Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

[BanciPilpres] Balada Mencari Saksi Partai Untuk TPS Pemilu Nanti

17 Maret 2019   23:31 Diperbarui: 17 Maret 2019   23:50 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SUMBER GAMBAR ; https://int.search.myway.com/search/AJimage.jhtml?&enc=0&n=783aa981&p2=%5EBXR%5Exdm131%5ETTAB02%5Eid&pg=AJimage&pn=1&ptb=496F080B-494E-4094-AB4A-9583D2891B56&qs=&searchfor=Gambar+TPS+Pemilu&si=2495&ss=sub&st=tab&tpr=sbt&trs=wtt&imgs=1p&filter=on&imgDetail=true

Sebagai ketua ranting sebuah partai, kami mulai sibuk mempersiapkan perlehatan akbar tanggal 17 April 2019, nanti. Mulai dari menyusun strategi pemenangan partai, menyiapkan saksi untuk setiap TPS yang ada di wilayah kami.

Ternyata tidak mudah untuk mencari simpatisan buat mendukung para caleg yang jumlahnya berjibun. Bayangin aja, mulai dari caleg DPRD ll. DPRD I, sampai DPR-RI.  Untuk DPRDII saja satu partai  sudah bersaing ketat melawan temannya sendiri untuk bisa duduk di kursi dewan. Karena dari 20 caleg dalam satu partai, hanya beberapa orang saja yang berhak duduk di kursi dewan. Demikian juga untuk DPRD II bahkan DPR-RI. Semua bersaing ketat. Belum lagi persaingan caleg antar partai yang ada di wilayah Dapil yang sama.

Dikira hanya caleg aja yang pusing, kami yang menjadi pengurus ranting juga sibuk dan pusing. Belum lagi ulah masyarakat pemlih yang mulai jual mahal hak suaranya. Bagaimana hasil kerja calegnya nanti, bagi mereka sering tak dipedulikan, yang penting " mana yang kasih amplop aku terbanyak", itu sudah menjadi rahasia umum. Walaupun jelas-jelas politik uang telah dilarang. Tapi apa kata mereka " Kapan lagi bisa menikmati uang mereka , kalau bukan sekarang". Mana mau ikut kumpul-kumpul tanpa ada uang saku, karena sudah rugi waktu, ongkos transport dan juga perhatian, " Wajar dong kalau kami juga mendapatkan uang saku, toh calegnya kalau jadi juga punya banyak duit," Begitu kata mereka.

Giliran kami sebagai pengurus ranting, yang juga sibuk dan pusing untuk mendapatkan saksi. Karena dari anak-anak  muda yang kami tawari,  main jual mahal juga. Belum-belum sudah tanya " Barapa uang sakunya nanti", rupanya mereka juga mendapat tawaran  menjadi saksi dari partai lain juga, jadi mana yang lebih besar memberi uang sakulah yang mereka pilih. Bukan lagi soal loyalitas .

Yang lucunya lagi, ada seorang muda yang kami tawari untuk menjadi saksi, yang di FB nya, dia pendukung capres B, padahal partai kami adalah pendukung partai A. Dia menimbang-nimbang sambil bertanya, besaran  uang saku saksi dari partai kami. Setelah kami sebutkan sekitar nominalnya, dia langsung bertanya.: " Terus, saya harus pilih caleg  dan capres dari partai ini juga!".   " Ya, iyaalah...mosok kamu saksi partai kami, mau pilih partai yang lain, gak lucu dong..". Demi uang, akhirnya dia rela juga  melepas capres pilihannya yang sudah digembar-gemborkan  di FB bela capresnya mati-matian. Naaa...lucu kaan...

Karena pengalaman pada Pemilu 2014 lalu, kelihatan banget warga yang datang dan jelas-jelas meminta amplop, tapi ternyata mereka tidak memilih caleg yang memberinya. Dengan mengecek dan menghitung surat suara di TPS tempat yang bersangkutan menyoblos, akan kelihatan siapa yang konsisten siapa yang tidak.

Pengalaman juga di PILKADA tahun kemarin, calon bupati dari partai kami, benar-benar tak berkutik melihat calon dari partai lain yang sangat bermanuver sekali dalam bagi-bagi duit. Dan hasilnya pun bisa ditebak dan dibaca. Jadi calon dari partai kami, lebih baik tidak rugi banyak dari pada setengah-setengah, udah keluar duit tapi tetap gak jadi., atau tidak usah keluar uang sama sekali dan gak jadi.

Maaf , ini sekedar uneg-uneg saja, karena cintaku pada bangsa ini , agar Pemilu sukses tanpa menghambur-hamburkan banyak uang yang tak layak. Eh...bagaimana kalau menurut anda, bila anda yang jadi calegnya...karena terbukti tanpa uang, susaah untuk bisa duduk di kursi dewan...apalagi di masyarakat yang sudah terlanjur suka dengan duit...

Terima kasih, sekedar meramaikan event Penatajam tercintaa...saja...jangan diambil hati..

sumber gambar : Kompasiana
sumber gambar : Kompasiana
Kudus, 17 Maret 2019

Dinda Pertiwi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun