Mau tinggal di perkampungan, real estate, apartemen, hingga kolong jembatan sekalipun, semua orang pasti punya yang namanya tetangga menyebalkan
Reformasi memungkinkan kita selalu kritis, namun kritis berbeda dengan nyinyir.
Dalam iklim demokrasi, oposisi, aspirasi dan kritik adalah unsur yang harus tumbuh dalam menyuburkan pemerintahan yang demokratis
Puisi hari ke-34 untuk event Opera Pantun 60 Hari Berpantun Pimedia, semoga suka dan terima kasih sudah singgah membaca
Si Pandir beraksi kembali, apa kira-kira buat dia bahagia kali ini?
Apa sih enaknya membicarakan orang lain? malah jadi menimbun penyakit. Yuk mulai hindari!
Puisi keprihatinan atas saling aindir dan nyinyir atas dua manusia
Dalam sebuah acara, beberapa orang ibu-ibu sedang berkumpul, membicarakan hal yang random.
Kadang sadar, sering lupa, bahwa toh nyatanya diri sendiri jelas tak sempurna, dan juga tak begitu suka dikomentari macam-macam.
Manusia memang tempatnya salah, kekurangan dan abai
Bukan soal laki-laki atau wanita, yang terpenting bagi seorang CS atau PBO adalah kompetensinya dalam memuaskan pelanggan.
Sering menghadapi tetangga yang suka kepo dan nyinyiran, berikut ini adalah beberapa tips sederhana untuk anda. Semoga bermanfaat
Berita viral selalu menjadi konsumsi mengasyikkan. Semua tetiba menjadi peduli dan berceloteh, tak tentu.
Pertanyaan muncul ketika para politisi tampil di acara talkshow untuk berdebat mempertahankan argumentasi, lalu di akhir acara ditutup dengan tausyiah
Sudah ada sejak zaman purbakala. Kaum pantasnya untuk diapkir.
Publik sepak bola Vietnam makin gencar nyinyir pada Timnas Indonesia. Media jadi kompor yang cari untung dari situasi itu. Lalu, kita dapat apa ?
Selamat milad himpunan tercinta. semoga, milad-milad selanjutnya bukan lagi merayakan pecahan angka-angka usia.
Bahagia kita memiliki perspektif berbeda jadi jangan samakan apalagi sampai membandingkan.
“Wong nikah kok nggak mau punya anak? Maunya gimana sih, dasar anak sekarang!”