Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bertanyalah kepada Tuhan; Tak Perlu Bertanya kepada Teman

29 Oktober 2015   06:57 Diperbarui: 8 Agustus 2017   21:06 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa kamu tidak bertanya kepada Tuhan? Apa kamu khawatir tidak didengar-Nya? Atau karena kamu merasa tidak akan diberi jawabannya. 

Bertanyalah selagi masih bisa bertanya. Jangan terlalu banyak bertanya kepada teman. 

Pernahkah kamu bertanya pada Tuhan? Mengapa kamu terlalu sering bertanya kepada teman?

Gak masalah kok. Bila kamu sering dan sering bertanya kepada Tuhan. Karena memang Ia tuhamnu. Lagipula, bertanya itu sangat manusiawi. Bertanya kepada Tuhan juga bukan omong kosong. Gak haram dan gak dimarahi kok. Bertanya kepada Tuhan itu malah makin menajamkan kehambaan kita. Bertanyalah kepada Tuhan, karena itu tanda kamu dekat dengan-Nya.  Bertanyalah kepada Tuhan, itu tanda kamu mengenal-Nya. 

Ketika kamu tidak bertanya kepada-Nya. Maka, kamu tidak mengerti kata-kata kamu sendiri. Hingga segan bertanya kepada-Nya.


Lalu, mengapa kamu tak bertanya pada Tuhan. Gunakanlah hak kamu untuk bertanya sekalipun kepada Tuhan.

Bertanyalah mengapa kamu tidak kaya?
Agar kamu ditunjukkan bahwa ada  orang yang banyak harta dan cukup ekonomi. Tapi dia hidup kesepian dan tidak memiliki siapapun yang bisa dibagi atas kekayaannya.

Bertanyalah mengapa kamu tidak ganteng?
Agar kamu ditunjukkan bahwa ada pria ganteng dan dipuja banyak wanita. Tapi sayang, karakter dan perilakunya sangat buruk jika tak mau dibilang menjiijikkan.

Bertanyalah mengapa kamu menjadi semakin tua?
Agar kamu ditunjukkan bahwa ada orang muda berusia 17 tahun dan jauh lebih muda dari kamu. Tapi kini ia sedang terbujur kaku, sedang meninggal dunia akibat kecelakaan di jalan.

Bertanyalah mengapa kamu gak punya rumah besar?
Agar kamu ditunjukkan bahwa ada keluarga yang belum punya rumah dan baru saja diusir dari rumah kontrakannya. Dan hingga kini terpaksa tinggal di jalanan beratapkan langit. Bahkan di dekat kamu sekarang, pun ada keluarga yang punya rumah besar tapi penghuninya jarang bertemu hingga serasa hampa. Mereka semua sedang rapuh batinnya.

Bertanyalah mengapa kamu harus bekerja?
Agar kamu ditunjukkan bahwa ada orang  yang punya pendidikan tinggi dan sulit mendapatkan pekerjaaan. Keliling ke sana ke mari hingga ia lelah menunggu panggilan kerja. Dan kini, pikiran dan mentalitasnya sedang tidak menentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun