Mohon tunggu...
Sumardi
Sumardi Mohon Tunggu... Wiraswasta - long life education

Freelance Writer

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Ke Mana Arah Masa Agus - Silvy dan Demokrat

17 Maret 2017   18:31 Diperbarui: 17 Maret 2017   18:48 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sejak awal saya menduga, Agus - Silvy dan Demokrat akan memilih jalan tengah dalam putaran kedua Pilkada DKI. Sikap ini pula yang dilakukan SBY dan Demokrat pada Pilpres lalu. Sebuah pilihan yang kurang gentle dalam hemat saya. Pilihan politik ini tentu melalui pertimbangan matang, dan dapat menekan gejolak kasus yang menyeret Demokrat.

Sebut saja misalnya, kasus e KTP yang kembali mencuat akhir - akhir ini. Kasus ini bermula diera kepemimpinan SBY. Lalu kemana arah dukungan kader dan simpatisan Agus - Silvy dan Demokrat diputarkan kedua ?.

Ini tentu menarik untuk dikaji, mengingat Suara Agus - Silvy cukup signifikan, dan dapat menjadi penentu kemenangan Anis - Sandi dan Ahok - Djarot. Secara sosiologis emotional pemilih Agus - Silvy lebih dekat ke Anis - Sandi. Politik aliran menjadi pemicu pemilih Agus - Silvy lebih nyaman merapat ke Anis - Sandi.

Apakah kubu Ahok - Djarot tidak ikut terlarut dalam politik aliran ?. Hemat saya, Ahok - Djarot juga ikut bermain. Cuma pendekatannya yang berbeda. Kalo Anis - Sandi lebih terbuka, dan Ahok Djarot agak tertutup. Pertanyaannya kemudian adalah, apakah politik aliran bertentangan dengan sistem demokrasi kita ?.

Ini tentu butuh diskusi yang panjang, karena ada yang pro dan juga ada yang kontra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun