Mohon tunggu...
surya hadi
surya hadi Mohon Tunggu... Administrasi - hula

Pengkhayal gila, suka fiksi dan bola, punya mimpi jadi wartawan olahraga. Pecinta Valencia, Dewi Lestari dan Avril Lavigne (semuanya bertepuk sebelah tangan) :D

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Profesi Bukan Hanya Soal Penghasilan

26 Februari 2018   12:46 Diperbarui: 27 Februari 2018   16:43 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jobs.lovetoknow.com

Beberapa hari terakhir, sosial media sedang di ramaikan oleh viralnya video mengenai seorang ibu ibu yang menggigit tangan seorang polisi untuk mengambil kuncinya yang di tahan oleh si polisi. Dalam potongan video yang lain namun untuk kejadian yang sama terdapat juga adegan si ibu yang berusaha menabrakkan motornya ke arah polisi yang bertugas dengan mendorongnya, bahkan ada juga video yang menggambarkan dengan jelas bagaimana ibu tersebut menghitung uang dengan sombongnya di depan muka si polisi yang bertugas dan menahan kunci motornya sambil berteriak, "ini uangnyaa !! Mana helmnyaa !! "

Entah bermaksud menyogok,pamer, atau mungkin beli helm -sumpah ga ad korelasinya beli helm ke polisi- bagi saya tindakan ibu ibu tersebut merupakan pelecehan terhadap sebuah profesi. Tindakan dan gestur tubuh ibu itu menghitung uang seolah mengatakan bahwa dengan uang semuanya bisa selesai. Padahal tindakan polisi tersebut dilakukan demi menegakkan sebuah aturan, bukan hanya soal uang. Bagi saya profesi bukan hanya soal uang semata. 

Mereka yang menjadi polisi sudah harus siap menerima berbagai konsekuensi minor seperti minimnya gaji, digigit pengendara gila, hingga taruhan nyawa. Kalau sudah berbicara nyawa, apa ada harga yang pantas untuk menebus nyawa seseorang ??

Setahun lalu, saya mengikuti workshop jurnalistik dengan narasumber sorang wartawan televisi yang biasa di tugaskan di daerah konflik. Dalam workshop itu dia menceritakan pengalamannya mulai dari di sandera, menerobos terowongan bawah tanah di jalur gaza, mewawancarai kedua belah pihak yang bertikai, hingga hampir mati terinjak ranjau darat yang jaraknya hanya 2 langkah lagi tempat ia berdiri. Dua langkah !!

Apa karena hanya uang dia mau bertaruh dua langkah dengan nyawanya ?

Patut di garis bawahi bahwa profesi bukan hanya semata soal penghasilan yang di bawa pulang. Ada hasrat dan kebanggaan dalam diri seseorang ketika menekuni sebuah bidang profesi. Seorang polisi yang benar benar berniat mengabdi kepada masyarakat tentunya mempunyai kebanggaan ketika mengenakan seragam dinasnya dan berhasil menolong masyarakat, seorang pemadam kebakaran tentu tahu bahwa ia tidak boeh pulang sebelum padam, seorang hakim harus sadar bahwa ia adalah kepanjangan tangan Tuhan di dunia yang menyatakan seorang bersalah atau tidak. Ada pengorbanan dan tanggung jawab yang di emban dalam setiap profesi yang rasanya terlalu rendah jika hanya uang dan penghasilan yang menjadi patokan.

"Money us a numbers, and numbers never end. If it takes money to be happy, your search for happiness will never end. " Bob Marley

Jika segala sesuatu hanya diukur dengan uang, maka sebuah profesi hanya akan menjadi omong kosong. Profesi hanya akan menjadi rutinitas harian yang di lakukan tanpa ada tanggung jawab moral di dalamnya. 'Yang penting gajian' bisa bisa menjadi mindset utama. Para guru yang bertugas mendidik bisa bisa hanya akan menghasilkan generasi bodoh yang hanya akan menjadi hamba uang di kemudian hari tanpa berpikir bagaimana dirinya bisa berguna dan berdampak minimal bagi lingkungan sekitarnya.

Kebanggan dan tanggung jawab profesi tidak akan pernah bisa diukur dengan uang semata, terutama bagi para abdi negara yang bertaruh nyawa hingga keluarga, kecuali jika (mungkin) anda mempunyai harga untuk nyawa anda dan keluarga. Lihat Novel Baswedan yang harus kehilangan sebelah matanya karena profesinya, atau mungkin lihatlah guru guru di pelosok tanah air yg masih mau bertahan dengan fasilitas dan gaji yg minim. Adakah alasan mengapa mereka mau bertahan dengan profesinya ?

Ada, karena tanggung jawab dan kecintaan serta kebanggannya terhadap profesinya. Uang mungkin nomor sekian..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun