Mohon tunggu...
Sunarto Aloysius
Sunarto Aloysius Mohon Tunggu... Petani - belajar membaca dan menulis

lama menyelam dan ingin mendarat lagi...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mbah Biran

2 Juli 2018   00:50 Diperbarui: 2 Juli 2018   11:57 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mbah Biran adalah panggilan khas atau panggilan sayang dari para cucunya. Mbah Biran kini memiliki 9 cucu, 7 perempuan dan 2 laki-laki, berharap masih bertambah lagi. Beliau memiliki nama lengkap Thomas Tubiran, terlahir sebagai anak sulung dari 7 bersaudara dari pasangan Filipus Marijan dan Fransiska Sariem.

Mbah Biran sekarang berusia 79 tahun, lahir pada tanggal 10 Mei 1939 di dusun Kedungwaru, desa Arjosari, kecamatan Kalipare, kabupaten Malang, Jawa Timur. Masa kecil hingga remajanya, Mbah Biran menghabiskan waktu dengan membantu orangtuanya bekerja di ladang, hingga pada tahun 1963 beliau memutuskan untuk ke pulau Sumatera. Hal tersebut didasarkan atas keprihatinannya terhadap kondisi ekonomi keluarga yang pada saat itu Mbah Biran tidak dapat mewujudkan cita-citanya untuk bersekolah di Sekolah Guru Bawah (SGB).

Menurut penuturan cerita Mbah Biran, awal mula merantau ke Sumatera beliau mendapat sebidang tanah dari salah satu saudaranya yang terlebih dahulu ke Sumatera. Namun harus menebang pohon-pohon besar dan menaklukan hewan liar terlebih dahulu. Kini daerah ini bernama kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan. Merasa sudah mapan, tak berselang lama pada tahun 1965 keluarga Mbah Biran yang di Jawa diajak pula ke Sumatera, tetapi secara bergantian Mbah Biran turut menghidupi adik-adiknya.

Mbah Biran baru menikah pada Kamis tanggal 24 April 1969 diberkati oleh Romo C. Colvenbag SCJ di Gereja Cipta Muda. Awalnya Mbah Biran akan melangsungkan pernikahan di Gereja Sukaraja pada Rabu 23 April 1969, namun karena suatu alasan, pernikahan itu ditunda hingga hari berikutnya.

Dapat kita hitung waktu itu usianya sudah 30 tahun, setelah ketiga adik perempuannya menikah. Disini ada cerita menarik, bahwa setelah melangsungkan akad nikah, Mbah Biran ditangkap tentara dan menginap dihotel prodeo selama kurang lebih 2 minggu, beliau di penjarakan bukan karena melakukan suatu tindak kriminal melainkan  karena kepentingan "politis" seseorang atau bisa disebut sebagai tahanan politik. Setelah mendapat jaminan kebebasan dari seorang tokoh umat (katekis) bernama Pak Mitro, barulah Mbah Biran dibebaskan.

Itulah sedikit cerita tentang masalalu Mbah Biran. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Beliau adalah sosok yang inspiratif, beliau mampu menjadi seorang leader yang baik dalam keluarga. Lewat tangan dinginnya, anak-anak diajarkan hidup sederhana, mandiri dan selalu mensyukuri setiap anugerah yang diberikan Yang Mahakuasa. 

Kembali ke cita-cita awalnya, Mbah Biran yang ingin bersekolah ke SGB namun tidak terwujud itu, dengan tekat bulat kini telah berhasil menyekolahkan ketujuh anaknya hingga perguruan tinggi. Terimakasih Bapak...

Sebagai petani tulen, Mbah Biran selalu tekun dalam bekerja, selalu semangat dan tak mudah menyerah dalam menggarap ladang yang diberikan Tuhan. Beliau merupakan suami yang mengayomi, kakak yang baik bagi adik-adiknya, bapak yang bersahaja bagi anak-anaknya, dan sebagai Thomas Tubiran yang menjiwai seni dari kesenian Jawa.

Semoga diusia senjanya, dan diusia perkawinan menjelang 50 tahun ini, Mbah Biran tetap jaya di udara, darat dan laut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun