Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Perangkai Kata, Penikmat Citarasa Kuliner dan Pejalan Semesta. Pecinta Budaya melalui bincang hangat, senyum sapa ramah dan jabat erat antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Smart Traveller Berwisata ke Cirebon Saat Ramadlan

23 Juni 2017   00:05 Diperbarui: 23 Juni 2017   10:56 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.pri Peserta Koteka Trip berpose bersama di gerbang Goa Sunyaragi Cirebon

Berwisata tak hanya dilakukan kala musim liburan tiba. Melainkan juga saat bulan puasa. Itu yang dilakukan oleh peserta KOTEKATrip melalui  Komunitas Traveller Kompasiana yang didukung oleh Danamon. Namanya juga Nge- Trip, perjalanan yang ditempuhpun bukan yang bersifat long Journey. Kurang lebih 4 jam perjalanan dengan kendaraan Elf berkapasitas 16 penumpang itu melaju meliintas beberapa akses jalan Tol. Termasuk diantaranya Tol Cipali yang semakin memperpendek waktu tempuh Jakarta-Cirebon.

Jujur, itu kali pertama saya melintas Cipali. Itu pula yang menyebabkan saya begitu bersemangat. Sampai-sampai berkumpul jam 5 pagi di Bentara budaya sebagai meeting poinpun saya jabani. Sebetulnya Cirebon tidaklah jauh dari Tegal, kota domisili kedua orang tua. Entah kenapa selama ini tidak terbanyang untuk berwisata kesana. Mungkin inilah yang disebut Tuhan bahwa semua akan indah pada waktunya. Ternyata Cirebon bisa menjadi salah satu destinasi wisata bagi para pelancong dari Ibukota Jakarta dan sekitarnya.

dok.pri Menara Masjid At-Taqwa menjulang tinggi di pusat kota Cirebon
dok.pri Menara Masjid At-Taqwa menjulang tinggi di pusat kota Cirebon
Banyak akses menuju ke Cirebon. Sarana transportasi umum seperti Bus antar Kota dan Keretapun siap mengantarkan kita kesana. Benar saja, waktu menunjukkan pukul 09.55 ketika kami masuk kota Cirebon. Sebelum menjelajah beberapa lokasi wisata yang masuk daftar tujuan sembari  menghilangkan Jetlag perjalanan, kami mengitari Majid At Taqwa . Masjid ini berada di pusat kota Cirebon, tepatnya di simpang alun-alun Kejaksan. Masjid yang memiliki menara beserta arsitektur megah ini bersebelahan dengan islamic centre. Meski masjid At Taqwa bukan menjadi tujuan wisata kami, namun suasananya membuat kami lebih siap untuk eksplorasi wisata di Cirebon  kali ini.

Selalu ada yang istimewa saat kita tengah berwisata. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pastikan ketersediaan anggaran tidak over budget. Jangan  sampai kehilangan karena copet. Sungguh tidak berharap hal-hal buruk terkait dengan ketersediaan keuangan untuk support perjalanan. Itulah kenapa kami tidak melewatkan untuk belajar menjadi smart traveller bersama tim Danamon. Bertempat di Bank Danamon Kantor Cabang Cirebon yang terletak di Jalan Yos Sudarso Kota Cirebon. Lokasi Bank Danamon ini tidak jauh dari kawasan Pelabuhan. 

aplikasi D -Cash dalam www.danamononline.com
aplikasi D -Cash dalam www.danamononline.com
Menjadi smart traveller itu harus tetap pegang kendali keuangan saat berwisata. Termasuk juga saat harus menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Entah itu kehabisan uang akibat over budget, ataupun karena kehilangan. Jangan panik, hubungi teman atau saudara yang bisa membantu support finansial. Meski tanpa Atm ditangan, dijamin aman. Itu salah satu hal yang Danamon yakinkan kepada peserta Koteka Trip. Lha kok bisa? Gimana caranya?. Kami pun merubung tim danamon yang menjelaskan layanan D-Cash sebagai salah satu aplikasi danamon online banking.

