Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

U-19 Ceroboh dan Tidak Cerdas!

12 September 2017   02:18 Diperbarui: 12 September 2017   13:58 2298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ceroboh, sembrono. Lebih tepatnya tidak cerdas! Tidak dapat mengendalikan emosi! Itulah deskripsi laga di Stadion Thuwanna, sore tadi, Senin (11/09/2017). Secara matematis, sebelum pertandingan antara Garuda Nusantara versus Vietnam, sudah jelas secara hitungan, bila hanya sekadar ingin lolos masuk semifinal, meski kemungkinannya adalah menjadi runer-up, maka Egy dan kawan-kawan cukup bermain aman mengimbangi Vietnam, lalu minimal menang 1-0 saja melawan Brunei, maka akan mendapat point maksimal 10, alias tidak dapat dikejar Myanmar, meski Myanmar mengandaskan Vietnam.

Namun entah apa yang ada dalam pikiran manajerial dan tim pelatih juga pemain U-19 Garuda, hingga memaksakan ngotot mencari kemenangan dengan sejak awal menggempur Vietnam. Jelas, Vietnam bukan Filipina, bukan Myanmar!

Tidak belajar dari gagal timnas adik-kakaknya

Bandingkan apa yang dilakukan penggawa Garuda U-22 di SEA Games lalu. Milla dan manajerial telah berhitung. Untuk lolos ke semifinal SEA Games, karena dalam grup juga bercokol tim sangat kuat Thailand dan Vietnam, maka cara terbaik menghadapi mereka adalah dengan memperkuat barisan pertahanan sekuat tenaga, penuh konsentrasi, dari detik awal hingga akhir pertandingan.

Faktanya, meski Milla cukup menderita di laga-laga genting karena tidak dapat memasang komposisi terbaik akibat para pemain tidak cerdas dan lemah mental. Pada akhirnya, strateginya tetap berhasil dengan memaksimalkan pemain yang ada, pemain yang telah dipilihnya dan dibawa serta ke Malaysia. Ujungnya, partai semifinal dalam genggaman, karena Thailand dan Vietnam saling bunuh di laga akhir fase grup, yang akhirnya dimenangkan oleh Thailand. Vietnam yang sangat dikdaya sejak awal babak penyisihan, akhirnya harus gigit jari karena kalah poin dari U-22 Indonesia.

Namun, Evan Dimas harus bertekuk lutut kepada Malaysai, karena penggawa Garuda tampil tidak diperkuat pemain dengan komposisi terbaik, minus Hansamu, Hargianto, dan Manewar. Andai saja tiga pemain tersebut tidak membuat ulah dengan kesalahnnya sendiri karena tidak dapat mengendalikan emosi, tidak cerdas, maka efeknya kepada keseluruhan hasil tim di SEA Games. Padahal, tim ini cukup solid dan secara fakta bila tampil dengan komposisi terbaik, sangat mungkin penggawa Garuda meraih medali emas. Nasi sudah menjadi bubur, dan hanya perunggu yang dipersembahkan, setelah tim ini melalui proses sekitar 7 bulan. Menguras tenaga, waktu, dan biaya!

Bagaimana juga cara gagal timnas adiknya U-15 di Piala AFF? Juga persoalan mental menjadi kunci masalah. Meski secara teknik dan fisik, timnas asuhan Fakhri juga tidak jelek.

Kembali menyoal nasib Garuda Nusantara, saya sudah memprediksi, bila ingin menyingkirkan Vietnam, maka timnas U-19 wajib cerdas dan mampu mengendalikan emosi. Lihat dulu bagaimana cara Vietnam bermain dari menit-menit awal dan seterusnya. Di sini pelatih di luar lapangan harus cerdas membaca arah permainan lawan.

Ternyata, karena emosi di dada menggebu, yakin dan sangat percaya diri dapat membekap Vietnam, Egy dan kawan-kawan langsung buru-buru menggempur pertahanan Vietnam sejak menit pertama. Bahkan hingga pertandingan berakhir, timnas menang pengusaan bola.

Saat pemain nusantara akhirnya terus menggempur Vietnam, pelatih di luar lapangan dan pemain di dalam lapangan, seperti tidak menyadari bahwa, taktik Vietnam adalah bertahan, menempatkan pemain hampir seluruh pemain saat pemain Indonesia masuk ke area Vietnam. Bahkan, bek kanan dan bek kiri Vietnam serta bek tengahnya sangat disiplin mengawal daerahnya, tanpa meninggalkan sarang.

Apa yang dilakukan oleh Vietnam, itu sama persis diperagakan Myanmar saat menghadapi Indonesia di laga awal. Myanmar memperkokoh barisan pertahanan dan melakukan serangan balik. Hasilnya, pemain timnas U-19 kesulitan dan buntu menembus gawang Myanmar, juga gawang Vietnam. Namun betapa mudahnya Myanmar dan Vietnam menceplokan bola ke gawang Indonesia dalam sebuah serangan balik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun