Mohon tunggu...
Asep Sudrasyah
Asep Sudrasyah Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Membaca teks dan konteks

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Pergi

27 April 2013   13:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:31 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gerimis yang menyisir jendela kamar

tiba-tiba menghujan semakin deras

menghentakan jiwa

***

Langit pun mendung

Yang berduka pun mulai larut

dalam relung kesedihan

***

Seperti mimpi …

baru saja kemarin,  gambarmu

putih bersih di layar kaca,

mengurai tawa, mengunggah rasa

***

Tak ada tanda tanda

Akan ada derai air mata bercerita

satu demi satu  kebaikan yang ditanam,

Yang membangkitkan ribuan langkah kaki kaki lunglai

menghantarkan kepulangan

sebagai prasasti kebaikan

***

Begitulah Tuhan bekerja

Menyembunyikan tujuan

yang sulit diurai nalar

Hanya iman berasakan  hikmah terdalam kematian

bagi mereka yang ditinggal

***

Yang pergi, biarlah pergi

menjadi cermin kehidupan

di masa depan

***

(26 April 2013, Gumilangsari, Bandung)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun