Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Audiensi ke Menaker RI, Indonesia Retirement Outlook (IRO) 2018 Siap Digelar

10 Juli 2018   23:22 Diperbarui: 10 Juli 2018   23:34 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dana Pensiun untuk pekerja di Indonesia perlu direvitalisasi. Mengapa? Karena di usia 26 tahun sejak Dana Pensiun diundangkan masih banyak aspek yang perlu disesuaikan. Bahkan salah satu survei menyatakan 70% pekerja Indonesia mengalami masalah keuangan di masa pensiun, di hari tuanya. 

Terlebih lagi, tingkat penetrasi program pensiun di kalangan pekerja di Indonesia hingga baru mencapai 7,5%. Artinya dari sekitar 60 juta pekerja formal hanya 4 juta pekerja yang telah memiliki program pensiun, baik di DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja) maupun di DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan).

Berangkat dari realitas itulah, DSS Consulting yang didukung oleh ADPLK dan ADPI akan menyelenggarakan #1 Indonesia Retirement Outlook (IRO) 2018 sebagai seminar internasional program pensiun paling komprehensif di Indonesia untuk pertama kalinya. Bertajuk "Revitalisasi Dana Pensiun sebagai Indikator Kemajuan Bangsa dan Alternatif Pembiayaan Jangka Panjang; Ditinjau dari Ekonomi dan Politik", IRO 2018 akan diselenggarakan di Jakarta pada 24-25 Oktober 2018. 

Atas dasar itu, hari ini Panitia IRO 2018 melakukan audiensi ke Bapak Hanif Dhakiri (Menteri Ketenagakerjaan RI) di ruang kerjanya untuk menyampaikan update industri Dana Pensiun, di samping meminta beliau untuk menjadi Pembicara Utama pada IRO 2018 nanti. Setelah kemarin audiensi ke Komisi X DPR dan juga ke SetWapres RI, Panitia IRO 2018 berharap industri dana pensiun dapat lebih maju dari sekarang dan mampu meningkatkan penetrasi pasar yang lebih besar lagi demi kesejahteraan masa pensiun pekerja Indonesia.

"Kami berharap IRO 2018 dapat membuat terobosan baru bagi perkembangan industri dana pensiun di Indonesia, di samping mampu memformulasikan lansekap program dana pensiun ke depan. Demi terwujudnya kesejahteraan masa pensiun pekerja di Indonesia" ujar Syarifudin Yunus, Ketua Panitia IRO 2018.

IRO Oktober 2018 nanti, akan menghadirkan 18 pembicara, baik dari regulator (OJK, Menaker, Menkeu), parlemen (DPR), internasional (World Bank & ADB), praktisi (ADPLK, ADPI, BPJS TK), termasuk dari ekonom, asset management/fund manager, serikat pekerja, pengusaha, akademisi, dan perencana keuangan. Menurut rencana, Walil Presiden RI akan menjadi "keynote speaker" sekaligus membuka acara IRO 2018.

IRO 2018 diharapkan dapat menjadi momentum untuk memetakan strategi dan skema baru dalam memajukan industri dana pensiun di Indonesia. Sehingga dana pensiun dapat menjadi pilihan utama pekerja dalam mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera, nyaman, dan berdaya guna. Bila perlu, dana pensoun dapat menjadi "life style" pekerja di Indonesia. Bukan hanya bergaya dalam hidup atas nama smartphone, traveling, kuliner dan sebagainya.

"Dengan digelarnya IRO 2018 nanti, semoga bisa menjadikan banyak perusahaan dan karyawan di Indoensia lebih pension minded. Lebih peduli pada masa pensiun bukan hanya sebatas masa bekerja" tambah Syarifudin Yunus.

dokpri
dokpri
Kerja YES, Pensiun OKE.

Bekerja, tentu bukan hanya sebatas pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan gaya hidup. Tapi sekaligus antisipasi terhadap masa pensiun, masa tidak bekerja lagi. Apalagi saat ini, usia harapan hidup orang Indonesia telah mencapai 74 tahun. Berarti masih ada kehidupan sekitar 19 tahun setelah pensiun.

Pentingnya dana pensiun, harus diakui, sebagai alternatif solusi dalam memastikan kesinambungan 'income' di masa pensiun bagi seorang pekerja. Di samping memastikan ketersediaan dana di hari tua. Untuk, sangat diperlukan kepedulian, edukasi, bahkan insentif demi kemajuan industri dana pensiun di Indonesia. Apalagi dana pensiun yang terkumpul, pun dapat dimanfaatkan sebagai pembiayaan jangka panjang yang diperlukan bagi pembangunan nasional, termasuk infrastruktur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun