Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Wisuda, Awal atau Akhir Perjuangan Mahasiswa?

2 September 2018   10:22 Diperbarui: 4 September 2018   07:22 3434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: shutterstock

Setiap mahasiswa setelah melalui proses belajar mengajar dengan tempaan lahir batin, perjalanan selama 8 (delapan) smester dilalui penuh warna, rasa, sampailah pada tahap wisuda suatu prosesi formal dengan atribut khas jubah, toga, samir, pin, ijazah dan transkrip nilai.

Wisuda sebagai pelepasan para sarjana baru yang telah menyelesaikan proses perjuangan, melewati berbagai tantangan dan hambatan serta harapan. Rasa bangga, lega, ceria, plong, terbebas, terlepas dari kegiatan kuliah dan tugas dosen terpancar di wajah setiap wisudawan/i.

Menyandang gelar sarjana bidang ilmu yang digeluti dengan segala kewajiban dan hak yang melekat, sebagai pertanggungjawaban kepada orang tua yang telah menjadi sponsor tunggal selama kuliah. 

Memberi bekal ilmu, bagi orang tua lebih bermanfaat daripada meninggali harta benda yang cepat habis kalau tidak bisa mengelolanya.

Ilmu yang dimiliki untuk masuk di dunia kerja, mempunyai nilai ekonomis yang dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membeli harta benda yang dibutuhkan.

Wisuda adalah akhir perjuangan sebagai mahasiswa, dan awal perjuangan sebagai warga negara untuk memasuki dunia kerja yang nyata, riil, dengan tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Untuk menang dalam persaingan modalnya bukan hanya mengandalkan ijazah dengan prestasi akademik "cum laude", namun modal soft skill, juga dibutuhkan. 

Diakui, untuk sampai fase wisuda ada proses perjuangan yang tidak ringan, perlu tekad, niat membaja dalam menghadapi persoalan selama menjadi mahasiswa. Bukan sekadar prestasi akademik dan ilmu yang mengasah kenalaran dalam berpikir dan bertindak, prestasi non akademik, lingkungan yang menempa mewarnai sikap, perilaku, para wisudawan. 

Perjalanan panjang telah dilalui mahasiswa dalam menjalani kehidupan di kampus dengan kegiatan yang menyita waktu, energi, dana, dan pikiran. Diiringi gelak tawa, bahagia, derai air mata, rasa pilu, sendu menghadapi persoalan yang dihadapi selama kuliah. Semuanya itu menjadi kenangan indah terukir di memori dan sanubari yang suatu saat nanti akan membuka kenangan pada saat acara pulang kampus (reuni). Sungguh sangat menyenangkan dan membanggakan, walau sederet jabatan, pangkat, gelar melekat, semua akan terlepas saat acara reuni.

Proses perjuangan sudah dimulai sejak menyandang status mahasiswa baru, diawali pengenalan kampus, kuliah, mengerjakan tugas dosen, UTS, UAS, KKN, membuat proposal, menulis skripsi, semua itu dengan lika liku, usaha, kerja keras, dan doa restu dari orang tua yang mengalir setiap saat. 

Kerja keras tidak pernah mengkhianati, hasilnya adalah kelulusan dengan indeks prestasi cum laude, sangat memuaskan, memuaskan, lulus tepat waktu sebagai buah yang dapat dipetik dan dinikmati.

Apapun hasilnya, merasakan wisuda yang disaksikan orang tua, kerabat, teman seperjuangan adalah sesuatu yang patut dibanggakan, rasa lega, terbebas dari rutinitas kuliah dan tugas dosen yang kadang penuh dengan perjuangan untuk memahami ilmu yang dipelajari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun