Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kapan Salah Paham, Kapan Salah Kaprah?

11 Agustus 2017   09:46 Diperbarui: 11 Agustus 2017   10:04 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa Indonesia emang "gampang". Tapi bukan berarti bisa "digampangin".

Gampang itu artinya mudah alias tidak sukar. Sesuatu yang gampang itu apabila kita sudah kenal, bisa memahami. Itu berarti ada "kedekatan" karena mau mempelajarinya.

Beda dengan "digampangin" atawa "menggampangkan" yang berarti menganggap enteng, meremehkan. Kondisi ini hanya terjadi pada mereka yang "sering menyepelekan sesuatu". Gak kenal, gak tahu padahal gak paham dan gak memahami banyak.

Wajar, kalo akhirnya banyak orang suka kebolak-balik, kapan salah paham kapan salah kaprah dalam berbahasa?


Salah paham itu terjadi ketika kita "salah dan keliru dalam memahami pembicaraan, pernyataan, sikap orang lain" lalu menimbulkan reaksi. Jadi, kalo ada "orang yang diduga mencuri amplifier terus dibakar hingga tewas". Itu sudah pasti salah paham, orang banyak itu keliru. SALAH PAHAM.

Salah kaprah lain lagi. Salah kaprah berarti kesalahan atau kekeliruan yang digunakan secara luas dan massal sehingga dianggap kaprah (biasa; lumrah). Atau dianggap kelaziman. Jadi kalo ada "orang banyak membakar orang yang dituduh hingga tewas", mereka itu bukan masyarakat "gahar". Karena "gahar" itu artinya "menggosok kuat-kuat supaya bersih". Mereka itu dapat dikatakan "garang" sebagai "orang-orang yang pemarah lagi bengis; galak; ganas". SALAH KAPRAH.

Tentu, masih banyak lagi bahasa Indonesia yang digunakan pemakainya. Dan di situ, ada yang salah paham ada yang salah kaprah. Entah, kita berada di mana saat berbahasa ?

Maka, berhati-hatilah berbahasa .... Karena "mulutmu harimaumu"; segala perkataan yang diucapkan apabila tidak dipikirkan dahulu maka dapat merugikan diri sendiri bahkan mungkin orang lain ...

Mari bangun kebiasaan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Baik itu sesuai tempatnya, Benar itu sesuai kaidah dan maknanya ... #BahasaIndonesia #BelajarBahasa

Dok.pribadi
Dok.pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun