Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pleno Penetapan Presiden dan Wakil Presiden Lancar

1 Juli 2019   00:00 Diperbarui: 1 Juli 2019   00:42 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Megapolitan Kompas

Pleno penetapan presiden dan wakil presiden terpilih di Gedung KPU, Menteng, Jakarta Pusat pada Minggu sore (30/6/2019), berlangsung aman.

Hal ini diungkap oleh Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan.
Atas kondisi aman ini, pihaknya masih akan meninjau kondisi di sekitar lokasi sebelum membuka kawat berduri dan penghalang jalan yang dipasang di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat.

Sebelumnya, Ditlantas Polda Metro Jaya menutup ruas Jalan Imam Bonjol di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) jelang sidang pleno penetapan presiden dan wakil presiden.

Namun, meski ruas jalan ditutup, sama sekali tidak ditemukan massa yang mencoba melakukan aksi di sekitar gedung KPU saat rapat pleno terbuka berlangsung.

"Enggak ada (massa), semua kan udah kita imbau kemarin dan mereka alhamdulillah ikut dan ngerti juga. Selesai hasil putusan MK mereka juga bisa menikmati tadi putusannya kan di TV ataupun media media lain. Jadi tidak ada, clear tadi semuanya bersih ya," ucapnya.

Benarkah tidak adanya aksi massa akibat imbauan pihak keamanan? Benarkah massa juga menonton acara pleno di televisi atau membaca media lain?

Kondisi sepinya pleno penetapan Presiden dan Wakil Presiden di Gedung KPU, justru wajib menjadi perhatian kita semua, anak bangsa Indonesia.

Bisa jadi, massa yang selama ini melakukan unjuk rasa, sudah tidak peduli lagi dengan kondisi menyoal pilpres pasca MK menolak semua gugatan paslon 02.

Kendati setelah putusan MK, paslon 01 yang juga sebagai petahana, Presiden Jokowi mengajak rakyat agar tidak ada lagi 01 dan 02, adanya adalah persatuan Indonesia, sepertinya tidak akan semudah membalik telapak tangan. 

Tentunya, banyak massa yang terlanjur sakit hati akibat sengketa pilpres, dan akhir kisah drama pilprespun tetap membuat kecewa.

Sebelumnya, ada pengamat yang mengungkapkan bahwa partai-partai akan memilih untuk tidak menjadi oposisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun