Mohon tunggu...
Sukmawati Gultom
Sukmawati Gultom Mohon Tunggu... Penulis - Mintalah maka kamu akan diberi, carilah maka kamu akan mendapat dan ketoklah maka pintu akan dibukakan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

God is Love

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Serunya Destinasi Clickers Jelajahi Jakarta Utara

16 Juli 2019   20:44 Diperbarui: 17 Juli 2019   06:35 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tau dong cerita tentang Sipitung? Pastinya iya... terlebih mereka yang memang warga Betawi. Sipitung bukan sekedar legenda tapi sejarah sudah mencatat sosoknya, sepak terjangnya pun baik tentang riwayat hidupnya, petualangannya, juga kematiannya.

Sipitung yang lahir tahun 1866 di Pengumben sebuah desa di Rawa Belong Jakarta, anak dari pasangan Bapak Piung dan Ibu Pinah. Masa kecilnya dihabiskan di Pesantren, selain mengaji juga belajar silat. Meninggal tanggal 14 Oktober 1893 di Tanah Abang Jakarta, konon  Sipitung adalah seorang bandit atau penjahat pada abad  ke-19 di Batavia, Hindia Belanda. Dia kerap merampok rumah rumah tuan tanah yang kaya raya kemudian hasil rampokannya dibagi bagi kepada rakyat miskin hingga dia pun dijuluki jagoan yang baik hati atau Robin Hood dari Betawi.

Sempat menjadi buronan kelas kakap polisi kolonial pada masa itu karena ulahnya yang merampok tadi, namun Sipitung sering meloloskan diri dari kejaran polisi, hingga di kalangan warga Betawi mengatakan kalau Sipitung memiliki kekuatan supranatural atau dikelilingi kabut mitos. Hingga kabar kematiannya pun berkembang penuh mitos.

Kematian Sipitung langsung dilupakan orang--orang Belanda, tidak dengan Indonesia, kisah Sipiitung tetap dikenang lewat lenong maupun Film juga rumah peninggalannya yang menjadi museum dan tempat destinasi yang kerap dikunjungi masyarakat baik masyarakat lokal atau luar.

img-20190717-062716-5d2e5e73097f3617ed4c83c2.jpg
img-20190717-062716-5d2e5e73097f3617ed4c83c2.jpg
Begitu juga halnya dengan pantai Marunda, salah satu pantai dari sekian banyak pantai di Indonesia yang memiliki banyak kisah sejarahnya. Pantai Marunda kala itu menjadi gerbang utama dari salah satu pedagang Hindia Timur atau VOC untuk memasuki Batavia yang sekarang namanya menjadi Jakarta, yang memang tak jauh dari kediaman Sipitung di daerah Cilincing Jakarta Utara perbatasan dengan Bekasi. Dan kisahnya... Pantai Marunda pada tahun 1970 sempat menjadi icon unik bagi wilayah Bekasi dan sekitarnya.

Tak cukup mendengar kisahnya, ingin melihat secara langsung rumah Sipitung Jawara Betawi itu, maklum karena memang belum pernah ke sana sama sekali. Kebetulan Clickkompasiana pun mengadakan jalan-jalan seru ke rumah Sipitung dan Pantai Marunda pada Sabtu, 13 Juli lalu, nah selagi ada kesempatan... kenapa tidak diambil, saya pun tertarik dan ikut.  

Janjian sama clickers lainnya di stasiun Kota tepat pukul 14.00wib pada tanggal yang sudah ditetapkan oleh sang ratu Kak Muthiah. Saya sempat berpikir, apakah waktu saya keburu atau tidak, karena paginya saya pun punya acara di Museum Istana Kepresidenan Bogor, apa???

img-20190716-105053-5d2db644097f366f4c6e3e42.jpg
img-20190716-105053-5d2db644097f366f4c6e3e42.jpg
Ternyata iya saya pun tiba tepat waktu di stasiun kota, karena sejujurnya saya tidak ingin membuat orang kecewa, begitupun sebaliknya.

Di stasiun Kota sudah ada Kak Muthiah, Mba Okti beserta anak dan suaminya, Pak...siapa ya, haduh maaf saya lupa, maklum baru jumpa. Saya pun mencari sosok Mba Annisa yang baik banget sama saya, setelah Kak Muthiah, aseek.... 

Konon Annisa lagi meeting sama temannya, wih... memang luar biasa ya Annisa...banyak job. Rupannya masih ada yang ditunggu lagi lagi Mba Windhu.... sementara clickers lainnya menunggu di tempat berbeda seperti Mas Bowo dan yang lainnya.

Selang beberapa lama yang ditunggu pun akhirnya muncul. Kami pun melanjutkan perjalan kembali naik KRL jurusan Tanjung Priuk. Di KRL Mba Windhu berkelakar,  katanya saya kok jadi mirip Pak Yon Bayu, haduh... ada ada saja iya. Waktu di Cisarua beberapa waktu lalu, saya dibilang mirip mba Annisa. Mba Windhu, nanti kalau ada acara seru seruan saya akan bilang ke pak Yon Bayu, kamu tak diajak. Haha......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun