Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kawin Kontrak Pelindo dan KAI

15 September 2015   06:11 Diperbarui: 15 September 2015   07:17 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Oleh: Akhmad Sujadi

Managemen Pelindo II dan PT. KAI telah bertemu untuk membicarakan nasib rel ke Pelabuhan Tanjungpriok yang dibeton. Setelah dimediasi Kementerian Perhubungan, Pelindo II sepakat mengaktifkan kembali jalur kereta di Pelabuhan Tanjungpriok. “Jadi kereta barang di pelabuhan. Kira-kira 3 minggu lalu pertemuan di Kemenhub antara Pelindo II dan KAI. Mereka sudah sepakat,” ujar Menhub Ignasius Jonan di Jakarta, Sabtu (12/9), Berita Trans (13/9).

Akses rel ke pelabuhan tidak perlu membangun lagi, Cuma menggali rel yang sudah dikubur beberapa tahun silam. Seiring semakin macetnya jalan raya dan makin sibuknya lalu lintas peti kemas, pelabuhan membutuhkan kehadiran  kembali rel KA ke pelabuhan. Satu-satunya jalan untuk menghidupkan kembali rel KA ke pelabuhan, pengelola kereta api (PT. KAI) dan pengelola Pelabuhan Tanjungpriok, Pelindo II harus bersatu, bekerjasama karena dua kepentingan berbeda harus disatukan, untuk meningkatkan kelancaran arus barang ke pelabuhan.

Pelindo II membeton rel KA ke pelabuhan beberapa tahun silam untuk menciptakan bisnis agar truk-truk, forklif,  biaya handling dapat masuk ke kantong anak perusahaanya. Maka KA cukup sampai di Stasiun Paoso kurang lebih 2,5 km ke dermaga pelabuhan. Untuk mendobrak hal ini Menteri Kordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli membuka beton yang mengubur rel KA. Momen 10 September 2015 menjadi moment kemenangan bagi perkeretaapian karena rel KA akan kembali tersambung hingga dermaga.

Ketakutan Pelindo II akan kehilangan bisnis truk dan handling harus segera dikubur. Maknai secara positif pembukaan jalur KA ke pelabuhan.  Bermitralah dengan sesama BUMN, PT. KAI sebagai operator transportasi KA. Yakinlah kehadiran rel KA ke Pelabuhan Tanjungrpiok tidak akan menggerogoti bisnis Pelindo II. Ambil peluang dibukanya rel ke Pelabuhan Tanjungpriok. Konsep bersama dan dukung untuk percepatan pembangunanya. Bikin konsep pola operasi dan terakhir bagaimana kontribusi dan sharing pendapatan.

Hadirnya rel ke Pelabuhan Tanjungpriok sulit ditolak dan jangan ditolak. Era keterbukaan dan era demokratasisi tak mampu membendung ego sektoral suatu korporasi. Saatnya BUMN bersinergi untuk membangun negeri. Kubur mimpi masa lalu. Mimpi dan wujudkan masa depan yang lebih baik, membuka akses rel ke pelabuhan untuk memperlancar arus barang, menekan dwiling time, menekan biaya logistik yang harus dilakukan bersama-sama antara pengelola pelabuhan, pengelola KA dan Kementerian Teknis dan kordinator di bidangnya.

Bagiamana agar kawin kontrak antara Pelindo II KAI itu dapat meningkatkan kapasitas angkut dan tidak sebaliknya menambah kemacetan di pelabuhan? Ada beberapa potensi yang dapat dijadikan landasan untuk pegembangan.  Belanda telah membangun rel ke Pelabuhan Tanjungpriok beserta depo-depo dan akses pendudkung untuk memperlancar arus barang. Salah satunya Stasiun Jakartagudang atau Kampungbandan di Jakarta utara.

Dulu jalur ke Tanjungpriok mulai Stasiun Ancol terdiri 5 jalur kereta, 2 jalur melayani ke Stasiun Kemayoran-Pasarsenen-terus ke lintas Jabar, Jateng, Jatim. Dua jalur melayani Jakartakota-Tanjungpriok dan 1 jalur melayani jalur Jakartagudang/Kampungbandan-Tanjungpriok. Seiring dimatikanya jalur KA di Tanjungpriok, secara otomatis rel KA ke Tanjungpriok mati. Waktu itu lahan bekas rel ditempati warga untuk tempat tinggal. Namun rel KA telah bersih dari bangunan liar. Sehingga akses ke pelabuhan sudah membaik.

Pada tahun 2012 jalur kereta dari Kemayoran ke Tanjungpriok sudah difungsikan 2 jalur. Sebelumnya hanya 1 jalur meskipun ada 2 rel.  Perbaikan rel Tanjungpriok-Jakartakota juga telah selesai. Tinggal mengaktifkan rel KA Tanjungpriok-Jakartagudang. Bila akan menghidupkan kembali di jalur ini maka rel KA dari Ancol ke kampunbandan harus dibuat jalan layang karena kondisi sungai dan jalan raya di perempatan Ancol sulit untuk dikembalikan pada posisi semula.

Pembangunan jalur Tanjungpriok-Jakartagudang oleh Belanda dimaksudkan sebagai jaur langsir, yang berfungsi mengangkut petikemas ke berbagi tujuan. Sedangkan fungsi Stasiun Jakartagudang adalah untuk menyortir peti kemas sesuai tujuan. Sehingga KA dari  Pelabuhan Tanjungpriok akan lebih cepat muat bongkarnya karena dukungan Stasiun Jakartagudang atau Kampungbandan.

Untuk meningkatkan kinerja muat bongkar dan kelancaran arus peti kemas ke pelabuhan, stasiun-stasiun di sekitar Tanjungpriok mutlak harus dibenahi dan difungsikan lagi. Rel KA antara Ancol-Tanjungpriok di jalur 5 masih tersisa jembatan-jembatan sebagai saksi bisu perkeretaapian. Beda dengan rel KA didalam Pelabuhan Tanjungrpiok yang diurug beton, rek KA dari Jakartagudang ke Tanjungpriok hanya diurug tanah ditanami pohon dan ada pula rel yang sudah dibangun hotel di Pademangan, mau tidak mau suka tidak suka, untuk kepentingan yang lebih besar, rel KA harus dihidupkan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun