Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Beroperasinya Terminal Pulogebang dan Keluhan Perantau dari Jawa

1 Maret 2017   20:59 Diperbarui: 2 Maret 2017   06:00 2551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pulau Gebang terkenal dengan terminal bus-nya yang modern dan masih sepi.  Bantar Gebang terkenal tempat pembuangan sampah dan selalu ramai dengan truk sampah dan para pemulungnya. Dua kata gebang di belakang Pulau dan Bantar sering memberikan konotasi negative terhadap Terminal tipe A di DKI Jakarta, Terminal Pulau Gebang, terlebih bagi mereka yang menjadi repot dengan kehadiran terminal bus antara kota yang megah, modern dan menjadi penumpang bus antar kota tujuan Jawa tenga, Jawa Barat dan Jawa Timur merasa terpinggirkan.

Bus merupakan sarana  transportasi yang mudah dibelokkan ke mana sopir atau pemilik atau petugas menginginkan menuju ke lokasi tertentu. Bus menjadi angkutan umum fovorit masyarakat Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk menuju Jakarta. Sepanjang malam bus-bus dari Jatim, Jateng dan Jabar merajai jalur Pantura, jalur tengah dan jalur selatan Jawa. Mereka umumnya tiba di Jakarta malam, dini hari  atau pagi hari.

Mereka menuju berbagai tujuan ada yang ke Bogor, Depok, Bekasi, Tangerang, Pasarkemis, Kalideres, Pemuda, Slipi, hingga daerah kantong-kantong penumpang tempat usaha warga perantauan di Jakarta. Mereka terbiasa dekat dengan bus pemberangkatan dari daerah mereka sendiri.  Angkutan Bus merupakan angkutan paling praktis disbanding kereta api amupun pesawat udara.

Angkutan Bus memungkinkan  berangkat dari daerah tempat tinggal warga di kampung-kampung yang dekat dengan terminal bus. Terlebih agresifnya pemasaran bus dalam menarik minat penumpang, mereka   mudah mendirikan  agen-agen yang dekat dengan  komunitas daerah dalam terminal pemberangkatan maupun tujuan.

Belakangan banyak gerutu melekat di telinga penulis dari obrolan didalam bus selama perjalanan. Penulis yang juga langganan bus malam Jakarta-Purwokerto atau sebaliknya. Tempat turun di Terminal Pulau Gebang sungguh jauh dari sebelumnya di Grogol atau Pemuda  yang tinggal naik ojek, bajaj atau taksi dengan ongkos maksimal Rp 25 ribu. Mereka para penjemput juga repot karena jauh dan sulit menuju Pulau Gebang.

Meskipun demikian, nasi sudah menjadi bubur Terminal tipe A di Jakarta Timur sudah siap digunakan. Satu-satunya cara memaksa perusahaan Otto Bus menjalani trayek awal dan akhir di Terminal Pulau Gebang. Selain memaksa perusahaan Otto Bus dan muatnya naik dan turun di Terminal bus modern ini, Dinas Perhubungan juga menyiapkan angkutan malam hari. Bus Trans Jakarta beroperasi 24 jam dengan berbagai tujuan melalui tempat-tempat transit dan berganti kendaraan.

Pertamakali mencoba akan turun di Pulau Gebang rasa ragu menyelimuti dalam perjalanan. Apalagi bus tiba pukul 01.30 dini hari. Bagi kaum penglaju laki-laki dini hari dan jauhnya terminal ke tujuan akhir penumpang tidak masalah. Namun bagi orang tua, wanita atau keluarga yang repot membawa anak sangat repot dan takut. Terminal yang besar, luas dan sepi membuat miris kaum wanita pengguna bus. Mereka pun memilih menunggu siang karena penjemput juga jauh dan memerlukan waktu dan biaya menuju Terminal Pulau Gebang.

Trans Jakarta Jadi Pilihan

Bagi penglaju berangkat Jumat pulang Ahad (PJKA), komunitas ini tidak khawatir dengan pengalihan akhir dan keberangkatan  bus ke Terminal Pulau Gebang, mereka umumnya kaum muda, tidak repot dan tidak membawa barang bawaan. Mereka juga umumnya tahu jalan di Ibu kota, jalur atau trayek bus. Hal paling krusial ketika memilih angkutan untuk ke tujuan. Banyak pilihan, taksi, bajaj, ojek, angkot, Metro Mini atau bus Trans Jakarta. Mereka memilih moda sesuai dengan tujuan dan ketersediaan angkutan umum.

Bagi mereka yang kos atau tinggal didalam kota dan ada jalur  Trans Jakarta tidak sulit, busway menjadi pilihan utama. Dengan tarif hanya Rp 3.500,- penumpag bisa menuju halte terjauh cukup dengan transit di beberapa tempat. Pulau Gadung, Harmoni atau menyambung lebih jauh lagi ke kalideres atau daerah lainnya.

Trans Jakarta dengan jalur khusus merupakan angkutan tercepat, termurah dan saat ini paling aman untuk menuju dan dari Terminal Pulau Gebang ke daerah didalam kota. Sedangkan angkutan umum lainnya yang masih compang camping perlu pembenahan serius pemerintah, baik pusat maupun Pemprov DKI Jakarta. Pulau Gebang? Siapa takut?  ***

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun