Nonha Vhince P. FB#*Maria Alina sajaKau menyimpan rasa dalam diammenitipkan resah tanpa mendendammencipta kelamsegala ragu kau rajut pada langit malam
Istirahat sejenak dibawah payung teduh dari tiap tetesan hujan dan panasnya mentari untuk mencari arti
Kini, kau mulai melayu. Rindang pohon Beringin jadi teduh. Saat sepotong jalan dibalur hangus oleh sang Surya
Di bawah rindangnya pohon Di tengah gemericik air Kududuk termenung Menikmati ketenangan
Seperti tahun-tahun silam Engkau dan aku tak mampu bersua Peri membara dalam sukma
Sosok yang tidak lagi bisa didekap. Hangatnya hanya melekat dalam ingatan
istockSudah memasuki senja hari, hampir tidak terasa waktu berjalan. Karena seperti beberapa menit saja rasanya, semenjak aku minum secangkir teh tadi
Mereka yang berjiwa teduh dan berpembawaan tenan Mereka tetap tenang dan teduh dalam situasi panas, pahit dan tak enak....
Tatapan teduh yang tak bisa kupandang lama-lama. Semakin lama, semakin aku salah tingkah.
Menulis puisi, merasa termotivasi kembali mengetik tema fiksi.
"Tentang makna sebuah pohon rindang di tepi danau. Ketulusan nya menjadi payung teduh dari sepancar surya serta rumah dari mahluk hidup". ~ 🍀🍀
Aku menatap ke luar jendela rumah. Telah gelap dan sayup terdengar suara rubah
Teduh Glamping: Gaya Baru Berkemah Nuansa Alam dengan Gemercik Sumber Mata Air Jernih
Antologi puisi, Kanjuruhan, payung, rasa
Biarkan lupa tetap ada, sebab tidak ada ikhlas yang sempurna.
Bagaimana cerita gadis belia bernama Asri dan payung teduhnya?
Sebelum malam ini berganti dini hari, perempuan itu ingin menghidupi penerimaan.
Teguhnya seorang perempuan yang mengikhlaskan seseorang yang menjadi harapan. Tak pelak juga, keterlibatan ayah untuk memberikan kasih sayang untuknya
Teduh adalah matamu tanpa rasa mabuk di mataku.