu akik khas Tanzania ini. Walaupun sempat mampir di sebuah souvenir shop di Ngorongoro yang juga menjual batu yang berwarna biru berkilau ini.

14321255431740764844
14321255431740764844

Namun, rasa penasaran akan Tanzanite, membuat saya masuk ke toko yang ada di Kilimanjaro Airport ketika menunggu penerbangan menuju pulau nan indah di sebelah timur benua Afrika, yaitu Zanzibar.Di toko ini, saya sempat bertanya-tanya mengenai harga dan jenis-jenis tanzanite.Diceritakan kalau batu ini dalam bentuk asli alias mentahberwarna coklat kemerahan kemudian setelah diproses akan berubah menjadi biru safir, ataupun ungu yang memukau.Tanzanite hanya ada di Tanzania, dan pertama kali ditemukan pada 1967 di kawasan kaki Gunung Kilimanjaro yang bernama Bukit Mererani.Kawasan inilah yang saya lalui ketika berkendara dari Kilimanjaro Airport menuju Kota Arusha.Asyiknya lagi nama Tanzanite sendiri dipopulaerkan oleh perusahaan perhiasan terkemuka, yaitu Tiffany & Co.

14321255741246080666
14321255741246080666

Saya kemudian melihat-lihat berbagai jenis Tanzanite baik dalam bentuk batu, cincin, kalung, dan gelang. Ketika bertanya harganya semuanya di atas ratusan hingga ribuan US Dollar. Ketika saya mencoba untuk mengambil gambarnya, sang pramuniaga melarang saya dan berkata bahwa saya hanya boleh mengambil gambar apabila sudah membelinya. Untungnya saya sudah sempat mencuri-curi foto perhiasan yang dipajang di etalase dari kaca ini.

1432125604753377604
1432125604753377604

Perkenalan dengan Tanzanite, bukan hanya ada di Kilimanjaro Airport, tetapi juga di kawasan kota tua Pulau Zanzibar yang bernama “Stone Town”.Setelah cukup lelah berwisata jalan kaki melihat-lihatkawasan yang dulunya menjadi pusat perbudakan di Zanzibar, kami melewati lorong-lorong yang sempit di kota tua yang penuh daya tarik ini. Mampir sebentar ke Pasar Ikan dan akhirnya sempat juga mampir ke sebuah toko yang menjual Tanzanite.

14321256321087586497
14321256321087586497

Masih ada beberapa kali lagi perjumpaan dengan Tanzanite, termasuk di ruang keberangkatan Zanzibar Airport, dan tentunya juga lounge keberangkatan di Julius Nyerere International Airport yang juga bernama Tanzanite Lounge!

Ternyata, demam dan kegilaan akan batu akik tidak hanya ada di Indonesia, melainkan menyebar bak virus ebola sampai ke Afrika Timur. Lebih-lebih lagi, menurut cerita batu Tanzanite ini juga mempunyai kekuatan magis dan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Tanzania, Mei 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun