Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lupakan yang Kecil, Dambakan yang Besar. Kamukah itu?

11 Oktober 2015   07:01 Diperbarui: 26 Maret 2016   20:37 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lupakan yang kecil, dambakan yang besar. Kamukah itu?

Semoga kamu gak gitu ya. Amin. Karena makin kemari makin banyak orang hanya mengejar yang besar-besar. Tapi lupa hal yang kecil-kecil. Kok bisa gitu ya?

Coba ingat-ingat. Lupa yang kecil, damba yang besar. Kamukah itu? Kerja pengen jadi kaya, tapi lupa punya hutang pada orang lain. Pake handphone bagus dan mahal, tapi kalo lagi bicara keras-keras, orang sekampung bisa kedengeran. Sedekah meterial atau uang gak mau, tapi senyum yang gak bayar pun gak bisa diberikan. Bicara yang ilmiah gak suka tapi ngomong yang baik-baik pun gak pernah. Kita sering lupa hal-hal kecil. Tapi memburu yang besar-besar.

[caption caption="Sunebr: Pribadi - Kecil tapi Besar"][/caption]

Pernah gak kamu, lupa sama yang kecil? Terlalu mendambakan yang besar?

Kalo pernah, itu sangat manusiawi. Gak ada yang salah, sah-sah aja sih. Asal jangan keterusan aja. Karena biasanya, seseorang yang lupa pada yang kecil dan damba yang besar jadi gak bersyukur atas apa yang mereka punya.

Terlalu mudah bagi kita, melupakan yang KECIL, karena sedang mendambakan yang BESAR. Seperti prinsip pedagang. Kalo yang beli recehan dicuekin, tapi kalo yang beli borongan disenyumin.

Lupakan yang Kecil, Dambakan yang Besar. 
Kita lupa sama yang KECIL. Gak buang sampah sembarangan, tertib di jalan, memberi senyum pada siapa saja, ucapkan salam, sedekah ke tetangga, atau nasehatin anak-anak muda yang bukan anak sendiri. Padahal kita bisa lakukan itu dengan mudah. Tapi itu semua terlalu kecil.
Kita mendambakan yang BESAR. Bisa beli rumah lagi, pengen ganti mobil, pengen naik pangkat, pengen dipuji orang banyak atau pengen buka usaha yang laku keras. Berjuang mati-matian biar bisa terwujud. Karena itu semua besar buat diri kita.
Wajar kita jadi lupa yang KECIL dan terlalu mendambakan yang BESAR.

 

Sahabat, sesuatu yang kecil namun bermanfaat sungguh jauh lebih baik daripada sesuatu yang besar namun kurang atau tidak bermanfaat. Apa saja yang kecil gak selalu kalah dari yang besar. Kita sering meminta hal yang belum dimiliki, sering mendambakan yang besar hingga lupa bersyukur dengan apa yang kita miliki. Ingatlah, apa yang kita miliki saat ini belum tentu dimiliki oleh orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun