Bagi masyarakat Tionghoa, agama dan budaya memang memiliki posisi yang unik di dalam kehidupan.
Masyarakat Tionghoa-Indonesia yang tidak menganut Konfusianisme mempertanyakan kelayakan statusnya sebagai agama
mau menambah wawasan terkait informasi klenteng? yukk kepoin artikel nya disini!!!
Literasi keagamaan bukan hanya tentang pengetahuan agama, tetapi tentang memahami dan menghargai keragaman keyakinan serta komunikasi secara damai.
Hal-hal yang dianggap bukan masalah bagi orang dewasa, bisa jadi merupakan masalah bagi mereka, seperti kisahku ini ketika bertamu saat Imlek
Jika dia bukan saudara seiman, setidaknya dia adalah saudara dalam kemanusiaan
Pintu kelenteng yang terbuka telah menciptakan ruang perjumpaan dan interaksi yang mendukung penguatan moderasi beragama.
"Manusia berada di empat penjuru lautan, semuanya saudara. Tanpa memandang perbedaan suku, golongan, agama maupun ras".
DiamMU TUHAN... bagai gunung merapi bagiku........
Ada yang lebih canggih dari buku suci.............
Sejarah Vihara Budi Asih (Shen Tee Bio) Purwakarta
Klenteng Tridharma Eng An Kiong merupakan bangunan yang berada di Kota Malang tepatnya berada di Jalan R.E. Martadinata 1 Malang.
Klenteng Eng An Kiong bentuk toleransi yan ikonik di kota Malang
Hidup tidak hanya bersama orang-orang yang meyakini hal-hal yang berbeda.
Kelenteng Tri Dharma "Kelenteng Eng An Kiong"
Klenteng Eng An Kiong, tempat peribadatan agama Khonghucu yang sangat unik dan indah
Tuhan gak bisa dihinakan...
Berikut ini ucapan salam Berbagai agama dalam sambutan
Itulah sebabnya tradisi yang telah berusia ribuan tahun ini juga dirayakan oleh semua warga Tionghoa di seluruh dunia. Tanpa terkecuali.
'Xin Nian Kuai Li, Gong Xi Fat Choi, Angpao Na Lai', ucapan khas yang selalu menggema dan menghiasi ketika momen Hari Raya Imlek akan tiba