D-Cash hadir sebagai solusi saat traveller mengalami kendala finansial selama perjalanan. Meski tidak memiliki rekening dan ATm danamon.  Cukup hubungi kawan/saudara pemilik rekening danamon. Kemudian pemilik rekening danamon tersebut  download aplikasi D-Mobile.  Pastikan nomor ponsel penerima kiriman uang tidak salah, dan cari ATM Danamon terdekat yang berlogo D-Cash di badan Atmnya bagi penerima kiriman uang. Dengan memasukkan  passcode yang dikirimkan oleh pengirim uang tersebut maka kiriman uang dapat terambil dengan cepat dan gampang meski atm tidak di tangan. Lega rasanya ada pasokan informasi dan pengetahuan terkait solusi kendala finansial selama dalam perjalanan.

dok.pri pintu gerbang utama masjid Agung Sang Cipta rasa Kota Cirebon
dok.pri pintu gerbang utama masjid Agung Sang Cipta rasa Kota Cirebon
 Bertepatan dengan waktu shalat duhur, peserta KotekaTrip singgah di masjid Agung Sang Cipta Rasa. Masjid ini merupakan masjid tertua di Kota Cirebon. Arsitekturnya terlihat kuno dengan gerbang yang tampak kokoh dengan tulisan kaligrafi diatanya. Sebagian peserta sempat menjalankan ibadah salat di masjid . Arsitektur masjid ini tidak seperti kebanyakan masjid. Terdapat gebyog ukiran kayu yang tampak berumur. Tiang-tiang penyangganya beserta atapnya berbuat dari kayu. Sepintas masjid ini lebih menyerupai pendopo. Ada beberapa pintu-pintu kecil di sekitaran bangunan utama yang tertutup yang menurut informasi berjumlah 9. Konon masjid ini dibangun oleh Sunan Gunung Jati dibantu oleh rekan walisongo lainnya.

dok.pri pintu-pintu kecil dalam masjid Sang Cipta Rasa
dok.pri pintu-pintu kecil dalam masjid Sang Cipta Rasa
Hari semakin siang, kami pun meneruskan tujuan wisata berikutnya yang ternyata tidak jauh dari masjid Sang Cipta Rasa. Cukup dengan berjalan kaki saja melewati beberapa lapak penjual sauvenir Cirebon, kamipun sampai di Keraton Kasepuhan. Suasana siang itu tampak lengang. Setelah membayar retribusi masuk sebesar Rp. 15.000, rombongan memasuki komplek pelataran keraton. Akses masuk ke dalam melewati gapura sitinggil. Keraton Kasepuhan sangatlah luas. Di pelatarannya saja banyak bangunan yang manjadi bagian dari wisata sejarah religi budaya yang bersifat adiluhung. Sayangnya bertepatan dengan kami kesana, pihak keraton kasepuhan tengah berbenah dalam rangka soft lauching Museum Pusaka begitu juga dengan museum transportasi keraton. Praktis kami hanya melihat bangunan-bangunan dalam keraton kasepuhan tersebut.

dok.pri Keraton Kasepuhan Cirebon
dok.pri Keraton Kasepuhan Cirebon
19397025-948518828621916-7456758903345311439-n-594bf6592623bd410a93d6b2.jpg
19397025-948518828621916-7456758903345311439-n-594bf6592623bd410a93d6b2.jpg
Berbeda dengan keraton Kasepuhan yang siang itu tampak lengang. Kunjungan kami berikutnya tentu menjadi satu kesatuan, yakni keraton Kanoman. Dengan mengendarai becak, kami menempuh jarak sekitar 10-15 menit perjalanan. Melewati jalan protokol kota Cirebon yang eksentrik. beberapa kali kami meminta bapak pengentara becak untuk berhenti sejenak saat kami melewati lapak penjual keramik di pingggiran jalan. Hingga memasuki pasar Kanoman yang cukup ramai pengunjung meski hari sudah siang. terlihat aneka komoditas yang diperjual belikan. Meski tampak macet disana-sini namun becak yang kami tumpangi cukup lihai menerobos kerumunan dan mengantarkan kami ke keraton kanoman.

dok.pri keramik kuno banyak dijual di Jalanan Kota Cirebon sekitar Kanoman
dok.pri keramik kuno banyak dijual di Jalanan Kota Cirebon sekitar Kanoman
dok.pri Pasar Kanoman sarat potensi wisata belanja
dok.pri Pasar Kanoman sarat potensi wisata belanja
Dua simbol kerajaan di Cirebon yang masih memiliku keterkaitan sama lain. Antara Kasepuhan dengan Kanoman.  Di keraton kanoman ini, kami diterima dengan lebih dekat. Hingga masuk ke ruang singgasana dimana biasanya raja atau pangeran Kanoman menerima tamu-tamunya. Bahkan kami cukup lama berada di halaman belakang keraton Kanoman. Hingga eksplorasi pada sumur yang menjadi mata air yang dipercaya memiliki tuah bagi yang meyakininya. 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun