Membaca mungkin kata yang sederhana namun sering kali susah untuk dilakukan oleh setiap orang. Membaca mungkin kegiatan yang mudah dilakukan namun sering kali susah untuk dijadikan kebiasaan. Selain itu, banyak orang sukses dan cerdas karena kecintaan mereka membaca buku karena membaca menambah wawasan berpikr manusia.
Menyadari pentingnya membaca di atas, empat tahun lalu, tepat hari ini (30/08/17) pemerintah provinsi Maluku, melaui Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku saat itu, Roos Far-Far secara resmi meluncurkan Gerakan Maluku Gemar Membaca (GMGM) di Islamic center Ambon. Peluncuran ini merupakan tindak lanjut dari Gerakan Indonesia Gemar Membaca (GIGM) yang terlebih dahulu diresmikan oleh manatan Wakil Presiden RI, Boediono pada bulan Oktober 2011.
GIGM bertujuan memperkenalkan dan mempublis perpustakaan di seluruh Indonesia dalam rangka mendongrak posisi Indonesia yang berada pada rangking tiga terbawah negara yang warganya malas membaca. Sebagai kelanjutran GIGM di daerah, GMGM hadir sebagai upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan minat baca masyarakat Maluku terutama anak-anak usia sekolah sekaligus untuk mengenalkan dan menumbuhkan rasa cinta untuk perpustakaan.
Setelah empat tahun bergerak, apakah GMGM mampu menghadirkan perubahan atau malah hanya menguap menjadi sebuah mimpi? Harapan tentu saja harus digejot melalui sebuah usaha yang konsisten, dan bukan sebatas ceremonial (hanya peluncuran kemudian selesai).
Sedikit berspekulasi dengan angka, menurut survey yang dilakukan UNESCO paling tinggi sebesar 0,01 persen angka minat baca di Indonesia. Selain itu, paling sedikit 94 persen masyarakat Indonesia gemar menghabiskan waktu di depan televisi daripada membaca. Angka-angka tersebut secara gamblang menghadirkan kesimpulan dihadapan kita bahwa konten TV lebih menarik perhatian masyarkat Indoesia daripada isi buku.
Oleh karenanya, untuk menumbukan kegemaran masyarakat untuk membaca kosekuensi logisnya ialah adanya buku-buku ringan (mudah dipahami) dan mampu menarik perhatian pembaca, seperti kumpulan puisi, cerpen, novel atau buku-buku lainnya. Sehingga selera membaca masyarakat akan meningkat.
Buku-buku yang tersedia sebagian besar berasal sumbangan para pecinta literasi yang berasal dari luar maupun kota Ambon. Selain itu terdapat juga koleksi pribadi milik penggiat (baca; pelapak) arus_balik yang turut meramaikan koleksi buku arus_balik.
Tidak hanya menerima donasi dan menyediakan buku gratis untuk dibaca, beberapa waktu lalu --tepatnya pada 12/08/17 dalam suasana kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-72, melalui laman Instagramnya, lapak baca yang memiliki tagline "an interlude place" Â mengadakan lomba menulis puisi yang berhadiah buku-buku koleksi Arus Balik bagi para penulis yang berhasil terpilih. Penyerahan hadihah dilakuakan pada Ahad, 20/0817 bertempat di tribun Lapangan Merdeka Kota Ambon (titik lebur pelapak dan pembaca).
Tidak hanya menggiatkan membaca, arus_balik diam-diam memiliki misi besar untuk membuat warga Ambon untuk mulai mencintai menulis, sebab pepatah mengatakan "dengan membaca kamu akan mengenal dunia, namun dengan menulis kamu akan dikenal dunia".