"YA CUKUP BESAR MEMANG, TAPI SEBENTAR LAGI AKAN KITA BUAT KAPAL YANG DICAT HITAM ITU JUGA TERBAKAR DIMAKAN API!"
"Ada apa ini?" tanya Imam Hassan, matanya sekarang tajam. Sejenak Abdi terdiam, ia mengingat sebuah kata yang penting, "API MERAH," ucapnya.
Satu hal yang belum dibahas ketika berkunjung ke Malaka, tentu saja, Teknologi!
“HEBAT KAU DALEM..!”“PANTAS MEMANG JUARA TIGA !!!”“UNTUNG KAMI MENGIZINKANMU UNTUK IKUT..!”
“Memang sudah dari kecil aku membayangkan untuk terbang, meskipun tak benar-benar sesuai keinginan..."
“Hahaha, bahkan mimpi pun bisa dimanipulasi Abdi! aku hidup lebih lama dari dirimu, bagaimana kalau kukatakan dulu ada banyak?”
Dakwah yang paling utama di awal adalah ketauhidan, Tuhan itu satu, Allah, tidak beranak maupun diperanakkan, dan Dia berbeda dari makhluk ciptaanNya.
mengenai sejarah Malaka, kami yakin tempat seterkenal ini pastilah ada di mana-mana referensinya, siapa tahu bisa menjadi alasan untuk kemari lagi...
"Ehm! Bukan, bukan itu Tuan Hang Tuah, yang itu mereka belum tahu," Imam Hassan segera berucap. Keduanya cukup lama saling bertatapan...
"ABDI JANGAN DIKEJAR! PERGI! PERGI KALIAN!" teriakan Dalem menggema di lorong...
"...they have come to conclusion that the last free and fair market that the world ever experienced was the market of Ottoman Islamic Empire..."
"Venice of Asia. Begitu dulu julukan yang diberikan portugis kepade Malaka, sebelum mereka berhasil merebutnye dari tangan kite sementara waktu."
"Ini..." tangan Abdi menunjuk ke arah bagian kerah"Melambangkan Rukun Iman.""Aaahh karne jumlah kancingnye ennaam..."
"Tapi sepertinya kok ada pesan dari Raden Eru buat kita ya Lem. Atau hanya perasaanku aja ya? ..Jangan berhenti mengejar mimpi.. hmm..."
"Mata dibalas dengan mata! Hidung dengan hidung! Telinga dengan telinga! Gigi dengan gigi!" "dan nyawa dengan nyawa!"
"Iya.. ini pakaian pelayan Kraton Mataram.. agak sedikit sama warnanya dengan warna pakaian prajurit Parahiyangan tapi lebih tua birunya..."
"Panggil mereka! Alhamdulillah semua sekoci ke Nusa selamat!" "SEKOCI SEMBILAN!! WOOOOIIII!"
Samudera, negeri di ujung barat Nusantara. Permata pertama yang bercahaya
...sambil merapikan ujung terpal di dekat tepian sekoci "Yup, betul sekali, kita sandikan dengan penyu hitam..."
"Kalian, bawa meriam kemari, tiga-tiganya!" kalimat itu menjadi perintah terakhir kapten Sudirman kepada prajurit Mataram...