Mohon tunggu...
Syaf Kaso
Syaf Kaso Mohon Tunggu... Pekerja Serabutan di NGO -

Saya orang yang kebetulan berhasrat Ingin belajar terutama belajar Menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Maafkan Anak-anak Sekarang "Surau Ku"

22 Juni 2017   22:02 Diperbarui: 22 Juni 2017   22:08 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dulu Tempat Bercanda dan Bermain Kita di Surau-Surau kecil Itu,Sebelum dan selepas magrib yang terdengar hanya Suara Guru ngaji yang mengarahkan murid-muridnya,tak ada bayangan tentang bagaimana Layaknya anak-anak sekarang melototin "Smartphon" berjam-jam...Karena yang ada hanya cerita tentang petak Umpat,Gelu,Mpa'a Gopa dll,Sepulang mengajipun hanya ditemani Lampu petak Atau kadang-kadang Obor.

Disepanjang perjalanan kalau lepas Hujan Yang ada hanya Suara Kodok disana-sini,dan Sekang telah tergantikan dengan Suara-suara bising Knalpot Recing dari kendaraan -- kendaraan ABG yang sedang ingin menunjukan diri "INI JAMAN KU,JAMAN DI MANA KECANGGIHAN MENJADI CANDU",Oh jaman mengapa kau memojokan Yang pake Sarung dan berkopiah dengan Label Tradisional,,,Lalu dengan Lantang menuduhnya "Ngak GAUL",,,Ya Sudalah Mungkin benar Apa yang disebut Oleh Ronggo Warsito ini "ZAMAN EDAN".

Kini Surau-surau itu telah di tinggalkan oleh Peminatnya,Peminatnya sekarang Sibuk dengan Gadget/Smartphon baru hadiah Dari Ayah,Semua Praktis,Semua tersedia di sana mau ngaji tinggal buka Youtube maka tersajilah Vidio Pengajian,termasuk apapun yang engkau cari.

Mungkinkah Agama menjadi Sepi peminatnya (Orang Tua yang memiliki Anak yang berperan mendorong anak-anaknya belajar Agama) dikarenakan Kaum Agamawan sekarang lebih doyan mempertonkan Perdebatan -- perdebatan,saling menuduh yang satu Salah dan Dia benar begitupun sebaliknya,dimana dilain Sisi aliran-aliran Keagamaan tumbuh bagai jamur sehingga Yang awam menjadi Bingung pada Siapa harus berpegang dan merujuk....padahal dulu Guru-guru disurau Ngaji itu hanya Mengajarkan Soal mengaji dan Nasehat-nasehat tentang Hidup bukan Aliran atau mazhab.

Ini Cerita Surau di tempat Ku tidak kemudian mewakili semua Surau yang ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun