Mohon tunggu...
Anton Surya
Anton Surya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana

Pengelana

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Corona, Saat Siwa Bekerja untuk Keseimbangan Dunia

19 Maret 2020   08:31 Diperbarui: 19 Maret 2020   12:35 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trimurti (tamilandvedas.com)

Sebagian masyarakat Indonesia masih dipengaruhi oleh kepercayaan awal bangsa Indonesia diantaranya adalah Hinduisme. Dalam kepercayaan Hindu mengenai kita istilah Trimurti, dimana ada tiga dewa utama yaitu Siwa, Brahma dan Wisnu. Tiga dewa itu yang akan menjaga keseimbangan dunia. Dewa Brahma dikenal sebagai Dewa Pencipta atau Dewa Pengetahuan, Dewa Wisnu sebagai Dewa Pemelihara dan Dewa Siwa sebagai Dewa Perusak atau Dewa Pelebur.

Siwa sebagai dewa perusak atau pelebur bukan dewa jahat. Siwa turun kedunia untuk memperbaiki keadaan kacau yang diciptakan Dewa Chaos. Dewa Chaos mengisi jiwa manusia yang kosong dengan keinginan untuk menjadi besar, besar, semakin besar, semakin besar hingga akhirnya  menjadi raksasa yang tanpa tanding. Manusia raksasa sudah menjadi penguasa dunia.   

Siwa datang untuk menghancurkan para manusia raksasa yang ada di dunia ini. Manusai Raksasa itu bernama Ego. Ego sudah membangun kesombongan dan keserakahan. Raksasa itu kini membangun arsitektur kebesaran untuk membuktikan dirinya menjadi yang terkuat dan terhebat serta melupakan Dharma.

Dharma diabaikan kerajaan Ego. Dharma dilecehkan. Dharma disalahgunakan untuk menghancurkanbukan. Manusia Raksasa melupakan Dharma karenaya manusia menjadi sombong karena punya ilmu, manusia sombong karena punya pengetahuan, manusia sombong karena punya pengikut. 

Maka Siwa keluar dari pertapaan untuk meruntuhan semua kesombongan manusia raksasa. Manusia raksasa dibuat tidak berdaya oleh Siwa. Siwa turun hanya untuk membuat kembali menjadi seimbang. Corona hanya satu kibasan pedang Siwa untuk mengembalikan manusia pada Dharma.  . In

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun