Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Lebih Banyaknya Santri Google daripada Santri Pondok

22 Oktober 2016   20:37 Diperbarui: 22 Oktober 2017   13:02 1523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompas.com/M.Agus Fauzul Hakim Sebagian santri Pesantren Al Mahrusiyah Lirboyo Kediri, Jawa Timur, saat apel ikrar santri

Selamat Hari Santri, 22 OktoberSidang pembaca yang dirahmati Allah. Apa yang terbersit dalam pikiran Anda begitu nendengar kata santri? Pasti, pondok pesantren kan. Betul banget sahabat pembaca. Santri itu identik dengan pondok pesantren. Santri gak bisa dipisahkan dari pondok pesantren. Tepat sekali. Karena santri nyantrinya memang di pondok pesantren.

Hari santri. Tapike.com
Hari santri. Tapike.com
Secara pribadi, saya sangat hormat pada santri. Siapapun asal santri pokoknya is the best-lah. Alhamdulillah, biar cakep-cakep gini saya pernah nyantri di Ass Syahban Bogor walau cuma 3 bulan. Sekarang pun, anak ke-2 saya sekolah di SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School (CMBBS), sekolah negeri yang berbasis asrama umum agama. Santri dan segala jenis yang caranya berbau pesantren, sungguh pantas diteladani.
Mengapa santri pantas diteladani?Karena santri itu anti mainstream. Santri itu istimewa, gak sama dengan orang kebanyakan. Santri itu kaum "di atas rata-rata". Jebolan santri, jebolan pondok pesantren pasti jadi orang hebat. Hebat secara akhlak moral, hebat secara sikap prinsip, dan hebat secara akademis pikiran. Kehebatan kayak gitu sangat sangat penting saat ini. Sebut saja, mereka santri pondok. Santri pondok, memang hebatSementara banyak anak muda yang foya-foya dan menggilai gaya hidup. Santri justru berdiam diri di pondok belajar agama, belajar ngaji. Tiap hari sarungan, kopiahan, lengseran, mayoran (ngaji bareng syukuran khataman Qur'an) melakukan kebaikan, kemuliaan buat dirinya, buat orang lain bahkan buat Allah SWT. Santri pondok itu jempolan. Karena tiap detik dan alunan nafasnya berdimensi ruhaniah. Mereka mengatur diri dan waktunya sendiri, disiplin, tepat waktu, harus ikut antrean, belajar. Setiap hari setiap waktu di pondok. Santri itu tidak hanya intelek dan pintar tapi sangat santun bertutur kata, penuh hormat dan sangat pandai menghargai orang lain. Santri pondok, memang patut diteladani. Karena santri pondok gak hanya taklim. Tapi juga takzim. Menyalami dan mengecup tangan kyai dan gurunya. Bahkan sudi menyiapkan sandal kyai sesaat mau pulang dari majlis ilmu. Sungguh, santri itu punya perilaku dan perbuatan yang langka di zaman modern begini. Salut untuk para santri pondok. Cuma sekarang, ada juga yang disebut santri google. Iya, sekarang banyak santri google. Mereka gak pernah jadi alumni pondok pesantren. Tapi lagi belajar agama dari google. Atau dengerin ceramah dari "kyai yang dipilih sendiri untuk dipanuti". Gitulah kira-kira.  Santri google. Woww sekarang ini banyak banget. Dikit-dikit ngomongin agama. Dikit-dikit nyebarluasin WA or pesan agama yang isinya larangan. Ngelarang ini, ngelarang itu. Gak boleh ini gak boleh itu. Apalagi lagi musim pilkada atawa pilpres, tiba-tiba aja santri google bertebaran di mana-mana. Ehh pas ditanya pedomannya dari mana? Langsung bingung, terus cari di google deh pedomannya. Besoknya kasih tau jawabannya ke yang nanya. Nah kalo model gitu, bolehlah disebut santri google.
Santri google. Gak ada yang salah sih dengan santri google. Cuma harusnya kalo dia nyari di google ya buat diri sendiri aja. Gak usah dibagi-bagi ke orang. Kan yang mau tau dia doang. Dasar santri google, kadang-kadang ya. Nah, santri google sekarang itu hebat-hebat. Karena dia suka mendominasi kebenaran. Asal kata dia semua benar. Kalo kata orang lain semua salah. Apalagi kata orang yang gak dia sukai, pasti salah semua. Kalo perlu salahnya sampe akhirat, itu prinsip buat santri google. Santri google itu gak suka beda pendapat, gak suka berseberangan. Semuanya harus sama dan ngikutin dia. Karena dia santri. Tapi dari google. Di benak santri google, orang yang pake jeans bolong gak mungkin jago ngaji. Orang gak pake jenggot, pasti gak bisa jadi imam sholat. Begitulah kira-kira kehebatan santri google. Orang baru belajar ngaji beneran, kalo di mata santri google bisa disalah-salahin. Abis itu orang-orang yang lagi belajar itu kabur dan gak mau balik lagi. Orang yang baca Al Fatihah sanad-nya kurang pas bisa diomelin. Kenapa? Karena itu orang-orang, bukan kelompoknya. Jadi salah semua, yang paling benar si santri google dan teman-temannya. Hebat ya santri google.
Santri google juga ngajinya terbatas. Kalo di kantor ya di kantor doang. Kalo di rumah ya di rumah doang. Nah yang paling sering ngajinya di google itu. Namanya juga santri google. Santri google itu juga paling senang ikut kegiatan agama yang dikenal orang banyak. Ikut ngaji yang keliatan dia yang atur semuanya. Apalagi ikut sidang isbat, bathsul masail atau muktamar. Urusan yang begini, santri google paling juara pokoknya deh... Cuma sayang. Santri google sering gak jelas antara rendah hati atau terlalu tinggi hati. Karena mereka udah gak doyan ke masjid kampung. Taklim di masjid kampung yang dia cuma jadi pendengar udah gak mau lagi. Bahkan tahlilan di rumah tetangga aja ogah-ogahan. Apalagi ngajinya pake air putih di tatakin. Sungguh, sekarang ini makin banyak santri google yang model begitu. Mungkin tetangga sebelahnya sakit sekarat juga dia sering gak tahu. 

Santri google itu paling saklek kalo soal ajaran yang diyakininya benar. Tapi di saat lain juga paling dangkal pemahamannya. Dia paling benar dan orang lain harus salah. Gak ada kompromi.

Ini tulisan bisa aja ya. Adalah namanya santri google. Ya kira-kira begitu deh. Biar kita bisa belajar aja dari setiap fenomena dan dinamika yang terjadi di dekat kita... Kalo udah ngomongin santri google. Kita teringat kisah "cewek yang jatuh di gunung tapi gak mau ditolongin" Tahu gak kenapa? Jadi waktu cewek itu jatuh di gunung, pas lewat cowok sebaya yang mau nolongin. Begitu tangan cowok diulurkan hendak menolong, si cewek menolak. Dia bilang "maaf, kamu bukan muhrim". Ya udah si cowok itu pergi aja sambil melengos. Gak lama si cewek itu dah bisa jalan lagi di gunung. Jalan bareng sama cowok juga. Pas si cowok yang mau nolong tadi ngelihat. Begitu dicari infonya, itu cewek jalan sama siapa? Ohhh, itu pacarnya, kata pedagang di sekitar gunung. Jadi santri google itu, kalo dia cewek gak mau ditolong cowok yang bukan muhrim. Tapi dia gak masalah jalan di gunung berdua sama pacar asal gak bersentuhan. Begitulah ajarannya, namanya juga santri google. Keren deh pokoknya. Sekarang, ada santri pondok, ada santri google. Silakan saja ditafsirkan sendiri. Apa maknanya? Dan apa yang harus kita lakukan? Maka, jadilah santri yang sebenar-benarnya. Santri untuk diri sendiri dan untuk orang lain; santri yang ada di dunia untuk bersiap ke akhirat. Selamat Hari Santri, wallahu a'lam bishowab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun