Mohon tunggu...
sulis anto
sulis anto Mohon Tunggu... -

saya tinggal d kota tua kudus....tepanya adalah d colo muria indonesia dunia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Air Mata dan Pelukan Terakhirmu

28 Januari 2012   08:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:21 23869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Waktu terus berganti dan tidak mau berhenti, begitu juga dengan kisah kasih dua si joli ini. Tak terasa sudah hampir tiga tahun mereka mengikat tali kasih dengan setatus pacaran. Waktu yang semakin lama tidak terasa lagi karena suasana cinta yang menemani mereka berdua. Namun waktu juga akan berhenti ketika kehidupan di bumi ini sudah berakhir. Seperti kisah yang sahdu ini yang harus berakhir.

Dengan mengejutkan sang wanita telah memutuskan untuk menerima pinangan dari laki-laki lain. Disaat sang kekasih telah memutuskan untuk setia padanya. Betapa derita batin yang ditanggung oleh sang kekasih (Edo) sangat besar. Segenap rencana untuk hidup berdua,dan mimpi-mimpi mereka harus sirna sekejap. Seakan tiga tahun yang telah mereka bina selama ini adalah mimpi buruk.

Dan Edo harus mampu menerima keputusan kekasihnya dengan sangat berat, namun keadaan mengaharuskannya ia untuk menjadi orang yang legowo dan menerima kenyataan ini. Karena ia juga sadar bahwa ia belum siap untuk meminang kekasihnya, menurutnya sebuah pernikahan itu tidaklah semudah yang ia bayangkan. Terlebih ia adalah laki-laki yang pastinya akan menghidupi dan membahagiakan keluarganya kelak. Inilah sepenggal kisah perpisahaan yang sangat mengarukan tersebut.

Sebut saja Edo dan Nis-Nis, mereka adalah pasangan muda yang saling mencintai dan menyayangi. Namun siang itu semuanya telah berakhir. Edo dan Nis-Nis sudah mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan mereka. Cinta ini sangat syahdu sehingga berat rasanya jika harus berpisah namun tak ada pilihan lain kecuali mereka harus berpisah. Pengorbanan cinta yang sekaligus menjadikan konflik batin yang sangat luar biasa dianatara keduannya. Pada saat itu Edo baru pulang dari penelitian sosial bersaman teman-teman yang suka meneliti sosial budaya, ekonomi, lingkungan dan prilaku masyarakat di Rahtawu.

Sadar satu hal Edo dengan sedih, ia menguatkan dirinya untuk datang ke rumah Nis-Nis. Dengan wajah yang capek, sedih Edok memarkirkan motornya di depan rumah Nis-Nis. Setelah itu Edo mengetok pintu “tok-tok-tok, sambil mengucapkan salam ,assalamualaikum”. Jantungnya semakin berdetak kencang dan perasaan yang sudah campur mawur seperti es campur, ia berharap yang membukakan pintu adalah Nis-Nis. Kebetulan yang membuka pintu adalah Nis-Nis, seperti biasa ia mempersilahkan Edo untuk duduk di ruang tamu. Kemudian Nis-Nis membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalam kamar. Didalam hati Edo, ia berbicara sendiri untuk menguatkan perasaan patah hatinya “sabar-sabar, Edo kamu harus kuat dengan semua ini”. Nis-Nis di dalam kamar lumayan lama hampir 15 menit ia di dalam kamar, setelah itu ia keluar dengan wajah yang lebam dan mata yang merah, sedikit air matanya masih terlihat di pipinya. Ia duduk dan merunduk diam,.

Perasaan yang sangat berat untuk kenyataan ini bagi mereka berdua. Edo dengan gaya yang sedikit tegar dan mau menerima semua ini, tetapi sebenarnya hatinya juga sama penuh emosi yang meledak-ledak. Tapi karena Edo adalah alumni mahasiswa psikologi yang baru saja di wisua dalam hatinya terus berkata,,,,” ayo Edo jangan menangis…kamu bisa tegar…” . Nis-Nis masih diam dan merunduk. Kemudian edo memutar fikirannya agar Nis-Nis tidak sedih lagi dan mau berbicara, kemudian ia membuat lucu Nis-Nis.

Sambil tersenyum Edo berkata” ayolah bicara jangan hanya diam saja, apa perlu aku glitikin biar kamu tersenyum dan mau berbicara”. He he….” Namun cara ini juga belum berhasil malah Nis-Nis semakin deras lagi air mata yang menetes di pipinya, kemudian Nis-Nis masuk kekamarnya lagi untuk mengambil sapu tangan. Saat Nis-Nis masuk ke dalam kamaar tenyata Edo juga mengambil sapu tangan dari tas yang ia bawa. Ternyata Edo juga meneteskan air mata. Setelah Nis-Nis kembali duduk Nis-Nis berkata “ kenapa kamu juga ikut-ikutan mengambil sapu tangan.?”.

Edo hanya diam dan memandangi raut wajah Nis-Nis, semabari berbicara di dalam hatinya” Nis jika saja kamu menjadi aku pasti kamu juga akan sedih dan hancur hatinya, kamu tidak tau betapa besar cintaku kepadamu, tuhan kuatkan aku …”! Untuk mengawali pembicaraan Edo bertanya kepada Nis-Nis, “ Kok sepi,? Dimana ibu kamu?. Nis-Nis menjawab ibuku lagi ke Solo diajak Bu Kepala sekolah untuk menemaninya. Kemudian Edo memandangi Nis-Nis lagi dengan perlahan, kemudian berkata “Sudahlah Nis, aku tahu posisi aku dan posisi kamu, tapi mengapa harus terjadi semua ini, disaat aku sudah menerimamu, dan mencintaimu dari kurang dan lebihmu. Kamu juga tau betapa aku harus sabar menjaga hati ini untuk bisa mendapatkan kamu. Kamu adalah penyemangat aku. “ Kamu tau tidak kemarin pas aku ujian skripsi, aku itu tidak belajar sama sekali karena aku selalu teringat kamu, dan takut apa yang ada difikiran aku akan terjadi.

Dan akhirnya semua ini harus terjadi juga. “Aku mengawali kisah ini dengan indah jika harus kisah ini berakhir aku mohon akhirilah kisah ini dengan indah juga”, kata Edo. Sambil memandangi Nis-Nis yang juga sedih Edo meneruskan bicaranya, “ Aku tidak akan mengganggu kamu lagi, karena kamu telah memilih dia dan aku harus rela menerima kenyataan ini meskipun berat rasanya. Sejenak Nis-Nispun memandang Edo dengan mata yang berkaca-kaca penuh air mata , Edo berkata “Aku mohon setelah ini kamu tidak memutuskan hubungan komunikasi kita, kemarin kamu sudah memblokir pertemanan kita di facebook, aku berharap kalau nomor HP kamu ganti aku kamu kasih tau., bagai manapun juga kamu adalah orang yang pernah mengisi hari-hari indah dan sedihku. Dan aku tidak ingin memutuskan hubungan komunikasi kita. ‘Mungkin hanya ini yang aku minta, em…dan hanya keajaiban langit yang mampu menyatukan kita lagi ‘ Kata Edo.

Kemudian Nis-Nispun menjawab, ya aku akan menutup facebook aku kok kok. Tanpa banyak kata Nis-Nis merunduk terus dan meneteskan air mata lagi. Sesekali ia mengusap air matanya, dan berusaha tenang. Namun ia tidak bisa menutupi kesedihannya itu. kemudian Edo bertanya, “Oh iya laptonya sudah tidak di pakai kan?, “kalau sudah tidak di pakai aku ambil ya. Nis-Nis pun kembali masuk kedalam kamar dan mengambil laptop Edo yang kemarin ia pinjam. Banyak kata-kata yang ada di benak Edo namun entah apa yang terjadi kata-kata itu seakan terkunci rapat di bibirnya. Mereka saling memandang dan kemudian merunduk lagi. Setelah itu ada anak yang diantar ibunya yang mau les dirumahnya Nis-Nis. Mereka menunggu di luar sepertinya ia sudah tahu jika didalam ada tamu. Kemudian Nis-Nis merapikan ruang tamu dan Edopun membantunya untuk menata meja les yang tertumpuk di sudut ruang tamu.

Setelah semuanya rapi, Edo meminta pamit karena tidak enak sudah ada anak les yang datang. Saat itu Edo berdiri dan Nis-Nis pun berdiri saat Edo mengucapkan pamit, “ sudah ya semuanya akan baik-baik saja kok, aku pamit dulu ya, sudah ada yang menunggu tu di luar” kata Edo kepada Nis-Nis. Merekapun berjabat tangan, kemudian Nis-Nis menyandarkan tubunya kepada Edo dengan meneteskan air mata Nis-Nis memeluk erat Edo. Pelukan terakhir untuk mengakhiri kisah yang sungguh sulit yang harus mereka lalui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun