Mohon tunggu...
Takbir Azhari
Takbir Azhari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ajaran Islam dalam Menjaga Kesehatan

13 Juni 2017   21:52 Diperbarui: 13 Juni 2017   22:06 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AJARAN ISLAM DALAM MENJAGA KESEHATAN

nilai kesehatan sungguh sangat mahal. Sekaya apapun seorang manusia, tatkala sakit menderanya dan tak kunjung sembuh, boleh jadi seluruh harta yang dimilikinya tak mampu mengganti nilai kesehatannya.

Dengan demikian maka sungguh beruntunglah orang-orang yang diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Dan, sebagai hamba-Nya yang beriman, tentu kita akan menjaga nikmat besar tersebut.

Rasulullah saw telah memberikan teladan terbaik mengenai bagaimana cara atau metode yang harus kita lakukan, agar kesehatan yang kita miliki dapat terjaga. Upaya menjaga kesehatan ini merupakan bentuk kesyukuran yang sangat dianjurkan oleh beliau.

Kata bijak mengatakan, mencegah lebih baik daripada mengobati. Artinya upaya menjaga kesehatan itu bisa dilakukan dengan mencegah datangnya berbagai macam penyakit. Dengan demikian kesehatan badan dapat terpelihara.

Menerapkan pola makan yang Islami adalah cara terbaik untuk mencegah datangnya berbagai macam penyakit. Pola makan itu sendiri adalah kunci utama dalam menjaga kesehatan tubuh.

Dalam hal makan rasulullah saw menekankan agar umatnya cukup mengonsumsi makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya, sehingga staminanya tidak merosot dan tubuh tetap sehat.

Sebab ukuran normal lambung manusia hanya sekitar 1500 ml. Kalaupun ada perbedaan umumnya tidak terlalu jauh. Dengan demikian bila dibagi tiga maka masing-masing cukup untuk menampung 500 ml.

Maka dari itu, jika harus lebih, cukuplah makan sepertiga volume yang bisa ditampung dalam perut, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk nafas (udara). Sebagaimana sabda beliau;

"Tidak ada 'bencana' yang lebih buruk yang diisi oleh manusia daripada perutnya sendiri. Cukuplah seseorang itu mengonsumsi beberapa kerat makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Kalau terpaksa, maka dia bisa mengisi sepertiga perutnya dengan makanan, sepertiga lagi dengan minuman, sepertiga sisanya untuk nafas." (HR. Ahmad, Al-Tirmidzi, dan Al-Nasa'i).

Nafas perlu porsi tempat juga karena ada keterkaitan lambung dan pernafasan. Bagian atas lambung menempati posisi langsung di bawah diafragma, lambung menerima makanan setelah dikunyah, ditelan, dan melewati kerongkongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun